Monday, 28 December 2015

Jogja Trip 2015 - Part 3 : Prambanan Temple & Ramayana Ballet Dance

Setelah check-out dari Raffles Villa di Kaliurang, kami melanjutkan perjalanan ke kota Yogyakarta untuk check-in di hotel HOM Platinum.
Sorenya kami melanjutkan perjalanan ke candi Prambanan dan tiba di tempat tepat sebelum gerbang ditutup, yaitu jam 6.
Untung masih boleh masuk.

Saya kira karena pertunjukan sendratari Ramayana dimulai jam 19:30 maka candinya masih buka sampai malam. Waktu itu saya berpikir bahwa jam 6 sore masih terlalu dini.
Ternyata oh ternyata, panggung tari dan lokasi candi berada di tempat yang berbeda.
Kita juga tidak bisa ke panggung tari dari lokasi candi, karena tempatnya dipisah pagar dan jalan.
Jadi, lokasi candi hanya buka sampai sore. Gerbang ditutup pukul 17:00 dan lokasi ditutup pukul 18:00

Jadi, petanya seperti ini :



Menyesal sekali kenapa tadi kami tidak pergi lebih siang dan malah mengulur-ulur waktu. Akhirnya kami cuma bisa berfoto secara kilat karena sinar matahari juga sudah mulai redup. Suasana dan kondisi di dalam candi menjadi sangat gelap. Sempat masuk ke dalam candi yang ada patung Syiwa-nya tapi gelap banget... terus diketawain bule karena lagi-lagi saya digendong ama ayang ahahahahahaa.... padahal udah menolak tapi apa daya kami diburu waktu sehingga gak sempat lagi kalo harus mendaki satu persatu anak tangga bagikan siput *cry*
Meski begitu, pantulan sinar matahari sore alias sunset menambah keeksotisan candi ini...



Meksi belum puas berfoto dan berkeliling ke seantero reruntuhan candi, kami pun harus meninggalkan lokasi karena sudah gelap dan lampu penerangan taman tidak terlalu banyak. Begitu matahari terbenam, lampu spot warna-warni langsung dinyalakan dan menyinari ketiga candi induk Prambanan, candi Wisnu, Candi Brahma, dan candi terbesar Candi Syiwa.

Komplek candi ini luassss banget apalagi buat orang yang jalannya kayak siput macam ngana, kami sempat tersesat karena mengikuti dua sejoli bule yang berjalan entah ke mana. Akhirnya kami memutuskan untuk jalan sendiri mengikuti insting dan petunjuk yang kurang jelas sampai akhirnya berhasil sampai ke parkiran. Kami harus keluar lokasi dengan mobil, mengambil arah memutar dan masuk ke area sendratari yang berada di komplek sebelah.

Ternyata komplek yang satu ini jauh lebih ramai dibanding komplek candi, mungkin karena emang baru buka yaa... sedangkan komplek candi tadi kan udah tutup.
Beberapa bule yang kami temui di Prambanan juga ternyata ikutan nonton sendratari ini.
Ada beberapa kelas mulai dari VIP, special seat, first class, second class, student, semuanya bisa dilihat di

yogyatrip.com

Kami memilih first class seat dengan  harga tiket Rp. 175.000,-/ person
walaupun agak menyamping tapi yang penting bisa dapet di depan.
Dan herannya, kenapa kursi VIP-nya dipake bule semua ya ?? apakah emang dibooking oleh sebuah grup tur ataukah orang Indonesia gak rela ngeluarin duit Rp. 350.000,- ??

Sebelum masuk, foto dulu sama cosplayer resmi, walaupun penarinya nanti bukan mereka :D



Sepertinya saya gak perlu lagi menceritakan kisah Ramayana, selain karena kisah ini udah diceritain sejak kita masih SD, sempat dijadiin wahana yang antriannya Masya Allah di Dufan pada tahun 1997-2000an, akhir-akhir ini juga banyak sinetron India-he yang me-remake kisahnya :)

Enjoy the show....
Candi Prambanan yang ada di komplek sebelah ternyata menjadi latar belakang dari panggung, diterangi lampu-lampu spot :)



Dan berakhirlah perjalanan kami di hari pertama.

To be continued.....

Jogja Trip 2015 - Part 2 : Merapi Lava Tour

Siapa sih yang nggak pernah denger tentang keganasan gunung Merapi ?
Gunung yang paling aktif di Indonesia ini menyimpan seribu cerita kelam dan mistis sepanjang masanya, dan belum menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan tidur panjang. Sang Ardi masih akan berdiri kokoh menyaksikan cerita manusia di Jawa Dwipa :)

Di Kaliurang - sebuah wilayah tujuan wisata di kaki gunung Merapi - atraksi yang paling menarik adalah "Lava Tour", di mana kita akan diantar berkeliling oleh seorang pemandu dengan mobil Jeep ke lokasi-lokasi yang terkena "Wedhus Gembel" alias awan panas, atau tersapu lahar dingin.
Ada beberapa operator yang menyediakan jasa tour ini. Kebetulan yang saya ikuti adalah operator yang posnya tepat berada di samping Raffles Villa di dekat bundaran patung udang.
Ada beberapa paket tour yang ditawarkan dengan kisaran harga mulai Rp. 350.000,- sampai Rp. 600.000,-
Kami bertiga sepakat mengambil paket yang paling murah karena sorenya harus segera ke Candi Prambanan sehingga tidak bisa berlama-lama di Kaliurang.


