Friday, 20 December 2013

There's A Place Called Home

Pindah rumah ??

Rrr...sebenarnya bukan. Tapi sebenarnya iya.

Karena dalam Bahasa Indonesia, terjemahan untuk "house" dan "home" sama, RUMAH. Jadi agak rancu untuk menjelaskan bahwa "There's A Place Called Home" is not "There's A Place Called House"

Yep, I move to a new place which is not a landed house, but an apartment unit. Secara keamanan, tempat parkir, tempat makan, kualitas bangunan, kualitas layanan, semuanya lebih memuaskan daripada apartemen lama. Yang gak memuaskan cuma biaya sewanya jauh lebih mahal, dan jalan ke kantor jadi lebih jauh untuk ukuran anak manja dan males kayak saya :)

Jadi kalo sebelumnya saya bisa bangun jam 7 teng, sekarang saya harus bangun jam 6.30, 6.45, atau mungkin 6.15.

Ini beberapa penampakan rumah barunya...

kolam renangnya....belum sempat nyobain T_T

waktu masih kosong ^_^

waktu ada badai di kejauhan.....


Pindahan di bulan Desember, tiba-tiba keinget sama lagu-nya Christmas Carol yang 1 ini. Langsung deh kebayang kalo someday punya rumah sendiri, bukan ngontrak, dengan perabotan yang lebih lengkap dan gak ala kadarnya seperti sekarang, ada pernak-pernik Natal, ada pohon natal, dan tentunya....anak-anak  >_<

 There's a place called home
 I can almost see, with a red front door, and
 A roaring fire, and a Christmas tree.
 Yes, a place called home
 Full of love and family,
 And I'm there at the door
 Watching you come home to me.

 Through the years
 I'll recall this day

 In your arms
 Where I finally found my way

 To a place called home
 And a life for two

 You'll have everything
 You could ever want

 All I want is you

 And a place called home
 You and I will always be

 In the dark of the night
 Let your heart come home
 To me


 Through the years
 I recall this day

 In your arms
 In your arms
 When I finally found my way

 To a place called home
 And to life with you
 Where the days are long
 And the love is strong
 And the dreams are true
 And the dreams are true

 To a place called home
 You and I will always be

 Always be
 In the dark of the night
 Let your heart come home
 To me


 To the place in my heart
 Where you're always home
 With me


Friday, 6 December 2013

Antara Jujur, Polos, dan Straightforward

Kalau ada temen aku yang bilang, "Ya ampunnn....kamu jujur banget sih !"
atau "Kamu paling gak bisa bohong ya ? Jadi orang kok polos banget !"

Sebenernya aku sudah nggak kaget lagi.

Yap, aku udah tau dan sadar sepenuhnya sama sifatku yang satu ini.
Jujur aja, aku paling gak bisa nahan apa yang ada di pikiranku. Rasanya kalo gak diutarakan, aku bisa mati gak tenang. Dan...parahnya, makin akrab aku dengan seseorang, makin jujurlah aku mengutarakan apa yang aku pikirkan.

Jadi, gak heran kalo kadang beberapa di antara temen aku merasa tersinggung, ngambek, atau marah. Ada yang semenit, ada yang beberapa jam, ada yang berbulan-bulan, dan ada yang bertahun-tahun alias kita udah gak temenan akrab lagi. See ? From "bestfriend" become "acquaintance" !

Tapi banyak juga kisah lucunya.

Misalnya waktu mantan kolegaku berinisial J mengambil jajanan dan persediaan makanan punya orang lain, seakan-akan dia ikutan beli - padahal mah enggak hahahaha - aku langsung bacot dengan nada polosku yang paling ajib mengutarakan pertanyaan retoris kenapa kok dia gak sungkan-sungkan ambil jajanan itu. Dannn....ternyata efeknya lebih dasyat daripada perkiraanku ! Aku pikir dia bakal cuek aja, ternyata dia merasa "Mak JLEB" hahahaa....
Untungnya dia gak marah dan langsung sadar diri. Soalnya yang jajanannya diambil ikhlas sih...jadi buat apa marah-marah ? heheeee...

Kejadian lucu lain, kalo diceritain satu-satu bakalan panjang, jadi aku tulis poin-poinnya aja :

- Sama orang di kantor yang suka bluffing tentang gaji, aku sindir aja kenapa dia mau pindah ke perusahaan yang ngasi gajinya kecil
- Sama orang yang bau ketek, aku suruh aja orang lain cium keteknya --> yang mengagetkan, korbannya beneran ada ! Seperti apakah baunya ? Wallahu a'lam pembaca.....
- Sama orang yang mukanya jutek melulu, aku sukurin
- Sama orang yang ngaku toketnya besar, aku lemparin beha-nya yang berbusa tebal, lumayan ada bahan bully-bully soalnya sebelum itu aku yang selalu dibully olehnya alias dia suka remes-remes tetek orang. NYEBELIN BANGET !!

Tapi gak semua tindakan straightforward-ku berakhir menggelikan, ada juga yang berakhir tragis.

Waktu SMP masa-masa ababil, aku bertengkar sama bestfriend sejak SD, dan kami pun gak saling bicara selama berbulan-bulan. walaupun akhirnya aku minta maaf, tapi hubungan kami sudah gak bisa kayak dulu lagi.

Belakangan ini juga karena teguranku sama seorang temen, dia jadi diemin aku. Mungkin untuk selamanya tapi mungkin juga tidak. Wallahu a'lam.... Yang jelas aku sudah pernah inisiatif mengajak komunikasi, tapi gak ditanggepin. Ya sudah, aku gak akan mengemis-ngemis kayak suamiku. Soalnya sebelum itu, suamiku juga sempat gak enakan sama orang tersebut, tapi suamiku ngalah dan mencoba berkali-kali berkomunikasi lagi. Sayangnya, ego-ku jauh lebih tinggi dari suamiku, jadi apa yang dilakukan suamiku itu gak akan pernah aku lakukan.

Tapi, jika ditelusuri lebih lanjut lagi, gak semua yang aku pikirkan, serta merta aku ungkapkan.

Misalnya nih...

Ada temen kuliah S2 yang sukanya pamerrrrr melulu, mungkin karena dia merasa kaya. Beliin kado ultah maminya berlian, dipost di fesbuk. Beli ini beli itu punya ini punya itu dipamerin melulu. Okelah...bilang aja aku sirik karena tak mampu haahaaa....tapi yang bikin aku gregetan banget, pernah suatu kali dia mau nyumbang panti asuhan, foto sumbangannya diupload di Instagram. Emang sih itu harta dia, bukan urusan aku. Tapi rasanya pengen banget komen gini :
"Menyumbang itu baik, tapi alangkah lebih baiknya kalo kebaikan yang kita lakukan gak di blow-up. Kalo gak gitu, apa bedanya kita dengan orang Farisi dan Saduki ? Biarlah hanya Tuhan yang tau ketulusan hati kita"

Yah, tapi hal itu gak aku lakukan, karena kemungkinan dia tersinggung LEBIH BESAR daripada kemungkinan dia mengamini.

Peristiwa lain, ada orang yang hobiiiii banget kirim gambar cewek-cewek sexy dan cantik ke contact bbm dia, termasuk ke bbm nya suamiku. Soalnya aku kan suka iseng baca-baca bbm suamiku, jadinya aku sering liat kelakuan temennya yang suka kirim gambar-gambar cewek. Aku pengennnn banget bilang gini :
"Kamu udah bosen yah sama cewek kamu ? Katanya sayang, tapi masih memimpikan cewek laen. Kasian aku sama cewekmu !"

Yahhh...tapi itu juga gak aku lakukan. Seberapa pun memuakkannya sikap cowok itu, aku tetap mengasihani dirinya.

Itulah sebabnya postingan ini muncul, karena seperti yang aku bilang sebelumnya, kalo gak diutarakan aku bisa mati gak tenang. Jadi daripada mengendap berjamur, lebih baik aku utarain di blog aja heheheheee....

Kira-kira siapa lagi ya yang bakal jadi korban kalimat "polos" ku ?

*wink-wink*

Thursday, 17 October 2013

I Failed

Saya nggak sadar kalau ternyata tanggal 7 September 2013 kemarin, lomba menulis 7 deadly sins udah diumumin 20 besar karya terbaik, dan tanggal 7 Oktober 2013 akhirnya terpilih 7 pemenang utama.

Memang sih saya gak terlalu berharap banyak bakal menang mengingat ini pertama kalinya saya bikin cerita panjang, saya pikir saya akan cuek-cuek aja mengetahui karya saya gak masuk ke daftar itu, tapi ternyata ada sedikit rasa kecewa *ya iyalahhh...hello ?

I failed.

Sudah bertahun-tahun saya lupa rasanya ikut kompetisi dan gagal.
Sekarang jadi ingat lagi, waktu SD hampir setiap minggu ikut lomba gambar, kalo menang dapet piala ya syukur, kalo gak ya udah. Minggu depan akan ada kompetisi lain.

So...

Kayaknya saya HARUS KUDU SHOULD MUST beli novel Indonesia deh....
Kalo dipikir-pikir, saya hampir ga punya satu pun novel asli Indonesia, semuanya novel terjemahan, gimana bisa menguasai medan perang dan menang ???

My next project should be better than this :)

Wednesday, 16 October 2013

Tadaaa....New Skin From Me to Me !

Akhirnya....setelah sekian lamaaaaaa kepengen bikin skin "Made by Me" yang gak kesampaian juga, karena males dan lain-lain, kali ini The Dream Team Fly Me to My Dream - yang terdiri dari saya sebagai desainer & illustrator, serta suami tercintah sebagai programmer - dengan bangga mempersembahkan.....tretttt tretttt tretttt teeeettt.......
 
Fly Me to My Dream Blog Skin versi LITTLE ANGEL
 
  
 
Plok plok plok plok plokkkkkk *soundeffectapplause
 
Memang sih, blog skin ini banyak kekurangan di sana-sini, karena si tukang coding-nya belum terlalu fasih main CSS dan HTML, tapi thanks to you my hubby...muahahahahahaha....lop you muah-muah :-*
 
Berhubung coding-nya masih edit dari template orang, jadinya susah banget ngepasin image. Salah saya juga sih gak nurutin size sesuai template, yang akhirnya bikin mumet yang edit.
 
Tapi sebagai debut, saya cukup puas dengan hasilnya.
 
Karena saya tidak perlu lagi majang gambar orang lain yang antah berantah, saya bisa pakai gambar saya sendiri, yang meskipun gak bagus-bagus amat, tapi bisa berkata,
 
"Hello world, this is who I am."
 
