Monday, 16 July 2012

Tante and The Brondong

Fenomena tante dan brondongnya sudah bukan hal yang aneh bin ajaib lagi. mungkin kasus ini sudah terjadi sejak jaman purba. Kalau di jaman modern, fenomena ini mungkin mencuat berkat jasa infotainment. Sebut saja Malinda Dee dan brondongnya, Ashton Kutcher dan tantenya, Yuni Shara & Rafi, J.Lo and hers, dan masih banyak lagi sayangnya saya gak seberapa ngikutin gosip selebritis. Topik ini juga pernah diangkat dalam film The Reader yang memenangkan banyak penghargaan dengan bintang Kate Winslet, David Kross & Ralph Fiennes.

Kisah ini dimulai ketika perusahaan tempat saya bekerja punya gawe menyambut event tahunan yang membuat semua karyawan bagian marketing, promosi, & sales harus banting tulang peras keringat turun ke medan pertempuran. Prajurit kami tersebar di mall-mall seantero Jakarta, Bekasi, dan Tangerang.

Adalah si Neo, seorang prajurit training yang merantau ke Jakarta dari luar pulau. Berhubung masih dalam rangka training, si Neo ini penuh semangat dan tekad untuk membuktikan diri. Ia ditempatkan di suatu mall kawasan P**i Jakarta Barat. Neo datang lebih pagi dari jam yang dijadwalkan, dan pulang lebih malam dari yang seharusnya. Dia sangat gencar mempromosikan produk kami kepada para calon customer dan konsumen, apalagi kalau traffic-nya ramai.

Lalu, datanglah sang Tante. Pada awalnya dia tampak seperti ibu-ibu biasa yang tertarik dengan promosi kami. Karena dia tampak royal, si Neo semakin gencar menawarkan berbagai produk dengan harapan sang Tante membeli sebanyak mungkin.
Sampai kepada klimaks ketika sang Tante berkata,
"Ya sudah deh Mas, saya ambil semua ini, ga perlu hadiahnya....asalkan saya bisa pegang Mas."

TET TOT.

Ada bel berdering di otak Neo. Ada sirine. Ada setan. Ada malaikat. Semuanya ribut memperdebatkan apa yang harus dilakukan Neo selanjutnya.
Kalau jawab "TIDAK", sang Tante akan meninggalkannya tanpa beli apapun, karena pada dasarnya dia tidak butuh apa-apa.
Kalau jawab "IYA" nuraninya memberontak, teringat istri di luar pulau, tapi dia bisa kejar omset.
Mungkin di dalam otak si Neo, dia sedang mencabuti mahkota bunga satu persatu sambil bilang, "Yes. No. Yes. No. Yes. No.....YES"

Dan terlontarlah jawaban, "Oke deh Bu"

Saya sedang berpikir apakah sebaiknya saya menyensor bagian ini untuk diceritakan atau tidak. Tapi saya harap, siapa pun yang membaca tidak berpikir terlalu jauh. Singkatnya si Neo mengalami apa yang disebut pelecehan sexual by TANTE.
Tidak kurang. Tidak lebih.

Saya turut prihatin pada kejadian yang menimpa Neo. Tapi saya kagum atas loyalitasnya terhadap perusahaan. Semoga saja dia kelak mendapatkan sesuatu yang setimpal dengan pengorbanannya. Kejadian ini saya kutib persis seperti yang diungkapkan Neo kepada saya, jadi saya jamin keabsahannya, kecuali si Neo berbohong pada saya.

Mengenai sang Tante, beberapa tahun lagi saya juga akan menjadi tante. Tapi saya berharap sih saya gak jadi tante yang mengejar brondong, melainkan tante yang dikejar brondong**.

Heuheheheueheheuehhh......

**Apaan sihhh ???!!

1 comments:

Lia Harahap said...

whaaaat?? may i know who he is? kekekekekekeke,,,