Brosur paket Lava Tour by Mas Yus

Ternyata naik Jeep asik banget...apalagi kalo guide-nya, Mas Yuswanto, agak sedikit ngebut sehingga udara sejuk Kaliurang berhembus menerpa wajah...uhuuuiiii....

Sebelum mulai menelusuri desa yang hancur karena awan panas, jeep kami melakukan aksi offroad di atas sungai pasir yang namanya Kali Opak...pokoknya Seru banget !!! Kata Mas Yus, sungai tersebut dulunya penuh air dan ada bangunan bendung yang berfungsi, tapi sejak tertimbun Lava dingin, airnya sekarang cuma seuprit dan bendungannya juga masih dalam tahap renov karena mengalami kerusakan.


Perjalanan menuju Kali Opak... melewati bangunan runtuh, jalan berbatu, dan kuburan massal

Perjalanan dilanjutkan menyusuri pemakaman massal korban letusan merapi melewati jalanan pasir berbatu-batu yang di kanan kirinya banyak bangunan runtuh. Lalu sampailah kami ke "Museum Sisa Harta".
Di situ banyak barang rusak maupun mayat hewan yang sudah membatu akibat terkena awan panas. Mulai dari televisi, rak kulkas, mesin jahit, sepeda motor, "sisa" kelinci, batu-batu vulkanik yang terlempar dari semburan merapi, dll

 
Museum Sisa Harta

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke sebuah monumen yang disebut "BATU ALIEN" yaitu sebongkah batu super gede yang terlempar dari semburan Merapi, dan jika dilihat pada angle tertentu menyerupai wajah orang. Karena itu penduduk sekitar menyebutnya batu alien. Ada juga yang menyebutnya "BATU ALIHAN" - alihan = perpindahan - konon menurut mereka batu itu menghadap tepat ke arah keraton Yogyakarta jika ditarik garis lurus.
Di lokasi ini, Mas Yus menunjukkan kepiawaiannya mengambil berbagai angle foto unik yang mungkin sudah sering ia lakukan pada setiap turis yang berkunjung. Berhubung kami nggak pernah melakukan adegan foto begitu, jadinya kami excited banget... saya aja sampai kelelahan disuruh lompat-lompat, gak terasa sampai sepatunya jebol.


 
Batu alien - mirip kan sama wajah orang ?!


 
Foto-foto unik dengan background langit biru ^^

Dari batu Alien, kami melanjutkan perjalanan ke tambang pasir yang lokasinya nyeremin tapi eksotis bangettttt....
Gimana gak serem kalo jeep-nya diparkir di pinggir jurang yang notebene adalah pasir, bisa aja kan sewaktu-waktu longsor. Uniknya di tambang pasir ini, beberapa lubang masih mengeluarkan asap dari dalam, dan batu yang warnanya coklat basah jika disentuh ternyata hangat !
Kali ini kami banyak mengambil foto panorama, sayangnya background gunung Merapi tidak tampak tertutup awan :'(

 
Tambang pasir...offroad rute, taken with ASUS Zenfon 2 panorama mode

Hari sudah semakin panas ketika kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi terakhir, BUNKER DARURAT di dusun Kaliadem.

Sampai di lokasi, kayaknya saya udah kelelahan banget dan mulai sesak napas, sehingga pada saat ada tangga menanjak, mau nggak mau harus minta bantuan suami buat gendong hehehehe.... yang mana aksi ini mengundang perhatian bule-bule di sana, dikiranya saya males banget kali yah nggak kasian ama suami :p

Masuk ke bunker, suasananya gelap dan pengap.
Di dalam ada sebuah batu besar yang di atasnya diberi sesajen, menambah suasana makin mencekam dan bikin merinding meskipun banyak pengunjung dan masih di siang bolong.
Menurut cerita, ketika letusan tahun 2006, 2 orang relawan bersembunyi di dalam bunker yang memiliki ketebalan dinding 3 meter dengan pintu beton setebal 25 cm, namun panasnya material merapi yang melahap daerah tersebut malah membuat bunker itu bagaikan oven raksasa. Dua orang relawan yang terjebak di dalam, yang satunya meninggal di dalam bak mandi yang terletak di dalam bunker, dan satu lagi meninggal di dekat pintu bunker. Katanya saat bunker diselimuti material panas merapi, suhu di dalam bisa mencapi lebih dari 200*C, atau maksimal 700*C. Ya Tuhan....gak kebayang panasnya kayak apa, di Jakarta aja suhu 33*C udah bikin emosi !

 
Peresmian bunker

 
Foto dari dalam bunker....


 
digendong ayang karena capek naik tangga wakakaka XD

Dari lokasi bunker, jeep kami kembali menuju Kali Opak untuk melakukan off road di sungai yang asik banget tadi sebagai penutupan sebelum akhirnya kembali ke villa.

Kami pun berkemas untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan.

To be continued...