 

 

Friday, 11 October 2013

Nostalgia dan Jejak

Waktu lagi mikirin untuk nerusin novel idealis yang lagi mentok, tiba-tiba saya teringat kembali sama cerita pendek yang saya tulis ketika masih menjabat sebagai mahasiswa DKV semester 6 Universitas Kristen Petra Surabaya.

Ntah kenapa saya pengen banget membaca lagi cerpen saya itu, soalnya saya sudah agak-agak lupa. Sedih banget kalo rekam jejak karya kita hilang begitu saja gegara cuma di-save pada sebuah perangkat keras macam computer atau Hardisk. Padahal kannnnn....kita sudah mencurahkan segala passion dan hati kita untuk menciptakan sebuah masterpiece.

Terus, saya iseng-isenng browsing di Mbah Google, dan.....yatta !!! Saya menemukan pengumuman pemenang lomba cerpen yang diadain oleh Lipice-Selsun itu di sebuah artikel online.
Berikut screen shot nya :

 
 
Waaaaa.....ternyata rekam jejak itu tidak hilang !! Girangnya udah kayak nama kita keukir di prasasti aja :p

Sayang banget kenapa jabatan saya ditulis "Staf TU" sihhhh....padahal tadinya niat saya menulis TU itu supaya surat atau lain-lain ditujukan ke TU Jurusan DKV biar gak ilang.

Ternyata pemenang lomba cerpen itu ada banyak :
3 pemenang utama
15 pemenang harapan utama --> saya masuk ke yang ini :D
30 pemenang harapan

Kalo inget lagi data filenya hilang, saya jadi sedih T___T
Padahal kan ceritanya tentang cewek pribumi cupu yang menjalin cinta dengan sinyo Belanda (*hello ? again ???) hahahaaaa....

Ntah kenapa, saya suka banget tema beginian, bahkan novel idealis yang lagi mentok itu, lagi-lagi mengangkat tema yang sama, cuma kali ini pemeran utamanya bukan cewek pribumi, melainkan cewek keturunan Tionghoa.

Apa mungkin keinginan terpendam saya itu dapet jodoh cowok bule ya ????
heuheheueheheuuu.....*smoga postingan ini gak dibaca suami saya :p

Wednesday, 9 October 2013

Kalo Lagi PMS

Kemarin pas di lift, saya berpapasan sama sesosok tante-tante yang marah-marah mulu...
gak sama anaknya, gak sama suaminya, semua diomelin, dikata-katain "GILA" sambil teriak-teriak kayak korban kebakaran....dan gak malu sama sekali sama orang-orang lain yang ngeliatin dia.

Nah, sekarang sih rasanya saya pengen kayak begitu.

Tapi, apa mau dikata, bukan salah Bunda mengandung jikalau diriku ini terlahir sebagai anak nan lemah lembut bersahaja. Gak mungkin daku ini berteriak-teriak di depan umum, palingan juga kalau gak sengaja liat poster yang ada gambar pocongnya....

Jadi, saya cuman bisa teriak-teriak dalam hati, atau di......BLOG INI !!!!!!!!!

AAARRRRRGGGHHHH !!!!

Kalo lagi PMS itu bawaannya negatif terus, marah, sedih, cemburu, iri, dengki, kesel, sebel, males *alibi

Kesel, marah, kecewa, sebel itu....
Kalo ternyata misua gak setuju dengan rencana yang sudah kita pikirkan masak-masak, karena alasan duit. Tapi saya tetep keukeuh dengan prinsip, "There is a will, there is a way !!"

Cemburu, iri, dengki itu....
Kalo lihat foto ponakan yang lagi lucu-lucunya, dipuji sana-sini, dibilang mirip bintang iklan, ganteng, kayak artis korea, dijadiin profile picture di mana-mana....sedangkan saya masih aja masang foto narsis diri sendiri !

Sedih itu...
Kalo merasa bahwa kesabaran itu lebih berat daripada sekadar kata-kata !


Pengen gigit orang rasanya :[|]

Monday, 7 October 2013

Should I Move Back to Surabaya ?

Saya tau sih kita itu harus bersyukur dalam hidup ini, saat senang maupun susah, karena everything happen for a reason.

Tapi, kadang pengen juga berteriak, "Why God, Why ?"
kayak kucing di bawah ini.......

 
Saya melihat ke depan, dan menyadari bahwa kedua orang tua saya sudah tidak muda lagi. Sedangkan adik bungsu saya baru masuk kuliah.
 
Saya melihat ke belakang, dan menyadari bahwa memang keluarga kami selama ini tidak pernah mendapat gelar "kaya secara materi", namun kami tetap bersyukur karena manakala kami sedang butuh, rejeki itu selalu diberikan tepat pada waktunya.
 
Dan saya melihat saat ini, di mana keluarga saya sedang sangat, sangat, sangat terpuruk. Dan saya cuma bisa berdoa, tanpa bisa membantu apa-apa.
Uang bulanan yang saya sisihkan buat mereka tidak ada artinya, sementara saya sendiri masih struggle dengan kebutuhan sehari-hari (dan bayar cicilan heheheeee....)
Saya sebagai anak sulung malah tidak memberikan kontribusi apa-apa, di saat keluarga saya sedang sangat terpuruk, sementara bantuan itu malah datang dari adik perempuan saya yang sedang susah payah menabung juga untuk masa depannya.
 
Saya merasa tidak berguna.
 
Saya takut membuang impian dan cita-cita saya, bahkan dalam hati kecil saya menolak.
 
Tapi, apakah pantas jika saya, sebagai anak sulung, menutup mata pada keadaan yang sepertinya sudah terpampang di depan mata kami semua ??
 
Why God, why ?
 



Friday, 27 September 2013

How I Met Your Father - Part 6

Hi Kid(s),
Mom is here, how are you ?

After I and your dad made a deal of 1 year contract to rent our new apartment, we decided to try the new SpOG doctor. Dr. Dario Turk at Pantai Indah Kapuk hospital. At first, we didn't mean to have "that" program, I just need to check the pain in my stomach.

Surprisingly, Dr. Dario said that I need no worry because the pain is normal - there are some minor adenomiosis inside my utery that caused the pain. Luckily, these adenomiosis do not affect the insemination process. And he suggested us to take "that" program.

After that, we took some laboratory test in Pluit, and the result were OK. This kind of test is not as many as the previous suggested test which cost 12 million. This test took only 6 million. Well, if I said "only" it doesn't mean that I feel free and nothing to lose to pay that much. It is a bit difficult for me and your dad, but for you, we will try our best. Dr. Dario also gave me some pills to boost my fertility.

On the 16th day of my cycle, I am so happy to hear that there are TWO BIG EGGS which are ready to be released from the ovary.

I am glad to know that we are both normal, and nothing wrong with the "hardware" hahahaaa....

I know it is just a beginning. We have to try more and never give up.

Life is a miracle.
And it is about time before God make it happen.

From Sydney to Melbourne - My First Overseas Trip

Pernah suatu kali saya dan seorang teman di divisi export berkelakar gini :

Saya : kasian banget yah kita, kerja di divisi export, nanganin customer dari seluruh benua tapi gak pernah disuruh keluar negeri T_T

Colleague : Iyah mbak, mungkin kalo kita keluar negeri diberangkatinnya bareng barang, dipack en dikirim pake sea freight T__T

Saya & colleague : hahahahahahaa..... *ketawa hampa sambil menerawang jauh


Ehh, tak disangka-sangka, ternyata manager kami (yang gembul dan baik hati) sudah menyiapkan surprise buat kami berdua. Pada bulan Agustus (tadinya Juli tapi dimundurin jadi Agustus) saya berangkat ke Sydney untuk mengikuti reguler meeting dengan customer terbesar kami, Australia. Sedangkan kolega saya itu akan berangkat ke Malaysia pada bulan Oktober nanti dalam rangka Asia Pacific Marketing Meeting.

Wuaaa...saya yang belum pernah keluar negeri seumur hidup sebelumnya tentu saja girang banget, antara percaya dan gak percaya. Padahal target pertama saya keluar negeri itu cuma Singapore aja, itupun gak kesampaian melulu. Lalu ini tiba-tiba dapet duren runtuh kesempatan ke Ausie. Terima kasih Tuhan, terima kasih Pak Manager, terima kasih Pak Direktur.
Sebenarnya kalau mau jadi orang skeptis, saya akan berpikir, "Ahhh...ini mah strategi Pak Bos aja untuk appreciate karyawan supaya lebih loyal, karena dia sebelumnya dikhianati oleh karyawan kesayangannya, dan banyak karyawan resign karena merasa kurang dihargai"
Tapi saya tetep positive thinking aja deh, saya diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan memiliki wawasan lebih luas.

Jadilah saya berangkat ke Ausie dengan rincian sebagai berikut (Halaahhh, kok kayak orang finance !!)

1. Berangkat dengan Qantas Airways dibayarin kantor

2. Perjalanan lebih kurang 7-8 jam, yang membuat saya mabok udara dan muntah-muntah, lebih parahnya saya lupa bawa obat muntah sehingga di sana sakit perutnya berkelanjutan sampai berhari-hari. Btw, ini pertama kalinya saya naik pesawat yang ada TV-nya hiakakakaka....dan udah ada film Hangover 3, tapi saya ga nonton, malah nonton reality show perjalanan menyusuri Australia.

3. Sampai di Sydney, menginap di Rydges World Square selama 3 malam dibayari kantor, yang terletak di daerah pecinan, sekitar 2 km dari Opera House. Mengapa 3 malam ? Itu karena sebenarnya jadwal meeting saya cuma 4 hari saja, lalu sisanya extend sendiri :D

Rydges World Square

4. Hari 1 - 3 saya meeting dengan customer di kantornya yang artistik, gak kayak kantor Indonesia yang boring abis. Udah gitu CEO di sana bawa anjingnya ke kantor, plus handuknya dan tempat makannya hehehee...lucu banget, padahal lantai kantor sana dilapis karpet ! Coba aja kalo di Indonesia, jangankan anjing, paling banter cuma boleh bawa ikan hias.

5. Setelah jadwal meeting kelar, kami semua berpencar. Direktur saya balik ke Singapore, manager saya ke rumah sodaranya di Newcastle sebelah utara Sydney, sedangkan saya pindah hotel yang lebih murah di daerah Potts Point, yaitu Springfield Lodge. Ternyata daerah Potts Point ini gak seramai daerah pecinan, kalau malam jalanan sepi dan klub-klub nya makin ramai, orang Asianya dikit. Oiya di hari ini saya masih bisa ke Hyde Park, St. Mary's Cathedral, Opera House, Royal Botanical Garden, Darling Harbour, Madame Tussaud.
St. Mary's Cathedral di sebelah timur Hyde Park, 
sempat masuk ke dalamnya dan berdoa setengah menit hihii...
Sayang gak boleh motret di dalam, padahal buagusss buangettt !!!