Sunday, 25 October 2015

Jogja Trip 2015 - Part 1 : The Trip Begin

Akhirnya setelah hiatus hampir setahun, blog ini ada update-nya juga... so many things happened. Banyak yang ingin ditulis, banyak momen, tapi tidak disertai niatan untuk membuka laptop dan menulis.
Ntah kenapa suasana di rumah ini membuat saya kehilangan mood menulis. Adaaaa aja alasan yang dibuat, internet susah, meja kerja gak kondusif, hawanya panas, pemandangan gak membangkitkan mood. I MISS LIVING IN A HIGH FLOOR APARTMENT T___T

Libur lebaran bulan Juli 2015 yang lalu saya berencana mengunjungi sang nenek yang tinggal di Kudus. Sebelum ke kudus, saya ingin menghabiskan 3 hari 2 malam di Jogja yang sudah lamaaaaaa sekali tidak saya kunjungi, terakhir kayaknya waktu masih SD kelas 6 deh.

Hari pertama keberangkatan dari Jakarta, kami udah colong start duluan sementara para karyawan lain masih belum libur. Takutnya kalo berangkat pas H-2 jalan pantura bisa macetos bangetos... jadilah kami, aku-suami-adek cowok, berangkatnya H-7 hahahaaa...
Kebetulan si adek cowok lagi berlibur ke Jakarta dalam rangka liburan semester, jadinya dia diboyong juga ke Jogja daripada jamuran sendiri di rumahku.

Kami mulai excited waktu pertama kali melewati gerbang tol Cipali yang sedang happening itu. Ternyata jalan tol baru ini masih sepiiiii banget, jalan 120 km/jam serasa jalan 80 km/jam.... gak terasa uiii kalo ngebut, habisnya sejalan cuma 1-2 mobil yang berlalu.
Jalan di tol baru kayak gini, para pengemudi harus ekstra hati-hati, percaya gak percaya, biasanya masih banyak korban kecelakaan, kalo kami sih yang penting berdoa aja sepanjang jalan, urusan hidup mati itu sudah di tangan Tuhan.
Eh, ternyata bener loh... ada mobil yang kebalik di depan kami, tapi si eric nggak turun bantuin karena mobil lain di depan tetep jalan, padahal mobil-mobil di belakang banyak yang berhenti dan bantuin. Sepintas sih kayaknya penumpangnya gak kenapa-kenapa karena masih bisa keluar dan jalan-jalan, syukurlah ya....

Perjalanan cukup lancar sampai di Brebes, kita maksi bentar di ayam goreng Mbok Berek, terus dilanjutkan lagi sampai Pekalongan. Dari situ kita menuju selatan ke arah Magelang.
Jalannya kecil, berliku, naik turun gunung. Untungnya saat itu masih jam 4 sore, kalo udah malem pasti serem banget jalan sendirian di gunung cuma bertiga. Pemandangannya cukup indah juga.

Gambar kiri : gerbang tol Cipali, Cikopo - Palimanan
Gambar kanan atas : suasana tol Cipali yang masih lengang
Gambar kanan bawah : suasana perbukitan ke arah Temanggung

Jam 8 malem, kami sampe di Magelang dan makan malam di resto sejenis Special Sambal, tapi lupa namanya apa... yang jelas menunya mirip "SS" gitu, berbagai lauk goreng plus pilihan sambel yang beraneka ragam. Berhubung di SS, sambelnya gak terlalu nendang, aku dan si adek kalap pesen sambelnya, dan pas dateng ternyata porsinya banyak dan rasanya pedessssss gak pake ampun... jadilah kami berdua nangis kepedesan, sementara si eric yang gak makan sambel cuma adem ayem aja kekenyangan.

Kami pun melanjutkan perjalanan ke Kaliurang pakai sahabat setia para traveller, yaitu google map. Kami cukup heran karena suasananya sepi banget gak kayak di Puncak, feeling udah gak enak karena Gugel map menyuruh kami lewat jalan kecil yang bukan merupakan jalan protokol.
Ternyata...apa yang kami takutkan terjadi juga. Gugel map menginstruksikan kami untuk menuju ke suatu titik yang menurutnya adalah "Raffles Villa" seperti yang saya pesan lewat agoda. Anehnya... berdasarkan Gugel map villa itu masuk ke sebuah gang kecil yang jalannya seperti jalan kampung tidak diaspal. Si Eric gak mau meneruskan jalan karena takut mobilnya selip di tengah gang super gelap itu, dan hanya ada secercah cahaya di ujung sana. Seingatku, peta di agoda menunnjukkan bahwa villa itu berada di tepi jalan protokol dan berada di dekat persimpangan jalan.... kok ini malah menyuruh kami lewat gang sempit tak beraspal. Kami langsung teringat pada kejadian-kejadian di mana bus atau truck terjebak di sebuah hutan tanpa jalan setapak yang awalnya mereka kira adalah sebuah jalan di kampung....kami langsung merinding....

Akhirnya, setelah sempat masuk sepanjang 10 meter, kami memutuskan untuk keluar dari gang gelap itu dan kembali ke jalan utama dan bertanya di poskamling. Ternyata jawaban petugas poskamling pun tak banyak membantu karena dia tidak terlalu mengenal daerah yang kami maksud. Dia hanya menyuruh kami untuk kembali ke arah "Patung Udang", dalam bahasa Jawa, udang disebut "urang" asal nama Kaliurang.
Kami pun mulai galau...karena dari tadi kami tidak melihat sesuatu berbentuk udang sama sekali.