6. Keesokannya, dari Springfield Lodge di pagi-pagi buta saya minta dijemput oleh airport shuttle untuk terbang ke Melbourne dengan Jetstar, low cost airline yang 1 grup dengan Qantas. Nah, ini bayar pakai duit sendiri dan sempat ada kegalauan karena jadwal meetingnya mundur *baca di sini* tapi akhirnya syukur alhamdulilah Pak Direktur mengijinkan tiket yang hangus itu diganti dengan tiket baru pakai budget kantor. Ini berkat jasa Pak Manager juga yang sudah memperjuangkan hak saya huhuuu...

Springfield Lodge, gak senyaman Rydges sih...tapi bolehlah :)

7. Melbourne !! The Culture city...si cupu ini tiba di bandara Tullamarine seorang diri, kemudian naik Sky Bus seorang diri pula tanpa tahu dibawa ke mana. Ternyata bus shuttle ini berhenti di Southern Station yang dekat dengan Federation Square, tempat di mana saya janjian dengan tour guide saya. Ketika saya mau naik taksi ke Federation Square, si sopir taksi bilang kalo Federation Square deket banget, tinggal 15 menit jalan kaki. Lalu saya pun jalan kaki, dan membutuhkan waktu 45 menit !!!! karena keseringan berhenti, galau, dan nanya orang-orang di tiap traffic light. Udah gitu gara-gara ditelpon sama si tour guide, pulsa saya Rp. 300.000,- lenyap dalam sekejap karena roaming huaaaa T____T
Dan setelah perjalanan nan melelahkan, dimulailah perjalanan yang sesungguhnya menyusuri gang-gang Melbourne yang pernuh lukisan mural. Menurut tour guide saya, si Dave Carswell, total perjalanan kami 3 km. Pantes rasanya udah mau pingsan. Untunglah kami berpisah di tepi Yarra River dan saya bisa duduk santai beberapa menit sebelum melanjutkan jalan lagi ke Eureka Skydeck 88, menara tertinggi di Melbourne.
Pukul 4 sore, dari Eureka Skydeck, saya belain naik taksi buat balik lagi ke depan Flinder's Station yang terletak di depan Federation Square. Meski jaraknya dekat, tapi saya udah males banget jalan karena kaki mau copot. Sampai-sampai si sopir taksi yang asli Sri Lanka bilang, "that's a very expensive picture because you have to pay 22$ for the taxi, are you a journalist ?"
Hahahaa....22$ buat foto narsis, saya cuma jawab, "It's OK. it will be paid by my company."
Kalo dipikir-pikir, hmmm...22$ = Rp. 220.000,- buat taksi dari HI ke Sarinah, ampun Pak Bos !
Abis itu, saya balik lagi Ke bandara dan sampai Sydney jam 10 malem.

 Melbourne City dari lantai 88 Eureka Skydeck

Ini nih foto mahal yang bikin sopir taksi terheran-heran hahahahaaa....
Minta difotoin orang di traffic light, not bad lah hasilnya :P

8. Hari Sabtu, setelah kelelahan tak terperikan di Melbourne, saya bilang ke tour guide saya yang akan memandu ke Blue Mountain bahwa saya gak bisa jalan banyak-banyak karena capek banget dan gak enak badan. Untung tour guide yang ini bawa mobil jadinya dia nurunin saya di poin terdekat dan jemput saya lagi di poin itu. Bahkan ketika ada wahana yang diharuskan jalan memutar, tour guide saya ini bilang ke petugasnya bahwa saya ada problem dengan jalan jauh, wakakakaka....dan akhirnya kita diijinkan naik wahana tersebut tanpa harus muter :p
Malessss kan kalo harus naik turun tangga ini !

9. Hari Minggu, saatnya balik ke kampung halaman. Memang bener kata pepatah, "Hujan emas di negeri orang, masih lebih enak hujan batu di negeri sendiri." Mungkin saya merasakan hal itu karena saya melakukan perjalanan sendirian dan merasa kesepian. Saya tidak tahu, jika saya pergi bersama teman-teman saya dan bisa have fun bareng, apakah saya masih merasakan hal yang sama.

Akhirnya pecah telor juga rekor saya belum pernah keluar negeri.
I guess I am a lucky woman :)

Friday, 20 September 2013

Ke Bandung again

Kalau tahun lalu saya ke Bandung dalam rangka hari jadi perkawinan, maka tahun ini saya ke Bandung dalam rangka liburan lebaran.
Yaelahh..cuma ke Bandung aja sih heheee...tapi sebagai orang yang sudah 5 tahun tinggal di Jakarta, saya merasa sangat jarang sekali berkunjung ke Bandung, dan tiap kali ke sana, selalu ada experience baru (ya iyalah baru juga 1-2 kali ke sana)

Ini adalah pengalaman pertama si CITY BLUE jalan ke luar kota sejak jadi milik saya, congrats to you my bluei !

Saya, bareng suami en maminya (aka mertua saya) menginap 2 malam di hotel Sukajadi. Hotel ini sebenernya bagus karena bernuansa etnik, tapi karena nuansa yang banyak lukisan, patung, relik-relik, ukiran justru bikin agak-agak merinding gimana gitu hehehee.... hotel yang interiornya lebih nge-pop dan minimalis sepertinya lebih bisa diterima. Saya sih sebenarnya agak menyesal pilih hotel ini, hanya karena tergoda ada kolam renangnya. Ternyata lokasi kolam renangnya di tengah taman kecil yang bisa dilihat oleh orang-orang yang lagi breakfast, kan jadi males renangnyaaaa T_T

Bagus sihhh...tapi hawanya jadi gimana gituuu....ga berani deh kalo disuruh tidur sendirian di sini

Berhubung hotel ini letaknya dekat Cihampelas, jadilah kami setiap hari menyusuri jalan itu. Ntah itu mau cari makan, beli jaket winter (buat ke Ausie), atau cuma lihat-lihat dan shopping dikit buat oleh-oleh.

Di salah satu FO yang bangunannya warna putih peninggalan jaman Belanda
Aduuhhh....kalo udah berbau-bau sejarah gini saya sukaaaa bangetttt ^^

Hari kedua, sebagian besar waktu kami habiskan di pemandian air panas Sari Ater. Hmmm....comfy bangetttt...sayangnya waktu itu kita dateng siang-siang pas panas, harusnya dateng pas sore-sore dan mulai dingin jadi kan enak berendam air panas, salah timing !
Belum lagi kita ada acara tersesat di area resort itu, jalan kaki ngos-ngosan karena jalanan menanjak, udah mau pingsan rasanya. Untung ada mobil keliling resort yang gak sengaja papasan di jalan, akhirnya kita numpang sampe parkiran mobil. Hahhh...thank God :D


naik bebek-bebek-an dan foto alay narsis di Sari Ater resort *sebelum tersesat nih*

Hari terakhir, saya mampir ke Twiggy winter shop, toko yang jual perlengkapan musim dingin di sebelahnya Paris Van Java persis. Walopun kata temen, winter di AUstralia itu cupu alias gak dingin-dingin amat, tapi kan saya tetap harus siap sedia donk, namanya juga makhluk tropis. Di sana saya dapetin sepatu boot yang udah lama saya idam-idamkan *seperti di sini* yeayyyy !!!
Habis itu mampir ke Paris Van Java yang tersohor, menurut saya sih....mallnya biasa aja, dan panas ! Yep panas en gerah terutama di bagian outdoor buatan. Btw, ini Bandung kan ???? kok panas yahhh....

Dan berakhirlah perjalanan saya di Bandung.

Garing banget yak ceritanya ???????!!
*Semoga cerita perjalanan yang setelah ini ga garing-garing banget T_T

Hello Again !!

Krik..krik...krik...krik...

Waduh, setelah sebulan absen ngepost, jadi bingung mau mulai dari mana. Karena ternyata banyakkkkk banget yang bisa disharekan selama puasa ngeblog.

1. Jalan-jalan ke Bandung dalam rangka liburan lebaran
2. Business trip ke Ausie
3. New Doctor SpOG
4. Persiapan pindahan apartemen

Selain itu, novel idealis saya juga kaga ada perkembangan hahahahaa....
Sampai jumpa di post selanjutnya :)

Saturday, 6 July 2013

My Very First Day of Nge-GYM

Akhirnya setelah resmi terdaftar sebagai member Gold's Gym CL pekan lalu, saya memulai latihan pertama pada hari ini.

Sebelum dateng udah ditanya-tanya melulu sama Personal Trainer nya, karena memang paketan gold's gym dapet 2x Free PT, dan dalam 2x itu siap-siap aja diiklanin tentang pentingnya pakai PT.
Bukannya saya memandang PT itu ga penting yah, tapi ongkosnya ntuh yang bikin berat di kantong, mana saya baru aja kebobolan duit tiket pesawat (huhuuu..teringat lagi masih nyesek)

Di hari pertama ini, saya langsung disambut oleh PT yang ngajak saya untuk timbang berat badan, tensi darah, dan cek heart rate.

Habis tes, kita ada wawancara dikit mengenai history dan kondisi kesehatan. Menurut dia heart rate saya pada kondisi normal katanya terlalu cepat untuk orang seusia saya, yang ini saya udah tau, kan udah dibilangin Pak Dokter akhir tahun lalu, ini akibat rongga jantung n klep yang ga matching.

Terus dia juga bilang kalau RHR (atau apa yah ??) saya terlalu tinggi sampai 123, padahal kalau orang seusia saya tuh normalnya 60-80. Akibatnya ini aliran darah yang dipompa jantung tidak menyebar rata ke seluruh tubuh, dan hal ini bisa mengakibatkan pusing (kayak orang darah rendah) karena otak gak mendapatkan Oksigen (yang diikat oleh hemoglobin aka sel darah merah --> pelajaran SMP nih) secara optimal.

dan lain-lain bla bla bla....

Intinya saya harus melatih bagian bawah tubuh, yaitu KAKI.
Ehhh...padahal kan saya udah bilang kalau dokter yang meriksa saya dulu itu rekomennya latihan isometrik, bukan cardio. Auk ah nih Mas trainer, saya butuhnya apa disuruhnya apa.

Lalu dimulailah pemanasan dengan genjot sepeda selama 10 menit yang bikin saya keringetan karena membakar kalori (berapa yah lupaa...) yang jelas pada menit ke 10, heart rate saya mencapai 160, yang mana menurut dia sangat tinggi. Karena maksimal untuk seusia saya kan 192, jadi kalau baru olah raga selama 10 menit udah 160 itu mah kebangetan, udah mendekati maksimal hahahahaa.....

Habis pemanasan, terus lanjut stretching yang istilahnya saya lupa juga, HALAH !! Habisnya susah sih buat diinget.
Pokoknya perut harus dikunci ke dalem, kalau napas diusahakan jangan majuin perut yang udah dikunci itu, terus jongkok berdiri angkat pantat, lutut gak boleh ikutan turun.

Habis selesai latihan ini, kaki saya gemeteran bangetttt....padahal besok minggu harus jaga Back to School season di Gramedia dan berdiri selama 7 jam, mamiiii T___T

Karena saya kelihatannya udah kepayahan, akhirnya latihan hari itu cukup sampai di situ. Padahal menurut dia itu belum ada apa-apanya, baru juga 2 gerakan heheee...

Dia bilang, angkat tubuh sendiri aja belum kuat ya, gimana mau angkat beban ?
WHAT ?? Angkat beban ?? siapa yang mau body building ??? Saya kan udah sexy *prettt

Saya langsung nyamber kalo gabung member tuh buat latihan YOGA, bukan body building. Terus dia bilang, yoga juga sama aja kalo basicnya belum kuat tubuh bakal sakit semua. Ya iyalah lah mas, badan dipuntir-puntir gitu gimana gak sakit ?? Walaupun saya misalnya udah kuat genjot sepeda sampe 1 jam, dan kunci perut angkat bokong sampai 50 hitungan, kalau pertama kali ikutan yoga, pasti tetep aja sakit semua :p

Ahhhh...hari yang melelahkan.
Tapi tak apalah kalau masih bisa bergaya dengan baju nge-gym dan sepatu sport UNGU :D

Friday, 5 July 2013

Kehilangan Tiket Seharga AUD 187

Hari ini, Jumat 5 Juli 2013 telah saya tetapkan sebagai salah satu hari yang menggundahkan hati dan menggalaukan pikiran.

Pada pukul 09:54 WIB saya mendapatkan email konfirmasi dari JetStar untuk penerbangan PP dari Sydney ke Melbourne dengan total pembayaran AUD 187, saya pun sudah membayangkan keliling kota dengan tram listrik dan naik ke Eureka Sky Deck untuk melihat pemandangan kota dari ketinggian. Namun pada pukul 11:00 saya mendadak dipanggil ke ruang manager dan diberitahu mengenai kabar buruk, yaitu ke Australia-nya mundur jadi bulan Agustus habis lebaran.

DUUUUAAARRRRRRR !!!

Meskipun sound effect dalam hati saya kayak gunung meletus, namun ekspresi saya pastinya TETAP COOL, meski dalam hati pengen berteriak, "ANJRITTTTT, KAMPRETTT, BANGKEEEE, FAKKK !!!"

Siapa yang menduga sih kalau tiba-tiba si COO kantor Australia ada urusan mendadak dan harus meninggalkan Ausie, lalu kita yang mau bertamu disuruh mundurin tanggal. Padahal semua sudah fix. Tiket Qantas PP udah dibeliin kantor, visa udah diapprove, tinggal ngebook hotel doank. Karena udah fix itulah, saya memberanikan diri beli tiket PP buat jalan-jalan ke Melbie saat hari bebas, berhubung hari bebas makanya tiket ga ditanggung kantor tapi dari kantong sendiri. Yang bikin saya nekat emang pikiran kemaruk kayak, "Kapan lagi sih bisa ke Ausie ?? Masak seminggu cuman di Sydney aja ???"

Tapi....tapi....tapi....

Nasi udah jadi bubur, bubur pun udah jamuran...

Saya kemudian menelpon JetStar Indonesia dan menanyakan apakah tanggal penerbangan boleh diundur, petugasnya bilang bisa tapi biaya penaltynya AUD 140....gileeee ajeeee...kalau saya beli sendiri buat bulan agustus masih bisa tuh dapet harga AUD 134, ngapain juga harus bayar penalty kalau beli lagi masih murah :(

Sepertinya Tuhan belum mengijinkan saya pergi ke Melbourne. Mungkin saya cuma boleh jalan-jalan di Sydney aja.

Yahhh...walopun manager saya bilang "feel guilty" dan berusaha mencarikan solusi seperti nanyain tiket murah lain ke sodaranya di Newcastle, atau saran untuk menjualnya setengah harga di internet, tapi saya udah gak mood lagi.

WHY ?????????????????

*brb nangis bombay

Thursday, 4 July 2013

Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan

Akhir Juli nanti, saya diberi kesempatan oleh kantor untuk melakukan perjalanan dinas ke Australia. Senangnyaaa...thanks GOD !! Tapi meski demikian, saya terpaksa membatalkan rencana jalan-jalan ke Singapore sama suami & teman-teman. Yup, duitnya mau dipake buat jalan-jalan ke Ausie saja, meskipun sendirian. Pepatah bilang, melepaskan ikan kecil demi ikan besar :P

Nah, berhubung saya belum pernah ke LN sebelumnya, saya yang cupu ini tidak punya paspor. Maka manager saya mengutus saya untuk mengurus paspor SENDIRI, dengan alasan lebih cepat (yang penting duitnya diganti kantor - seperti biasa gak mau rugi dot com heheeee...)

Tenyata mengurus paspor sendiri tanpa jasa biro perjalanan atau calo itu mudah tapi butuh perjuangan. Karena kita HARUS datang di pagi-pagi buta dan menunggu antrian hingga siang hari. Sebelum berangkat perang, saya dan suami sudah brosing ke berbagai blog untuk mengetahui medan perang. Yaa...suami saya juga rencananya mau bikin, meskipun belum tau kapan kesempatan ke LN itu datang heheee...yang penting siap duluan donk :p

TAHAPANNYA GINI :

1. Daftar secara online di website imigrasi. Di situ kita tuliskan data-data kita dan mengupload hasil scan dokumen yang diperlukan. Setelah selesai, kita akan dikirimi bukti pendaftaran yang harus diprint (karena ada barcodenya) dan ditunjukkan pada saat kita datang ke kantor imigrasi. Di wesbite itu ada pilihan dan daftar kantor imigrasi mana saja yang available, kita tentukan sendiri mau datang tanggal berapa. Kalau misalnya kita berhalangan hadir pada tanggal yang kita tentukan itu, kita HARUS daftar lagi dari awal dan menentukan tanggal lain karena data kita yang sebelumnya tidak akan berlaku.

2. Siapkan semua fotokopi dokumen (KTP, NPWP, KK, Akta Kelahiran, Surat Nikah, Surat Sponsor dari perusahaan, Ijazah). Jangan lupa agar fotokopi KTP dan NPWP JANGAN DIPOTONG kecil, tetapi biarkan tetap seukuran A4 kertas fotokopi. Jika dipotong kecil petugas tidak mau menerima dan kita harus fotokopi lagi. Siaplan juga semua dokumen aslinya karena HARUS ditunjukkan pada saat kita menyerahkan semua fotokopi tadi.

3. Datanglah ke kantor imigrasi pada pagi hari. Karena saya memilih Jakarta Selatan yang ramenya ampun-ampun, jadi harus datang pada pukul 06:00 WIB. Sopir taksi saya waktu itu sampai terheran-heran dan nanya, "Emangnya sudah buka, Bu ?", terus saya jawab, "Aduh, gatau deh bang, saya juga bingung..."Dan ternyata kebingungan saya itu tejawab karena di sana sudah ada sekitar 10 orang pengantri. Jika memungkinkan, pilihlah kantor imigrasi lain yang lebih sepi (Kelapa Gading misalnya). Nah, sesampainya di kanim Jaksel, segera menuju lantai dua dan mengantrilah di depan loket nomor antrian, letaknya persis di depan tangga. Kalau Anda merasa capek berdiri terus, duduk aja di lantai sambil mainan gadget. Atau letakkan tas Anda dan duduklah di kursi tunggu. Tapi jika waktu sudah menunjukkan pukul 06:45 segera masuk ke dalam antrian karena bisa jadi Anda diserobot orang lain yang berbaris di belakang.

4. Pukul 07:00 loket nomor antrian dibuka. Ketika giliran Anda tiba, segera tunjukkan bukti pendaftaran online Anda dan katakan "Saya daftar online" maka petugas tersebut akan memberikan nomor antrian dengan kode A khusus untuk pendaftar online. Selain nomor antrian, Anda juga akan diberikan sebuah map khusus kanim berwarna kuning untuk meletakkan semua fotokopi dokumen yang diperlukan. Masukkan semua fotokopi dokumen Anda ke dalam map tersebut.
Saya dapat antrian A 008 walaupun datang pukul 06:00.

Karcis Nomor Antrian ini memiliki kode A untuk pendaftaran online

Map kuning khusus Kanim Jaksel untuk meletakkan semua fotokopi dokumen
 
5. Segera duduk di depan loket A, karena kalau kelamaan dijamin gak bakal dapat tempat duduk. Tunggu dengan kalem sampai pukul 08:00, tidur dulu juga boleh asal jangan ngorok :)
Sambil duduk tenang, coba perhatikan kesibukan di sekeliling Anda, rame banget kan ??? Entah ngapain aja mereka, kalau Anda jeli, mungkin Anda akan menjumpai beberapa calo yang berbaur dengan keramaian.

6. Pukul 08:00 Teng, loket mulai dibuka. Speaker yang mengumandangkan nomor antrian segera berbunyi, berisik banget !! Speaker ini akan berbunyi NON-STOP sampai antrian habis. Bayangin aja antriannya sampai ratusan. Jangan meleng, konsentrasi pada nomor Anda dan majulah ke loket yang disebutkan oleh si speaker otomatis. Kalau Anda meleng, siap-siaplah dilompatin dan harus minta nomor antrian lagi (gak mau banget kan ?!!)

 
Perhatikan nomor antrian yang tertera di layar monitor
 
7. Setelah giliran Anda tiba, segera serahkan semua berkas dalam map kuning. Petugas akan meminta Anda menunjukkan dokumen aslinya. Tunjukkan semua pada petugas. Setelah selesai dicek, petugas akan memberikan form pembayaran. Cek sekali lagi dokumen asli Anda jangan sampai tertinggal.