Akhirnya sambil berdoa, kami melanjutkan perjalanan terus naik ke atas sambil berharap S*mpati-nya tidak kehilangan sinyal... ada untungnya juga ya pakai paket internet itu, kalo pake yang lain bisa-bisa sinyalnya lenyap di gunung begini T__T

Puji Tuhan, setelah sekitar 20 menit mengikuti jalan kecil yang gelap namun beraspal, akhirnya kami sampai di sebuah persimpangan jalan, dan tepat di kiri kami ada sebuah villa cukup besar dengan spanduk "RAFFLES VILLA" Puji Tuhan alhamdulilah...waktu menunjukkan pukul 22:30 WIB

Kami langsung melakukan check-in dan bersih-bersih karena badan udah terasa lengket gimana gitu, tidak butuh waktu lama sampai akhirnya kami tertidur.

Eits...ceritanya belum selesai !!

Kami tidur di kamar yang paling kecil, terletak di tengah ruangan antara ruang makan dan dapur. Di depan kami ada kamar yang lebih besar dengan teras, tapi kamar itu sedang kosong tanpa penghuni.
Kami tidur bertiga berjejer kayak pindang di atas sebuah kasur dengan tirai kelambu.

Karena space tidur yang sempit dan diapit 2 cowok, saya jadi merasa tidur kurang nyenyak dan suka terbangun. Mata melek ganti posisi, merem lagi, melek lagi ganti posisi, merem lagi, dst...

Kira-kira pada pukul 4 atau 5 pagi, ketika akan ganti posisi untuk yang kesekian kalinya, tiba-tiba lampu kamar mandi MENYALA sendiri terus ada air mengucur di bak mandi. Saat itu, pintu kamar mandi dalam keadaan tertutup.
Saya menoleh ke kanan dan ke kiri, si adek dan si eric masih lengkap, tidur dengan nyenyaknya di kanan kiri saya.
Ketika saya berpikir mungkin mereka lupa mematikan lampu....tiba-tiba lampu kamar mandi MATI SENDIRI.




JENG JENG
........
.....




Belum berhenti sampai di situ, kira-kira lampu kamar mandi menyala dan mati sampai sekitar 3x. Dan ada bunyi ceklek-ceklek seperti bunyi saklar dipencet. Jadi kalau misalnya lampunya konslet kan matinya byar-pet-byar-pet... nahh yang ini tuh lampunya mati hidup tapi disertai bunyi "ceklek"
dan ada suara air samar-samar dari dalam kamar mandi.
Saya sempet kebingungan selama beberapa detik, dan berpikir apakah penjaga villa ini punya tombol otomatis dari luar kamar ???
Karena saya teramat sangat ngantuk dan lelah, saya pun melanjutkan tidur lagi sampai matahari bersinar.

Paginya, ketika saya cek isi bak mandi tidak bertambah airnya, padahal semalam sepertinya kerannya nyala...

Ide mengenai penjaga villa yang punya tombol otomatis dari luar juga sepertinya tidak mungkin, karena villa ini kan villa sederhana, ngapain juga dimodifikasi kayak villa film-film agen rahasia, dan kenapa pula mereka harus mati nyalain lampu pada dini hari. Kan kurang ajar kesannya.
Jadi, saat itu saya menyimpulkan bahwa "penunggu" rumah yang lain juga ingin menyapa tamunya.
Untung nginepnya cuman 1 malem...

  
Penampakan Raffles Villa di pagi hari. Untuk kamar paling kecil, semalam tarifnya Rp. 195.000,- sudah dapet sarapan berupa nasi goreng.
Overall villanya bersih dan cukup nyaman, ditambah bonus X-Moment yang mati nyala itu.... 

Ini mesin generator air panas sederhana. Terletak di halaman depan villa, bahan bakunya adalah daun-daun kering di sekitar pekarangan. Jadi air panas yang dihasilkan juga gak bisa panas-panas banget melainkan suam-suam kuku... katanya sih ini yang punya villa menganut gerakan GO-GREEN


Halaman depan Raffles Villa, di sebelah kanan itu ruangan Suite yang terpisah dari bangunan utama. Cocok untuk pasangan yang lagi hanimun karena dekorasinya creepy-creepy romantis gitu deh, serba kayu dengan penerangan sendu... untuk tarif semalam bisa cek di Agoda atau telepon langsung


Yang ini iseng nyobain kamera hape baru. Waktu itu si ASUS Zenfon 2 baru aja dipake menggantikan si Tab dan BB, dan berjasa terhadap pengambilan hampir semua foto di JOGJA TRIP kali ini....


Lalu kami pun bersiap untuk melakukan "LAVA TOUR" salah satu atraksi menarik di kaki gunung Merapi.
 To Be Continued....