8. Setelah Anda menerima form pembayaran, jangan buang-buang waktu dan segera menuju loket nomor antrian lagi. Tenang saja, kali ini di loket tersebut tidak ada antrian mengular seperti ketika baru buka tadi. Anda cukup menyerahkan form pembayaran kepada petugas untuk ditukar dengan slip nomor antrian pembayaran. Jangan kaget jika nomor Anda nominalnya RATUSAN, karena loket pembayaran tersebut digabung antara yang daftar online dan non-online. Loket pembayaran memiliki kode D dan C, untuk pembayaran individual biasanya memiliki kode C. Saya yang awalnya dapat antrian A008, ketika giliran membayar mendapat antrian C157, jauh amat yak ???

Nomor antrian pembayaran untuk loket C

9. Nahhh...sekarang tiba saatnya bersantai karena saya yakin, giliran Anda masih sangat lama. Anda bisa sarapan di cafe lantai 1 atau di kantin di basement. Anda juga bisa mengantri untuk ke toilet. Jika Anda beruntung, Anda akan mendapatkan tempat duduk sehingga bisa bersantai, jika tidak beruntung Anda terpaksa berdiri dan menunggu sampai ada kursi kosong. Manfaatkan waktu luang yang akan berjam-jam ini untuk melakukan apa saja yang Anda mau asal jangan menggangu orang lain :)


10. Well, giliran pembayaran saya jatuh pada pukul 13.00 setelah istirahat siang. Siapkan uang sebesar Rp. 255.000,- untuk biaya paspor dan administrasi, kemudian Anda akan diberi bukti lunas pembayaran. Setelah itu silakan menuju ke ruang antri foto & wawancara yang terletak di bagian depan. Anda akan melihat nomor antrian Anda (sama dengan nomor antrian pembayaran) tertera di monitor ruang tunggu. Tunggulah sampai ada panggilan masuk ke ruang foto dan wawancara.

Loket C dan D untuk pembayaran
 
Bukti LUNAS pembayaran dan karcis antri foto
 
Monitor antrian ke ruang foto

 11. Di dalam ruang foto & interview, sudah tidak ada panggilan nomor antrian lagi, karena kemungkinan besar bercampur dengan pengguna jasa calo, yang mana bisa dengan cepat mencapai proses ini tanpa harus menunggu lama. Jadi, bersabarlah Anda dan tunggu nama Anda dipanggil, pasang teling lebar-lebar. Setelah nama Anda dipanggil, segera menuju meja petugas yang memanggil nama Anda, di sana Anda akan diambil sidik jarinya dan difoto. Jangan pakai pakaian warna putih. Jaga agar poni Anda tidak menutupi alis mata, bila perlu bawalah jepit (bagi perempuan).
Suasana di dalam ruang foto & interview, tidak ada nomor antrian lagi,
jadi dengarkan sampai nama Anda dipanggil

12. Setelah selesai tahap foto, Anda akan disuruh menunggu lagi di dalam ruangan tersebut untuk sesi wawancara. Di sini Anda akan ditanya mengenai data diri, keperluan Anda keluar negeri, tanggal berapa, berapa lama, dsb. Jawab saja apa adanya.

13. Setelah itu Anda akan diminta tandatangan dan....SELESAI. Kembalilah 3 hari lagi untuk mengambil paspor Anda.

Untuk pengambilan paspor, Anda tidak perlu datang terlalu pagi, sekitar pukul 08:00 - 09:00. Langsung letakkan form pembayaran Anda di loket pengambilan paspor dan silakan tunggu sampai nama Anda dipanggil. Setelah Anda menerima paspor, segera fotokopi di koperasi yang ada di seberang loket A lantai 2, kemudian serahkan fotokopi itu pada petugas yang memberikan paspor Anda.

CATATAN PENTING (penting bangeudh, ciyuss !!!)

- Disarankan untuk tidak membuat paspor pada hari Jumat, karena akan terpotong oleh waktu sholat berjamaah, dan antriannya lebih panjang dibanding hari Senin-Kamis, karena calo-calo juga entah kenapa lebih banyak hadir di hari Jumat.
 
- Jika Anda datang setelah pukul 08:00, maka map kuning yang seharusnya diberikan secara gratis kepada pengantri di loket nomor antrian, harus Anda beli di koperasi terlebih dahulu.


Selamat membuat paspor :)
 

Tuesday, 2 July 2013

Ternyata Karena Sinusitis

Apalagi ini ??
Habis vertigo, terus sinusitis ???

Yah, jadi begini ceritanya...

Waktu di MRI Scan, hasil menunjukkan ada kista retensi di sinus maksilaris kanan. Waktu itu dokter sarafnya menganggap enteng penemuan tersebut.
Waktu saya keluar dari rumah sakit dan masih komplain kepala dan mata saya sakit, dia malah kasi obat tetes mata seabrek-abrek.
Dia bilang kista retensi itu sama kayak ingus, tinggal di"Sroottt" juga ilang.

Tapi saya yang masih penasaran, akhirnya memutuskan ke RS lain dan check-up di dokter specialis mata kemudian dilanjutkan ke dokter specialis THT. Kenapa saya memutuskan untuk check ke dokter THT adalah karena setelah browsing mengenai sinus maksilaris, saya dapatkan gejala yang sama persis dengan yang saya alami :
- kepala pusing, berputar
- pandangan mata kabur, terutama di pagi hari
- kepala sekitar mata dan tengkuk sakit
- sering sesak napas, apalagi kalau beraktifitas dengan cepat dan tidur di malam hari
- sering mengeluarkan dahak, walaupun tidak sedang batuk

Setelah konsultasi dengan dokter mata, ternyata mata saya baik-baik saja. Tidak ada penambahan minus, plus maupun silinder seperti yang saya duga sebelumnya. Malah si dokter tersebut memberikan resep kacamata yang ukurannya lebih kecil dari ukuran kacamata saya sebelumnya.

Habis dari dokter mata, saya lalu ke dokter THT, dan saya tunjukkan hasil MRI Scan. Saya dikasi antibiotik untuk menangani sinusitis saya yang katanya disebabkan oleh alergi, cuman dia gak jelasin lebih detail alergi karena apa.
Dia juga bilang, lingkaran hitam di mata saya, akibat alergi dari sinusistis itu. Karena salurannya tersumbat, ada yang mengendap di bawah mata sehingga membuat kantung mata saya HITAM, dan bola mata saya sakit.

Well, setelah saya minum antibiotik itu, Puji Tuhan rasa ngos-ngosan berlebihan yang saya rasakan tiap pagi kalau jalan ke kantor jadi berkurang, bahkan lama-kelamaan jadi nggak ngos-ngosan lagi.

Ada yang menarik waktu saya periksa ke dokter mata. Waktu dia melihat history saya yang pernah echocardiography (periksa jantung), dia komentar bahwa saya yang masih muda sudah penyakitan macam-macam, bagaimana kalau sudah tua nanti ?? Jika sudah tua nanti, orang yang tidak pernah olah raga dan bergaya hidup sehat ada kecenderungan memiliki penyakit yang dibentuk oleh tubuh sendiri - istilah kedokterannya saya lupa.

Hiii...serem nggak sih dengernya ?

Setelah pulang dari kedua dokter tersebut, saya bertekad akan rajin olah raga. Setidaknya setiap malam melakukan stretching supaya berkeringat minimal 15 menit. Untuk lebih lanjutnya, mungkin saya akan daftar menjadi salah satu member gym atau kelas yoga.

Monday, 10 June 2013

My First MRI Scan

Jadi, postingan ini sebenarnya dan sesungguhnya adalah postingan tidak penting, yang merupakan kelanjutan dari "Apakah ini benar-benar vertigo ?"

Menurut saya, makanan di RS lumayan enak. Terbukti dari menu makan siang dan makan malam, semuanya saya habiskan dengan lahap heheheee....

Tidak seperti yang saya bayangkan, ketika masih SD dirawat di RS, di mana harus makan nasi tim atau bubur dan sayur lauknya hampir gak berasa apa-apa.
Pernah, suatu pagi, si petugas pengatur menu menanyai apa menu breakfast saya untuk besok. Saya lihat di list tidak ada yang menarik, lalu saya pilih yang ada di foto yang memperlihatkan kue pie entah apa plus minuman semacam coklat. Ternyata oh ternyata....itu adalah menu untuk pasien VIP, dan tidak bisa dipesan oleh pasien kelas 2, hix hix....
Akhirnya menu yang saya pilih adalah bubur kacang hijau yang berakhir tidak saya habiskan. Mendingan saya pesan roti tawar biasa aja deh :(

Keesokan sorenya, ketika si Eric menghadiri kondangan di Kempinsky (dia makan bebek, salmon, kepiting soka, dan minum sampagne !!!! *Pengennnn), saya menuju ruang MRI Scan.
Alatnya mirip dengan yang di film serial SCRUB, saya jadi antusias sekaligus excited masuk ke situ qiqiqiqiqi.....
Kata dokter MRI scan ini mirip CT Scan, tetapi lebih aman karena tidak ada radiasi, dia pakai sistem medan magnet. Sangat dianjurkan untuk yang belum pernah punya anak.

Tahapannya begini :

1. Melepas semua aksesoris yang mengandung logam (anting, kalung, cincin, dll)
2. Berbaring lurus, kepala diletakkan di atas bantalan yang nempel di alatnya.
3. Dikasi headset buat dengerin musik. Susternya nanya mau musik apa, Indonesia, pop, dll. Katanya biar gak berisik karena nanti di dalam alat ada suara bising dari gelombang suara.
4. Setelah headset terpasang dengan benar, kita dipasangin semacam helm.
5. Tiba-tiba tempat yang kita tidurin meluncur ke dalam terowongan. Ssrrrtttt...
6. Lalu dimulailah kebisingan suara-suara scan. Krek krok ngeng ngong ming meng krang....*susah dideskripsikan.
Saya merasa musik dari headset gak mempan sama sekali karena terlalu pelan, suara scan-nya jauh lebih kenceng sampai menenggelamkan suara musik. Tau gitu tadi saya minta suster nyetelin lagu Pittbull atau J.Lo dengan volume max aja hahahahaa...
7. Sekitar 30 menit (gak sampe kayaknya), saya pun keluar dari terowongan tersebut.

Keesokan harinya, ketika dokter memperlihatkan hasil scan.....SAYA SEDIHHHH!!!!

Mengapa ? Mengapa ? Mengapa tampak samping saya tidak punya dagu (*disertai dengan pipi tembem) wakakakakakaa...

Yah, kalo itu sampe ada dagunya berarti bukan hasil scan saya yahh :(

Ternyata, tidak ada yang serius dengan isi kepala saya, jadi kesimpulannya saya cuma kecapekan.
Seharusnya orang tu bersyukur dan seneng kan ya kalau tidak ada apa-apa yang aneh, ehh ini saya malah kayak gak terima gitu ngotot ke dokter kalau mata saya ketarik-tarik, ke dokter mata dll, sampai dokternya sebel.

Yah, demikianlah akhir dari diagnosis vertigo saya yang menghabiskan dana 8,3 juta, tetapi dicover oleh asuransi sebesar 8 juta sehingga saya cukup membayar 300 ribu saja. Itupun rencananya akan saya reimburse ke kantor (gak mau rugi dot com).

Saya cuma bisa berdoa sepenuh hati, segenap jiwa raga, semoga saat saya ke Sydney nanti, vertigo saya gak kumat pas lagi di jalan.
Please God..please...please...please.....

Saya pun akan merelakan keikutsertaan saya dalam kompetisi nulis novel tahap 2 demi menjaga kesehatan, supaya gak tidur malem-malem.
Tahap selanjutnya, saya akan periksa mata ke dokter mata dan akan rajin memakai kacamata supaya vertigo-nya gak sering kumat (setelah kacamata saya yang ukuran lensanya gak enak lagi tergeletak tak berdaya di laci kantor bebulan-bulan).

Sehat itu mahal harganya, Sob !






source : http://www.londonspine.co.uk/index7bf9.html?page_id=86

Apakah ini benar-benar VERTIGO ??

Senin, 3 Juni 2013
Saya jalan ke kantor, di tengah jalan, tiba-tiba mata saya berwarna-warni. Saya pikir itu karena silau kena sinar matahari saja.
Sesampainya di kantor, saya mendadak pusing tujuh keliling, mual, dan muntah2 di WC, persis seperti orang hamil.
Seandainya saja benar-benar hamil T_T, tapi waktu itu saya habis mens, jadi nggak mungkin kalau hamil. Siangnya karena sudah nggak tahan lagi, saya diantar pulang oleh teman kantor. Di rumah setelah minum obat muntah dan membaringkan kepala, I feel a lot better.

Selasa, 4 Juni 2013
Saya masih pusing-pusing dikit, tapi karena nggak parah saya tetap menjalani aktivitas seperti biasa

Rabu, 5 Juni 2013
Hari ini jadwal saya ke pabrik di Cibitung. Karena paginya macet, manager saya tidak ke kantor dulu melainkan langsung ke pabrik, dan saya di kantor harus mencari tebengan. Tebengan saya berangkatnya pagi banget, saya baru saja sampai kantor belum sempat beli sarapan, mereka sudah akan berangkat. Akhirnya saya ke pabrik tanpa sarapan secuilpun. Di mobil, saya merasa agak pusing, untunglah nggak sampai mabok darat. Di pabrik, biasanya staff kantor dapet catering yang lumayan enak, entah kenapa hari ini menunya amat sangat tidak enak, sehingga saya cuma makan beberapa sendok dan nggak habis. Perjalanan kembali ke kantor bersama manager saya terjebak macet pula karena kamisnya libur. Sungguh hari yang melelahkan. Sampai di kantor, saya nggak langsung pulang, tapi masih harus balas email-email, dll. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 19:00.

Kamis, 6 Juni 2013
Meskipun ini hari libur, tapi saya nggak bisa bangun siang seperti biasa. Saya harus bangun pagi untuk menengok keponakan saya di Tangerang. Saya berangkat pukul 09:45 dan menuju daerah kebon kacang dulu untuk menjemput adik ipar saya. Pagi ini saya merasa mual dan kembung karena maag saya kumat. Tapi saya berusaha tidak hiraukan setelah minum obat maag.

Jumat, 7 Juni 2013
Setelah bangun pagi, baru beraktivitas 30 menit tiba-tiba saya merasakan gejala yang sama seperti hari Senin. Pandangan mata saya jadi warna-warni. Saya langsung duduk dan menimbang-nimbang apakah sebaiknya saya masuk kantor atau tidak, karena hari ini ada keperluan urgent berkaitan dengan pekerjaan saya. Akhirnya saya memutuskan tidak masuk karena takut muntah-muntah lagi di kantor, padahal maag saya belum sembuh benar. Nah sambil berbaring leyeh-leyeh dan pijat kepala, saya sempatkan meng-Whatsapp dan mem-BBM beberapa kolega untuk membantu menuntaskan urusan kerja. Benar saja, baru beberapa menit, gejala muter-muter itu pun muncul kembali disertai mual. Saya langsung menghentikan semua aktivitas chatting dan merem.

Setelah si eric pulang dari kantor, kami langsung ke dokter. Pertama maunya ke dokter praktek biasa aja, tapi akhirnya berakhir di UGD Siloam dan sama si dokter disuruh MRI scan.
Berhubung MRI scan ini mahal, sekitar 2.3 - 2.8 juta, si dokter menyarankan supaya saya nginep di RS saja supaya bisa klaim asuransi. Akhirnya kami pun setuju, karena selama ini saya belum pernah klaim asuransi, padahal selalu bayar tiap bulan.

Ahhhh, setelah sekian lama gak masuk RS, saya masuk RS lagi deh. Dan mengalami yang namanya infus lagi. Sepanjang memori saya, masuk RS itu berarti derita karena makanannya nggak enak, plus disuntik hampir tiap hari. Tapi benarkah demikian ?? Mari kita telusuri....

Masuk RS 1 : pas bayi sakit muntaber, ini sih saya gak ingat, cuma berdasarkan info dari mami

Masuk RS 2 : Pas TK nol kecil, ada peradangan usus buntu jadi harus operasi. Waktu itu tahun 1989, teknologi operasi (apalagi di kota Kudus) masih sederhana banget. Pasien dibius total, perut dibelek pake pisau, terus dijahit, selesai. Saya masih ingat tuh, usus saya yang kecil warnanya putih dimasukin ke tabung yang ada cairan entah apa. Kata papi, usus tuh harusnya warna merah, kalo udah warna putih berarti udah meradang. Tahun 2008, temen saya ada yang operasi usus buntu, ehhh...operasinya pake komputer, cuma dibelek 1 cm. Ajibb....bentaran bekasnya juga ilang tuh. Sedangkan saya, punya bekas jahitan sepanjang 6 cm di perut, tak mungkin saya pakai bikini T____T

Masuk RS 3 : Pas kelas 2 SD, gara-gara dokter anak di Kudus salah diagnosis, harusnya sakit CAMPAK, ehhh dibilang sakit TIPES. Yang seharusnya bisa berobat jalan, malah harus masuk RS beberapa hari sampai akhirnya muncul gejala bercak-bercak yang menandakan itu sakit campak. Dasar dokter di Kudus gak bonafit ah !

Masuk RS 3 : Pas kelas 4 SD, saya sakit demam berdarah. Seingat saya, sakit yang satu ini paling paling paling paling nggak enak. Perut sakittttttttt minta ampun. Dan menurut mami saya, di hari saya masuk RS, malemnya saya mengalami masa kritis, karena demam tinggi sampe badan menggigil semua, trombosit turun drastis, selain itu juga mengigau. Untung waktu itu saya masih polos, kalo udah mesum, bisa-bisa mengigau yang mesum-mesum, gawat banget !!

Masuk RS 4 : To Be Continued....

Be Strong, Gan !

Sebenarnya sejak beberapa bulan yang lalu, saya dapet info dari si Eric mengenai berita salah seorang pejabat, yang notabene adalah ayah dari temen akrab kami. Karena kita kepo mode on, kita dikit-dikit ikutin perkembangannya, tapi lalu kasus pejabat tersebut mulai meredup.

Lalu, di akhir Mei lalu, kasus yang sepertinya sudah dilupakan media itu mencuat lagi. Kali ini lebih parah karena sampai disiarkan ke TV nasional. Waktu itu pagi-pagi, saya dapat bbm dari adik saya tentang papa temen kami itu.

Adek : Eh, kamu kemarin liat nggak papanya si A ditangkep secara paksa di TV ?
Saya : Hah ?? Di mana ? Kapan ?
Adek : Di RCTI, kemarin malem

Berhubung TV saya lebih sering digunakan untuk nonton film & serial donlotan daripada TV nasional, tentu saja saya tidak tahu.
Lalu, saya yang (selalu) kepo pun segera browsing di youtube memakai tablet Samsung Galaxy Tab 2 yang masih kredit itu :P
Gara-gara sifat "kepo" ini, saya jadi mendapat gelar "RATU KEPO" dari Jessica N. Rusli karena mengetahui rumor-rumor yang beredar di kantor FC, padahal info yang saya dapat itu tak lepas juga dari campur tangan manager saya yang juga kepo. Mungkin lebih baik divisi kami diganti nama saja, dari divisi EXPORT menjadi divisi KEPO. Jessica bahkan menyarankan jika saya mau buka usaha sendiri, mungkin usahanya bisa bergerak di bidang perkepoan, seperti detective agent misalnya.

kembali ke laptop, Video berdurasi pendek itu cukup membuat saya terpana.

Terlepas dari apakah pejabat tersebut benar-benar bersalah atau tidak, saya justru memikirkan keluarganya.

Seandainya, papi saya sendiri yang berada di posisi itu, atau mertua saya, kira-kira apa yang bakal saya rasain yah ?

Apakah maag saya akan kambuh, atau lebih parah lagi vertigo saya yang kumat karena tak kuasa menanggung beban hidup *halah!

Yang pasti, dibutuhkan kekuatan fisik & mental di atas rata-rata untuk menjadi bagian dari kekalutan publik.

So, only this from us to you, friend :

BE STRONG, GAN !
Life is like a wheel.

Sunday, 5 May 2013

How I Met Your Father - Part 5

Dear Kid(s),

Last Friday - on May 3rd - finally I met with Professor T.Z.Jacoeb in Sam Marie Clinic, South Jakarta.
The queue is very loooooonnnggg....and I got number 23 !!!
I and your dad decided to watch Iron Man 3 in IMAX Gandaria to kill time. I got some phone rings from my manager when I watched the movie, but I just ignored it, because I said to him that I must attend the clinic on time at noon - lolzz...we're a naughty-escape-from-work-couple :D
Well, even my schedule is 8:00 pm, but we met the doctor at 9:30 pm, not too bad...and he explained about reproduction system briefly.
I and your dad have to take some tests in laboratory before further medical treatment.
All the test should be done in 1 menstruation cycle, i.e in 1 month.

For this very first visit, we spent IDR 270,000 for doctor consultation and administration fee - ONLY !!