Wednesday, 18 February 2015

New Year 2015 in Bandung - Part 2 : BRAGA WALK

1 Januari 2015

Pagi-pagi, kami turun ke bawah buat sarapan dan kaget setengah mati melihat kondisi
restoran hotel yang....

semrawut
kotor buanget
makanan udah abis semua

Sambil mengeluh, aku duduk di salah satu meja yang piringnya belum diberesin, masih ada ceceran makanan di sana-sini, pokoknya buat aku sih...ini rada menjijikkan !

Waiter dan waitress nya kewalahan menghadapi tamu di peak season, cuma 2-3 orang dan mereka gak mampu melayani kami, bahkan untuk makanan yang udah abis pun, kami harus meminta dan menunggu beberapa saat sampai disajikan lagi. Tentu saja itu cuma menu makanan yang bisa direfill, macam nasi goreng, kue bolen, roti tawar, dan puding. Menu seperti bubur dan daging atau ikan, jangan harap nongol lagi.

Kata welcome boy-nya, itu karena mereka baru buka beberapa bulan dan gak siap menghadapi peak season. Pemiliknya juga lagi keluar negeri jadi mereka kayak gak punya wewenang untuk melakukan inovasi.

Yahhh...whatever your reason, menurut aku sih mereka sama sekali gak siap untuk buka hotel.

Siangnya, aku dan suami jalan-jalan ke stasiun yang berada tepat di depan hotel. Stasiun Bandung ini bersih banget dan ramai, sayang sekali aku gak ambil foto bangunan landmark itu. Menurut salah satu blog, perjalanan ke Bandung naik kereta api itu sangat menyenangkan karena melewati gunung dan bukit-bukit yang pemandangannya indah. Memang kalo dilihat dari mobil saat di tol Cipularang, jalanan kereta yang dibangun Belanda itu masih nampak kokoh dan menyembul di antara lembah-lembah perbukitan, jadi penasaran juga seperti apa rasanya naik kereta ke Bandung.

Malamnya, kami memutuskan untuk cari makan di Braga Walk karena letaknya yang cukup dekat dari hotel.

Kami memarkir mobil di ujung jalan, dan menyusuri Braga dengan berjalan kaki. Karena menurut trip advisor, jalanan Braga itu romantis dan enaknya dilewati sambil jalan kaki.
Sayang banget, pas ke sana, sedang ada renovasi yang membuat jalanan nampak kotor dan berantakan, bahkan lampu jalan yang jadul itu, yang kayak lampu jalanan di London, juga ikut dibongkar...meskipun mungkin setelah renovasi akan dibangun lagi.

di depan salah satu cafe

Aku paling suka sama suasana kota tua yang berbau-bau Eropa gitu, kayak kota tua di Jakarta, kota tua di Semarang, dan kota tua di kawasan Braga ini. Di sini banyak cafe-cafe yang jual minuman beralkohol dan dipenuhi asap rokok, berhubung aku harus menghindari asap rokok sebisa mungkin, kami mencari resto yang memungkinkan.

Dan ketemulah warung penyet Bu Tris....mirip yah sama Bu Kris yang tersohor itu.


menu oseng ini enak banget, meskipun isinya tanpa daging...cuma tulang ikan sama kuah cabe-cabean

Aku menyukai Braga yang eksotis,
Aku akan kembali lagi ke sana,
Tak sabar aku menantikan wajah barunya....


*last update : katanya Jalan Braga gak akan pernah kembali seperti jaman keemasannya dulu.... sayang banget kalo gitu, padahal ini kan heritage yang harus diselamatkan kayak kota tua Jakarta, cmon Bang Kamil....do something about it T_T


New Year 2015 in Bandung - Part 1 : KAWAH PUTIH

*Gegara di rumah kontrakan ga pasang internet, dan ga ada sinyal WIFI, jadinya sekarang jarang ngeblog, postingan lama ini pun terpaksa harus antri sekian minggu baru bisa diupload.


Sebenarnya impian kami untuk mengakhiri tahun 2014 adalah dengan mudik ke Jawa Timur naik mobil sendiri, dan mampir ke kota Jogja serta Semarang.

Asik kayaknya kalo pergi berdua terus mampir-mampir ke kota yang dilewati untuk kuliner...
Apa daya, duitnya udah run out buat something else which is more important T___T

Alhasil, kami cuma berakhir tahun di Bandung, lagi-lagi.....
Iyah. Soalnya, Bandung itu destinasi wisata yang meski dikunjungi berkali-kali, tetap aja ada sesuatu yang baru yang bisa dikunjungi.
Apalagi kami yang ke sananya belum tentu setahun sekali, pasti masih buaaaanyyyaakkkkk banget tempat yang bisa dijelajah !

Kali ini, aku penasaran banget sama yang namanya Kawah Putih, yang sering jadi lokasi pemotretan pre-wed, jadi lokasi film cinta-cintaan, pokoknya memberikan aura romantisme.
Masalahnya adalah....di sana uap sulfurnya tajam, padahal aku kan harus menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, bisa-bisa ntar di sana pusing dan pengen pingsan.
Tapi, puji Tuhan semuanya berjalan lancar, pas di sana kondisiku sehat walafiat, bisa foto-foto selfi narsis, naik tangga juga kuat meskipun berhenti setiap 10 anak tangga.

Kronologinya begini...

31 Maret 2014

Berangkat pagi-pagi dari Jakarta dengan berbekal uang bensin, uang makan, pakaian secukupnya, dan tentu saja tabung oksigen !!

Sampai di Bandung lanjut ke arah Bandung selatan, Ciwidey, untuk menuju kawah putih.
Di tengah perjalanan, entah di daerah mana, kami berhenti di sebuah depot sederhana yang jual masakan Sunda untuk makan siang, aku ngidam pepes teri !

Menu Sunda itu sehat banget yah, isinya daun-daunan.....non kolesterol,
bandingin sama menu Jawa Timur yang walopun enak jugaaa....tapi isinya petis, jeroan, dll :D
 

Lalu kami melanjutkan perjalanan ke kawah putih.

Di gerbang depan, kami harus membayar Rp. 180.000,- untuk 1 mobil + 2 orang

Ini tiketnya mahal banget kalo aku bilang, soalnya fasilitas jalan rada rusak dan WC kurang nyaman


Di gerbang ini, biasanya turis yang naik bus berhenti dan melanjutkan ke kawah naik angkutan spesial, wahhh...lupa namanya tapi sejenis kolt dengan bagian samping terbuka, kalo rame-rame asik juga kali ya...

Lalu setelah menyusuri 5 km jalanan yang berliku yang agak rusak di beberapa bagian, kami sampai juga di kawasan kawah putih yang sebenarnya, tinggal parkir di parking land, lalu turun menyusuri tangga yang lumayan banyak, dan voilaaa....nikmatilah pemandangan romantis ! plus bau-bau sulfur yang mirip kentut itu.

Di lahan parkirnya, petugas sering menginformasikan bahwa wanita hamil dilarang turun sampai ke kawah. Petugas juga menginstruksikan kami supaya menggunakan masker karena uap sulfur sedang lumayan pekat.

\(^^)/ udah kayak pelem korea belon gan ?? #ngarep

Puas selfie, kami pun balik ke atas dan tepat saat itu, hujan mengguyur kawasan kawah putih.
Pas banget daahhh...coba kalo kesiangan dikit, pasti udah gak bisa turun akibat ujan :)
Di dalam mobil, sambil megap-megap akibat capek naik tangga, aku langsung menikmati oksigen pake selang kesayangan yang selalu setia masuk ke goa upil hahahaaa....

Perjalanan pulang menuju Bandung diiringi hujan lebat dan macet di daerah KOPO.

Untung aja si biru masih mampu menerjang banjir....padahal motor yang di sebelah kiri kami udah oleng akibat kena arus banjir...

Akhirnya kami sampai di hotel Grand Sovia di depan stasiun pukul 19:00.
Kami mendapatkan voucher makan malam (horeee...ga perlu keluar ujan-ujan cari makan) karena ada acara New Year's Eve !

1. tetap semangat naik tangga, 2. Si Oksi yang setia menemani
3. Dinner @ hotel ada live band, 4. Besoknya di roof pool mini...maunya kayak MBS, sayang viewnya ga banget kakakakaaa....

Setelah mandi dan istirahat bentar, kami turun untuk makan malam, di sana udah ada band yang lagi nyanyi2. Sayangnya menu makan malamnya standard banget, yahhh...maklum sih karena ini hotel budget. Kami gak menghabiskan detik-detik tahun baru di sini karena bosan, akhirnya kelar makan kami balik ke kamar. Suami udah tepar duluan, jadinya aku nonton TV sambil nungguin kembang api dari jendela kamar.

Ternyata oh ternyata.....

Tidak semeriah Jakarta...

Bahkan di sekitar hotel tidak nampak jedar-jedor yang terlalu banyak.
Kayaknya tahun baruan di Indonesia, paling semarak dan hingar bingar...ya...di Jakarta.

Dan aku pun mengakhiri tahun 2014 dengan berdiri di depan jendela lantai 6,
melihat gebyar cahaya warna-warni di kejauhan,
merasa sendiri,
dan tenggelam dalam rasa rindu pada keluargaku di Surabaya....


To be continued....


*New Year 2015 in Bandung - Part 2 : BRAGA WALK


Wednesday, 28 January 2015

Suka Duka Tinggal di Apartemen dan di Landed House

Setelah 2x tinggal di apartemen, dan 1x tinggal di landed house, aku jadi bisa sedikit banyak merasakan plus minusnya.

Tinggal di apartemen :
Minus :
- Sempit
- Males naik turun lift
- Parkir motor/mobil ke unit jauh
- Peraturan ketat
- Lebih costly

Plus :
- Privasi
- Di kota, deket ke mana-mana
- Pemandangan indah
- Gampang kalo mau beli makanan atau laundry, tinggal telpon langsung antar
- Lebih aman, gak khawatir barang dalam unit ilang karena keluar masuk barang ada yang pantau

 
Suka banget sama garden apartemen yang terletak di atas gedung.....