We asked the nurse to write the budget estimation for every test, and here's the list :
- General treatment check, both for me and your dad = IDR 1,400,000
- Sperm analysis, general = IDR 1,300,000
- Reproduction hormone & protein = IDR 4,700,000
- HSG = IDR 1,000,000
- Torch, KM, HIV = IDR 3,500,000

TOTAL = IDR 11,900,000

Well...well...I just can say NOTHING, I am speechless  >_<"

I know, we will have the money in the second quarter of the year (e.g THR, bonus, incentive), but I have a plan to travel to Singapore.
I really want to have you indeed ! No doubt about it.

But I will not force myself to do this.

I will let everything flow as God's plan.
And I will enjoy my quality time with your dad before you come into our life :)


Sunday, 28 April 2013

GagasMedia "7 Deadly Sins Writing Competition 2013"


Akhirnya setelah bergelut dengan waktu selama sekitar 5 minggu, karya amatiran ini selesai juga.
Sebagai salah satu syarat pengiriman naskah, panitia mengharuskan peserta membuat video promo untuk presentasi karyanya. Berhubung saya nggak pede menampilkan wajah dan suara medok saya, jadi videonya hanya berisi ilustrasi karya saya sendiri plus penggalan-penggalan kalimat yang dipikirkan atau diucapkan tokoh-tokoh dalam novel ini.

Berikut videonya :


Kalau kalian punya akun YouTube, boleh donk minta bantuan untuk like atau comment. Kalau nggak punya, di view aja juga nggak papa, untuk meningkatkan traffic-nya :)

Cover print-out nya nanti seperti ini :


Saya sangat sangat sangat menikmati proses pengerjaan karya ini, meskipun di bawah tekanan deadline yang ketat. Ternyata kalau sesuatu dikerjakan dengan passion, meskipun hasilnya mungkin tidak semaksimal ekspektasi tapi bisa memuaskan juga ya ? I just realized it.

Oiya, saya juga merasakan sensasi dan gairah menyenangkan sewaktu saya kembali memegang pensil warna dan kuas, setelah sekian lamaaa....
Mungkin terakhir kali saya menggambar manual secara serius itu waktu mau bikin portfolio untuk melamar di Faber-Castell, hahahaa :D

Saya berencana, suatu hari nanti kalau saya hamil, saya akan melukis di depan jendela sambil mendengarkan nada piano, entah itu piano klasik atau piano-nya Yiruma. Katanya psikolog sih, emosi yang dirasakan ibu hamil itu bisa tersalurkan kepada si anak meskipun dia masih dalam kandungan. Pasti sangat menyenangkan sekali, kalau anak saya punya darah seni dan memiliki bakat seni yang lebih besar, misalnya nggak cuma bisa menggambar, tapi bisa main musik juga, menyanyi juga, menari juga. Widihhh.....si mami banyak maunya ya ? Hamil aja belom berhasil !!!


Percakapan di masa depan :

Kid : mami...mamiii....aku mau maen piano, mi !!!
Mami : iya sayang, mami seneng kamu suka main piano...
Kid : beliin piano donk, mi !!
Mami : *ngelirik harga piano = 50 juta
*dilema "Aduuhhh...harga piano bisa buat biaya kuliah gue S2 desain nih, gimana ya ?? mendingan ngembangin bakat anak, apa meraih cita-cita diri sendiri ?? Mami galawwww !!!!"



Tuesday, 16 April 2013

Fund Investment

JENG....JENG....JENG !!!!

One of My Wish List again, achieved in the first quarter of this year !! Thank GOD :)

Akhirnya sempat juga nyisihin sebagian duit buat beli reksa dana. Bukan hal yang mudah, mengingat banyak keperluan juga untuk ini itu. Tapi kalau dipikir-pikir, reksa dana itu kan long term investment, kalau nggak dari sekarang terus kapan lagi mulainya. Kebetulan banget Indeks Harga Saham Gabungan hari ini lagi turun lumayan banyak, jadinya nilai unit reksa dana yang saya incar juga ikutan turun, saat yang tepat buat beli.

Saya memutuskan untuk pilih Panin, setelah sebelumnya mempertimbangkan untuk ikut Schroder. Tak lain dan tak bukan oleh karena suami saya kerja di Panin, jadi lebih mudah untuk melakukan controlling.

Apa sih reksa dana itu ?
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Karena saya beli jenis reksa dana saham, yaitu Panin Dana Maksima dan Panin Dana Prima, jadi nantinya, duit saya akan digabungkan sama duit orang lain yang juga sama-sama beli reksa dana itu, kemudian dimainkan oleh si fund manager supaya duit saya berkembang dan memberikan imbal.

Siapa manager Investasi-nya ?
Masing-masing produk reksa dana dikelola oleh manager yang berbeda. Kalau reksa dana yang saya beli, pengelolanya adalah 3 orang ini :
Winston Sual, David Sondakh, dan Jimmy Hidayat.
Dari ketiga orang itu, tentu aja yang paling pintar dan jam terbangnya tinggi adalah Pak Winston, yang memulai karirnya sebagai floor trader di BEJ, dan sekarang jadi salah satu direktur di Panin.

Apa itu Unit Penyertaan ?
Unit Penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pemegang unit penyertaan dalam portofolio investasi kolektif.
Kalau beli saham, satuannya "LOT" yang terdiri dari 500 lembar saham, kalau reksa dana nyebutnya "UNIT", kalau ikut asuransi biasanya mudeng.

Apa itu Nilai Aktiva Bersih (NAB) ?
NAB adalah nilai pasar yang wajar dari suatu Efek dan kekayaan lain dari Reksa Dana dikurangi seluruh kewajibannya.
NAB Reksa Dana dihitung dan diumumkan setiap Hari Bursa.
Jadi, kalau misalnya mau beli saham, kita tahunya harga per lembar saham Rp.XXX, tapi kalau mau beli reksa dana yang dilihat adalah NAB per unit penyertaan, RP. XXX

Apa risiko ikut reksa dana ?
Seperti semua jenis investasi, reksa dana juga memiliki risiko sesuai karakteristiknya. Risikonya begini, kalau duit saya berkembang, maka saya harus memberikan upah kepada Manager Investasi yang disebut Fee. Tapiiii....kalau seandainya dia merugi dan perusahaannya bangkrut, saya harus rela uang saya dikembalikan berapa saja (syukur kalau bisa kembali), dan saya tidak berhak menuntut perusahaan atau manager investasinya.
Tapi kalau dipikir-pikir, apa iya demi nggak rela ngasi gaji ke trader dan ketakutan akan rugi, saya lebih rela main saham sendiri ? Lha wong saya juga ndak tahu apa-apa soal pasar modal kok. Ini cuma masalah sugesti aja, lebih rela rugi main sendiri, apa dimainkan orang ?
 
Sebenarnya sih, untung-untungan reksa dana sangat dipengaruhi oleh kepiawaian manager investasinya. Misalnya aja, kalau di Panin yang bagus itu reksa dana saham karena yang mainin si Pak Winston, tapi di perusahaan lain yang lebih bagus adalah reksa pendapatan tetap atau reksa dana campurannya.
Jadi ya, suatu perusahaan gak bisa dibilang bagus 100% atau jelek 100% karena yang dilihat adalah lebih ke kinerja produknya.

Berhubung saya masih cupu, jadi daripada kebanyakan mikir tapi gak jalan-jalan, lebih baik saya move on dulu dan belajar sambil jalan.

Sunday, 14 April 2013

Writing Competition 2013

Setelah sekian lama nggak pernah ikutan kompetisi lagi, baik kompetisi menggambar atau menulis, akhirnya tahun ini saya nekat ikutan kompetisi lagi. Padahal dari segi waktu bisa dibilang sudah mepet banget, and very close to deadline !!!

Saya sudah setengah jalan, kira-kira sampai halaman 80an ketika akhirnya menyempatkan diri untuk browsing mengenai pemenang kompetisi tahun lalu, terus melihat-lihat video promosi - bahkan video untuk kompetisi tahun ini sudah ada yang upload ! - tiba-tiba saya merasa down.

Saya merasa alur cerita saya biasa saja, penggunaan frase dan kata tidak apa adanya, penggambaran karakter dan tokoh-tokoh di dalamnya kurang dalam, begitu juga dengan emosi yang ingin disampaikan. Singkat kata, tulisan saya sangat kurang dalam hal kualitas.

Yah, bukan berarti saya menyerah setelah menghabiskan berjam-jam di depan komputer dan kurang tidur selama berhari-hari. Karena sudah terlanjur nyemplung, lebih baik saya basah sekalian.

Mungkin ini kedengaran sangat pesimis, seperti demam panggung, galau !

Satu-satunya hal optimis yang bisa saya pikirkan adalah :

Kalo nggak menang, ya udah diperbaiki lagi dan kirim ke penerbit lain yang lebih ecek-ecek.
Mungkin kita bisa belajar dari karya para pemenang, untuk jadi lebih baik lagi.

Lebih baik kalah daripada tidak berani mencoba !

Arrghhh, aku galaw, CIYUS!!!!!

Monday, 18 March 2013

My Novel Progress

Hulalaaa....
setelah sekian lama, akhirnya saya mulai nulis proyek impian lagi dan baru memasuki bab III.
Saya juga mengubah setting waktu dari tahun 1921 menjadi 1931.
Hal ini disebabkan karena di Malang, sepertinya AMS (Algemeene Middelbare School) baru didirikan pada akhir tahun 1930an.

Ini dia sneak peak-nya, saya mendapatkan referensi kosa kata Belanda ini dari buku Kwee Thiam Tjing dan google translate. Sudah pasti yang dari Google translate grammarnya kacau. I need Steven, my relative from Belgium, semoga saja dia menjadi penerjemah saya, secara bahasa Belanda Belgia belum tentu sama dengan bahasa Belanda asli....ataukah sama ???!! ntahlah....

Lalu kami berdua menertawai Marco sampai terbahak-bahak, padahal tidak ada yang lucu dari kejadian itu. Dan Marco pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun. Albert kemudian mengulurkan tangan untuk berjabat dan mengatakan,

”Jij een…chinees, kunnen we vriend ?”
 
Aku sempat bingung dan tidak tahu harus jawab apa, tapi aku balas saja jabat tangannya dan mengangguk. Albert menjabat tanganku dengan mantap dan mengangguk juga, “Dan zijn we vrienden, ehh…..naam ?”

"My name is Khan"


Boong dink kalimat yang terakhir ini, cuma buat ngeles aja gamau kasi bocoran nama tokoh utamanya.
Intinya di bab III ini ketambahan 1 tokoh baru si sinyo Londo.