Tinggal di rumah :
Minus :
- Jauh ke mana-mana --> tergantung lokasi rumah juga sih
- Transport susah, kalo ga ada kendaraan sendiri repot
- Berisik dari tetangga, ada anak kecil, anjing, orang ngamuk-ngamuk, dll
- Harus bersosialisasi, soalnya aku rada cuek jadi kalo ketemu cuma senyum aja, ga bisa basa-basi ngobrol macam-macam
- Karena lebih besar dari apartemen, bersihinnya juga lebih memakan tenaga
- Pemandangan gitu-gitu aja atap rumah tetangga

Plus :
- Parkiran motor dan mobil di depan rumah, bisa dipantau setiap saat dan kalo mau keluar ga ribet
- Ada halamannya
- Biaya operasional lebih murah dari apartemen


 Rumah berantakan....ga kebayang kalo nambah anggota keluarga harus punya si embak nih....

Sebenarnya kondisi ini diambil karena apartemen dan rumah yang aku tempatin masih kontrak,
Aku jadi penasaran kalau keduanya merupakan milikku sendiri, apakah lebih homey atau beda rasanya aku gak tau....
Lagipula komplek perumahan yang aku tempatin ini masih sangat baru, jadi kondisi sekitar masih sepi. Padahal kalo udah rame lumayan banyak fasilitasnya, ada ratusan ruko yang suatu saat pasti bakal rame banget kayak di PIK, ada akses tol langsung seperti komplek Alam Sutera.
Sayang, saat semua fasilitas itu sudah siap, aku pasti sudah pindah lagi dari sini.

Yang jelas, kalo tidak ada kendala biaya, disuruh milih kontrak apartemen atau rumah, definately I WILL CHOOSE APARTMENT !!

Monday, 26 January 2015

Gak Siap Kalo Mendadak !

Kringggg......kringggg......

Gw : Halo ?

Ms.HRD : Halo, selamat pagi dengan ibu Erika ?

Gw : Iya, betul

Ms.HRD : Saya HRD dari PT blablabla, saya lihat portfolio Ibu di Jobstreet, saat ini perusahaan kami sedang mencari product development manager untuk produk C&F Perfumery

Gw : (*dalam hati - WHATT ?? Gw ga siap untuk ini !) Err...Lokasinya di mana ya ?

Ms.HRD : Kita di MOI

GW : Hmm...ohh...jauh yaah....errr...tapi saya gak ada background kimia-kimia an....errr...
(*dalam hati - aduhhh gimana yahh....ting ting ting...bayangan jarak tempuh "rumah tangerang-kelapa gading" membuatku gelagapan...)

Ms.HRD : Tidak masalah Ibu, karena jobdesk nya lebih ke arah management persiapan produk baru, tidak terlalu ke teknikal....tapi kalo tidak tertarik tidak apa-apa Ibu...

GW : Iyahh...mmm..jauh sih yah....

Ms.HRD : Baik Ibu, tidak apa, terima kasih.

tut tut tut.....


Uwaaaa.....tunggu dulu kenapa ditutup ???!!
Padahal baru aja datang kesempatan yang menarik, tapi gara-gara terkendala jarak aku jadi galau.
Dan akhirnya si HRD tadi malah berpikir aku tidak tertarik....

Well.
Aku tidak siap.


Update: si HRD telepon lagi untuk kedua kalinya sekitar beberapa minggu lalu, tapi aku sudah kukuh bahwa jarak jauh bukan hal yang baik, jadi aku menolak dengan pertimbangan yang masak.
hix....walopun sayang juga sih benernya T___T


A Very Late Post : Selamat Tahun Baru 2015


Menilik resolusi tahun 2014 kemarin, kayaknya banyak terget yang tidak tercapai.


Contohnya, pengen bisa nyetir ke mana-mana sendirian, ternyata sampai tahun berakhir aku belum berani juga kalo ditinggal eric. Paling banter nyetir sendirian sepanjang 5 km dari rumah menuju bengkel Honda Mugen di Puri, dan sebaliknya dari honda mugen ke rumah, jadi total tempuh 10 km saja. Atau ke alfamart yang masih di dalem komplek sejauh 3 km hanya supaya bisa internetan.

Terus, pengen kelarin 1 novel ecek-ecek buat dikirim ke penerbit ternyata mandek juga. Yang ada bawaannya males melulu....

Penyakit males ini emang racun berbahaya kalo nanti pengen resign dan bikin usaha sendiri.
Pengen ngelunasi cicilan mobil, rencananya pertengahan tahun tapi ketunda beberapa bulan jadi awal tahun ini karena ternyata duitnya kepake buat DP rumah !!! Muahahahaaa.....ini juga salah satu hal unpredictable yang tidak direncanakan di awal tahun 2014. Kita sih mikirnya mau kontrak aja lagi seperti sebelum-sebelumnya, tapi entah ide sinting dari mana yang membuat aku nekat beli rumah, padahal duitnya pas-pasan, ternyata setelah diitung-itung, kebeli juga itu rumah....makasih ya Gusti Allah, eke gak menyangka bisa beli rumah taun 2014 ini !

Jadi resolusi tahun 2015 ini enaknya apa yahhh ?
Tentu saja melanjutkan resolusi tahun 2014 yang tidak tercapai....

Nyetir sendiri ke mana-mana.
Entah berapa tahun lagi aku berani nyetir sendiri tanpa co-pilot di jalanan Jakarta yang mengerikan ini.


mobil penyok akibat nabrak pantat truck, kata orang kalo gak nabrak ya gak belajar...
huuuu...menghibur diri T___T


Menyelesaikan novel amatir.
Meski aku juga udah lupa terakhir nulis sampe mana ya...


Menabung buat travelling.
Tujuan travelling masih tentative yang jelas kudu ke luar Indonesia, jadwal travelling juga tentative tergantung tiket yang didapat. Semoga aja sebelum aku mati, masih punya kesempatan mengunjungi tempat-tempat indah kaya si Walter Mitty !

 Aihhh...ke tempat yang deket-deket aja jarang, mau ke tempat jauhhhhh....duitnye dari mane ?
jangan pesimis, kata orang...kalo punya mimpi yang tinggi sekalian jangan cetek2 :p


Mulai mikirin dana pensiun
Yah ini sebenarnya keputusan yang sulit. Di lubuk hati terdalam, aku masih pengen meniti karir sampe ke jenjang manager di perusahaan ternama, masih pengen loncat sana-sini. Tapi apa daya sepertinya tubuhku tidak mampu. Kalo lagi kumat, aku bener-bener gak kuat ngapa-ngapain, bahkan hanya bangun tidur dan berjalan ke kamar mandi aja aku ngos-ngosan. Meskipun ini terasa sangat dini, kayaknya aku harus udah mulai mikirin akan usaha apa nanti kalo resign. Penghasilan seiprit di awal usaha pasti akan terjadi, tidak akan menyamai penghasilan saat ini, tapi apa boleh buat jika tidak berani memulai maka aku tidak bersikap adil terhadap tubuhku sendiri.

 
source: google

Pengobatan ke jenjang selanjutnya.
Kemarin udah dijadwalin untuk kateterisasi jantung di akhir Maret, abis kateterisasi terus dilihat apakah masih memungkinkan untuk menjalani operasi penutupan lubang jantung. Emang sih gak bakal ditutup semua, karena aku sudah kena eisenmenger syndrome a.k.a aliran darah yang melewati lubang ASD itu sudah 2 arah, mungkin nanti bakal disisain lubang sekitar 2-5 mm dari yang sebelumnya 17 x 22 mm. Tapi kalo ternyata hasil kateter tidak memungkinkan aku untuk operasi yahh....pasrah aja deh.


 kateter jantung bisa dimasukin lewat tangan, bisa lewat paha....
kayaknya kalo aku bakal lewat paha nih !


Baby program continuity.
Sebenarnya ide ini cukup kontroversial. Kalo nanti aku bisa dioperasi dan PH-ku bisa turun, aku pasti akan melanjutkan baby program, tapi kalo ternyata tidak bisa operasi....aku akan tetap mencoba, meski eric dan mamiku lebih memilih menghindari risiko dengan menyarankan adopsi saja, tapi aku tetap pengen mencoba. Kenapa kita harus menyerah sebelum mencoba ? Beberapa teman dari grup PH Indo, ada yang berhasil melahirkan bayi sehat walopun pas melahirkan, sekujur tubuh mereka jadi biru. Masalahnya, ternyata kesulitan hamil ini bukan disebabkan oleh PH, beberapa waktu lalu pas aku test darah diketahui bahwa test ANA ku positif. ANA adalah singkatan Anti-Nuclear Antibody, biasanya ditemui pada penderita LUPUS. Tapi ANA positif belum tentu penderita lupus. Masalah antibody ini sebenarnya cukup mempengaruhi proses kehamilan. Bisa aja hasil pembuahan tidak berkembang karena dihancurkan oleh antibody atau immune tubuh karena dianggap benda asing. Pokoknya, bisa atau tidak bisa operasi, aku akan melanjutkan beberapa test yang sebelumnya disarankan dokter tapi belum sempat aku lakukan. Semoga aja ANA test-ku berubah jadi negatif.

Hasil ANA test aku yang...POSITIVE....makkkk T___T


Yahhh...itu aja sih, sebenarnya bukan resolusi juga, malah lebih ke rencana-rencana tanpa target yang jelas. Karena untuk beberapa kasus, aku hanya bisa pasrah dan menyerahkan hasilnya pada Tuhan.

Tapi aku yakin setiap tahun selalu memberikan cerita tak terlupakan pada setiap orang, entah itu cerita sedih yang membuat kita makin kuat, atau cerita bahagia yang membuat kita makin bersyukur dilahirkan sebagai diri kita.

Selalu begitu, terus, sampai entah kapan akhirnya kita meninggalkan dunia.
Bolehlah kita membuat rencana A sampai Z, tapi apa daya kalo besok ternyata hari terakhir kita menghirup udara, entah dengan cara bagaimana dan di mana.
Aku bersyukur aku masih bisa bersama orang-orang yang aku kasihi, meskipun anjingku telah pergi untuk selamanya dan membuat nangis mami serta adikku.

Selamat berpulang Justin, my 11 years old dog !
Selamat berpulang penumpang Air Asia QZ8501 !

Bye-bye Justin....walopun mami belum rela kau pergi...
tapi aku rela kok....terima kasih sudah menjadi anjing dan teman kami selama 11 tahun,
itu adalah waktu yang cukup panjang :)


Selamat datang 2015 !
selamat datang harapan baru !