Simpati & Empati

Di post sebelumnya, saya sempat menuliskan upaya untuk refleksi diri. Sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan daripada sekadar menulis atau berucap, namanya juga manusia kan ?

Apakah kita boleh puas dengan memberikan lembaran 100 ribu kepada manula miskin, padahal harta kita berjumlah milyaran ? Apa kita boleh puas dengan menyumbang jutaan rupiah dan jadi donatur tetap sebuah panti asuhan padahal harta kita puluhan milyar ?

Yang berlebih memang sudah seharusnya dan sewajarnya memberi kepada yang kurang mampu, tidak ada yang perlu dibanggakan. Toh, harta yang diberikan itu sebenarnya cuma titipan Tuhan. Tuhan mungkin menganggap kita mampu mengelolanya dan mengharapkan supaya kelebihan itu juga disalurkan untuk yang lain. Bersimpati memang mudah, apalagi kalau kita sampai bingung mau buang uang ke mana.

Tapi kalau berempati ?



Lifestyle in Jakarta

Pernah dengar pepatah "Kejamnya ibukota lebih kejam daripada ibu tiri" ?
Jika dipikir-pikir, istilah itu ada benarnya.
Menurut seseorang, saya lupa ntah dosen saya atau manager saya atau baca di buku, tipikal orang Indonesia itu, terutama yang tinggal di kota besar adalah KONSUMTIF.
Saking konsumtifnya, sering kali seseorang mengalami besar pasak daripada tiang, dan tagihan kartu kredit jadi menumpuk, seperti saya misalnya, hehehehee......

Bagi karyawan golongan menengah yang tidak punya pendapatan kedua (passive income kek, usaha sampingan kek), tentu menggantungkan segala pengeluaran pada gaji bulanannya. Dan untuk menutup semua kebutuhan yang konsumtif itu, diperlukan gaji besar.
Sedangkan, tidak semua perusahaan bisa membayar karyawannya sesuai standard pasar atau bahkan di atasnya. Belum lagi orang-orang yang berusaha masuk ke perusahaan yang seperti itu jumlahnya bejibun melewati tes berlapis-lapis. Yang pintar dan beruntung, bisa lolos. Namun perjuangan dia ternyata belum selesai, karena dia harus mempertahankan performance-nya. Jika dia dianggap COST oleh perusahaan, dan bukannya ASSET, maka bersiaplah untuk ditendang dan digantikan oleh pendatang-pendatang baru yang siap bersaing. Seperti adik ipar saya, meski berhasil lolos menjadi trainee di BCA bersaing dengan ratusan kandidat lain, perjuangannya belum selesai. Dia harus belajar tiap hari supaya lolos tes tiap minggunya. Tahun depan, ia masih harus melalui seleksi karyawan tetap. HIGH GAIN, HIGH RISK. Perusahaan yang memberi gaji di atas rata-rata, tentunya juga mengharapkan karyawan dengan kemampuan di atas rata-rata.

Orang-orang lain yang kurang beruntung bisa masuk ke perusahaan seperti itu, meski menyerah pada nasib dan melamar ke perusahaan lain supaya dapurnya tetap ngepul dan gak jadi pengangguran. Tidak jarang juga, mereka menerima pekerjaan yang kurang sesuai dengan ekspektasi, ntah itu jobdesk-nya atau salary-nya. Akibatnya, karyawan-karwayan di perusahaan seperti ini menjadi kutu loncat, loncat sana, loncat sini, mencari pekerjaan yang sesuai harapan dan salary yang lebih tinggi.

Ada salah seorang teman saya yang bilang jika gaji 2,5 juta di Jakarta itu MIRIS.
Entah kenapa dia bilang begitu, padahal bila dilihat dari berbagai variabel, kondisi itu sangatlah masuk akal. Misal :
1/ Gaji 2,5 juta itu didapat dari pekerjaan part-time alias tidak setiap hari
2/ Dia adalah seorang fresh-graduate
3/ Persaingan di industri keahlian dia, di Jakarta ini sangat ketat. Semua orang ingin ke Jakarta demi penghasilan yang lebih baik, tapi tidak semua bidang kerja di Jakarta itu over demand, banyak juga yang over supply

Waktu saya fresh-grade dan kerja pertama kali di Surabaya tahun 2007, gaji saya CUMA 1,5 juta. Dan ketika saya mulai kerja di Jakarta tahun 2009, gaji saya juga berkisar sekitar 2,5 juta. Tapi apakah kondisi saya dengan gaji sekian miris ? NO. Saya masih bisa ngekos di tempat yang ada AC, Internet, dan water heater-nya. Saya bisa makan kenyang tiap hari, bahkan waktu itu saya lebih gendut dari saat ini. Tidak ada supply dari orang tua sepeser pun. Meski kalo saya bokek, kadang-kadang juga ditraktir makan sama cowok saya waktu itu :D

Mungkin orang-orang yang tidak pernah merasakan gaji sekecil itu bertanya-tanya bagaimana bisa gaji 2.5 juta mencukupi kebutuhan hidup di Jakarta ? Tapi kenyataan bilang itu bisa, lihat saja buruh-buruh yang cuma digaji 2,3 juta. Mereka bisa hidup berkecukupan.
Intinya, berapa pun gaji seseorang, pengeluaran harus bisa menyesuaikan. Kondisi idealnya, jika penghasilan meningkat, invetasi harus meningkat juga, tapi kenyataannya seringkali pengeluaran berbanding lurus dengan penghasilan. Makin tinggi penghasilan, makin tinggi juga pengeluaran (uuppss...ini seperti membicarakan diri saya sendiri :p )

Saya juga pengen curhat tentang kondisi suami saya, bagaimana dia mulai dari 0 lagi ketika sudah tidak tahan dengan pekerjaan pertamanya. Jadi ketika itu, dia datang ke Jakarta dengan tawaran gaji yang lumayan tinggi untuk ukuran fresh-grade. Tapi ternyata kerja di perusahaan itu tidak cocok dengan kata hatinya, dan dia memutuskan resign setelah setahun bekerja. Semua keluarganya menentang keputusan itu. Dia mulai melamar ke sana-sini mengharapkan diterima sebagai engineer elektonik. Tapi mendapatkan jobdesk yang sesuai susah sekali, akhirnya dia mencoba banting stir sebagai programer meski tidak yakin mampu, yang penting waktu kuliah sudah pernah dapet dasar logika coding. Akhirnya ada yang menerima, tapi dengan gaji hampir 50% lebih kecil dari pekerjaan pertamanya dan dengan pekerjaan baru yang dia sendiri tidak yakin menguasainya. Tapi dia pikir lebih baik perpenghasilan 50% lebih kecil daripada penghasilan 0, lebih malu lagi kalau sampai ngutang orang tua. Hare geneee ??? Apa kata dunia ???

Ternyata kerja di perusahaan ini sedikit membuat dia shock dan stress, singkatnya setelah 3 bulan, dia tidak diangkat jadi karyawan tetap karena dianggap kerjanya terlalu lama. Sedih tentu iya. Tapi dapur harus tetap ngepul, maka job-hunting dimulai lagi. Dengan bekal 3 bulan belajar coding, kali ini dia sudah lebih pede melamar sebagai programer dan berhasil diterima di perusahaan di mana dia bisa lebih enjoy dan belajar lebih banyak lagi. Gajinya standard, lebih tinggi sedikit dari yang sebelumnya, tapi tidak bisa dibilang di atas rata-rata. Selama dua tahun dia belajar menguasai beberapa program dan mengasah kemampuan coding. Akhirnya, ketekunannya membuahkah hasil juga. Mungkin ini rencana Tuhan, setelah menikah dia diterima di perusahaan yang bisa memberi dia gaji yang lebih tinggi dari saya, kenaikan gajinya lebih dari 50% thank God. Waduuhh...sedikit saya merasa kalah, karena sudah S2 tapi penghasilan tetap lebih kecil. Tapi apa saya berhak menjadikan S2 sebagai alasan untuk mendapatkan gaji tinggi ? kalau saya berpikiran begitu, seharusnya saya malu pada diri sendiri.

Jika ditilas balik, seandainya waktu itu dia tidak memutuskan resign dan nekat mendapat gaji kecil, mungkin saat ini kami belum bisa beli mobil.

Sekarang, saya merasa perlu lebih memperhatikan finansial keluarga. Tidak boleh sembarangan seperti dulu lagi. Porsi untuk invetasi harus ditingkatkan menjadi 30%, porsi untuk konsumtif dan living cost harus ditekan menjadi 50%, porsi amal harus dinaikkan menjadi 10%, dan porsi lain-lain yang selama ini tidak pernah terhitung harus dialokasikan 10%.

Pokoknya kalau jiwa konsumtif mulai merayap, 1 hal yang harus saya pikirkan, "Kapan jadi pengusahanya kalau boros terus ?????"
Jadi ingat film "Billionaire", di mana si Top Ittipat harus jual mobilnya demi mendapatkan modal usaha, saya sih berharap jangan sampai mobil yang saya dapat susah payah harus melayang lagi demi buka usaha. Tapi kalau dapet mobilnya jatuh dari langit, ya bolehlah dipikirkan lagi untuk modal usaha dan ganti mobil yang lebih murah (atau motor) heheheeeee...
Ada lagi cerita dari teman kantor saya mengenai seorang anak yang dilahirkan di keluarga kaya, sejak kecil segalanya serba ada, dia tidak perlu berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu. Namun nasib berputar, ketika orang tuanya meninggal, dia belum siap untuk mengurus bisnis keluarga dan lama kelamaan bisnis itu tidak segemilang saat diurus orang tuanya.
Semoga saja saya tidak mengulangi kesalahan orang tua saya dalam mengelola asset, saya sebagai anaknya yang sudah diberi pendidikan lebih tinggi seharusnya juga bisa menjadi lebih baik dan lebih makmur daripada orang tua saya yang cuma tamatan SMP dan SMA. Jadi suatu hari kelak, orang tua saya bisa menuai apa yang sudah ditanamkan mereka pada diri anaknya ehuehehueheuhe...*prikitiuw

Ayo kita mencoba refleksi pada diri sendiri, jika kita sudah bergaji tinggi, masih bisakah kita hidup dengan lifestyle seperti saat kita bergaji kecil ? Misalnya, kalo udah punya mobil, masih mau naik motor gak ? Masih mau naik busway / angkot gak ? Kalo biasa makan delivery service, masih mau makan warteg gak ? Jangan mentang-mentang sudah kaya, lalu kita sudah lupa rasanya jadi orang susah :)