It's a blue chair day that I will remember for the next years.
Kid, I just think that....
maybe...
We are not ready to be your parent yet......
I am so sad to think of it, but it's true.
Because I realized that I am an egoist person, careless, and stubborn.
Let the story begin...
Today, your father bought a blue chair from the nearest supermarket. Once I saw that blue chair, all I can think is....THAT IS AN UGLY CHAIR !!!
When I asked him why he bought it, he answered me that it's the cheapest chair that he can found.
I can't believe it !!!!
He forget about what I said long long time ago that I want to buy the same chair for our dining room - the same black flowery chair. And he suddenly bought that ugly chair. How can he said that he knows me but he can't understand my sense of art ?
I knew, because of my words, your father would be feel offended since he is a kind of person who get upset easily.
You know, your mom is a kind of person who will say everything that she likes and dislikes straightly. And I said, "That chair will make our room looks bad, I don't like it, it's so ugly..."
And your dad said, "Never mind, I'll throw it away to the garbage room !!"
His answer is sooooo childish.
I even didn't ask him to do anything. I just said that I don't like it.
I knew he is so tired of brought that chair all the way home. He even said that he is shaking. How can I ask him to throw it away ? Am I that mean ?
But I don't want to interrupt his decision. I have asked him if it's a waste, but he just acted that didn't care (but actually I knew he DOES CARE about it).
He just want to save his ego.
Kid, I know your mother and father are just kids sometimes.
And maybe, God want us to learn to be more mature before He let us to take care of you.
I also really hope that the chair - which is now in the apartment garbage room - will find a nice master who will keep it carefully.
Thursday, 20 December 2012
Sunday, 25 November 2012
Pengen Android
Yaelahhh....rasanya kalo ngomongin wish list tuh ga pernah ada habisnya. Satu belum keturutan, eh muncul keinginan lain.
Apaaa lagi kali ini ????
ANDROID !!!!
Yeapp...si robot ijo ini sebenernya jadi dilema waktu aku mau beli bebe jaman dahulu kala. Cuman karena si bebe waktu itu memberikan pengaruh social pressure, alias kalo ga punya, kamu akan terkucil. Maka saya pun menetapkan hati membeli bebe.
Waktu berlalu, dan sama seperti Facebook yang jadi membosankan, saya juga bosan sama bebe. Terutama entah karena kutukan atau apa, bebe yang saya miliki selalu bermasalah dalam jangka waktu kurang dari setaon. Nasibbb....
Saya pun jadi teringat hape-hape jadul saya yang awet-awet, terutama si Motorola RAZR V3 yang dulu pernah melegenda, dan saya bangga banget memakainya meski fiturnya ga secanggih nokia ABC. Tapi stylenya donkkk..."gue banget dah si RAZR"
Terus karena sekarang jaman Android, maka saya pun jadi kepengen memiliki satu. Entah itu tablet atao smartphone. Dilemaaaa lagiiii....
Kalo smart phone, pilihan saya adalah
Motorola Droid RAZR Xt910
Kalo tablet, yang cocok di budget kayaknya
Samsung Galaxy Tab 2 Espresso
Mau mau mauuuuuuu.........
Apaaa lagi kali ini ????
ANDROID !!!!
Yeapp...si robot ijo ini sebenernya jadi dilema waktu aku mau beli bebe jaman dahulu kala. Cuman karena si bebe waktu itu memberikan pengaruh social pressure, alias kalo ga punya, kamu akan terkucil. Maka saya pun menetapkan hati membeli bebe.
Waktu berlalu, dan sama seperti Facebook yang jadi membosankan, saya juga bosan sama bebe. Terutama entah karena kutukan atau apa, bebe yang saya miliki selalu bermasalah dalam jangka waktu kurang dari setaon. Nasibbb....
Saya pun jadi teringat hape-hape jadul saya yang awet-awet, terutama si Motorola RAZR V3 yang dulu pernah melegenda, dan saya bangga banget memakainya meski fiturnya ga secanggih nokia ABC. Tapi stylenya donkkk..."gue banget dah si RAZR"
Terus karena sekarang jaman Android, maka saya pun jadi kepengen memiliki satu. Entah itu tablet atao smartphone. Dilemaaaa lagiiii....
Kalo smart phone, pilihan saya adalah
Motorola Droid RAZR Xt910
Kalo tablet, yang cocok di budget kayaknya
Samsung Galaxy Tab 2 Espresso
Mau mau mauuuuuuu.........
Bandung Culinary Journey
Sementara teman-teman saya merencanakan honeymoon ke Bali, Lombok, Singapore, Korea, Amerika, Eropa, Aussie....saat ini saya harus cukup puas dengan merayakan anniversary di kota yang gak jauh-jauh amat dari Jakarta, Bandung.
Selain karena memang saya jarang banget ke sana, juga karena cutinya mau dihabiskan di akhir tahun, jadi untuk jalan ke Bandung ini ga perlu sampai cuti. Cukup pergi hari Sabtu en pulang hari Minggu. So far...pengalaman ke sana cukup menyenangkan, sayangnya kami berdua buta arah dan gak bisa ke tempat yang jauh karena ga ada mobil. someday kalo ada mobil, mungkin saya akan menjelajah daerah-daerah lain seperti Dago Pakar, Ciwidey kawah putih, Lembang Boscha, Pasteur, dll.
Jadi, perjalanan setengah backpacker ini dimulai dari keberangkatan dengan travel DayTrans tujuan Grogol-Cihampelas. Sampai di Cihampelas, kami jalan kaki tanpa tahu arah menyusuri tepi jalan sampai ke Cihampelas Point. Suatu FO yang menurut saya bangunannya klasik. Di situ ada food court, dan karena lapar, kami pun berhenti untuk makan siang. Saya pesan batagor, si eric pesan mie kocok. Ternyata rasanya ga enakkkk....habisnya asal beli sih !
Perjalanan kaki pun berlanjut dan sampailah kami ke Cihampelas Walk. Suatu mall unik dengan konsep outdoor. Di sana kami nyobain beberapa menu tahu di Kedai Talaga.
Eh, gataunya di depan kedai talaga ada yang jual topi rajut ungu, yang pernah saya tulis di blog "Yui dan Sepatu Boot"
Tanpa banyak pikir en nawar, karena emang ga bisa nawar, maka saya langsung beli tuh topi.
Sorenya setelah boci di Hyatt dan merasakan ofuro di bathtub (*katro banget nih), kami melanjutkan kuliner ke Hyper Square Food Market yang katanya menyediakan 1100 macam menu. Di sana suasananya romantis. Ada Wish Fountain juga, buat make a wish terus nyemplungin koin.
Menu dinner kami adalah.....
Kenyang. Balik hotel. Meskipun sebenarnya saya masih pingin ke daerah Pasteur, tapi karena habis ujan, takutnya macet menurut info sopir taxi.
Besok paginya, saya bela-belain berenang dan menarik si eric keluar dari selimut gulungnya. Soalnya, kalo nginep di hotel berkolam renang, tapi gak renang, rasanya kurang afdol. Habis berenang, kami menuju cafe untuk breakfast, dan saya sedikit kecewa karena menu-nya gak sevariatif di G.H.Universal huhuuu...
Oke, perjalanan di Bandung yang menyenangkan namun singkat dan kurang memuaskan ini pun berakhir sudah. Semoga ke depannya kalo udah punya mobil sendiri bisa menjelajahi tempat yang lain.
Selain karena memang saya jarang banget ke sana, juga karena cutinya mau dihabiskan di akhir tahun, jadi untuk jalan ke Bandung ini ga perlu sampai cuti. Cukup pergi hari Sabtu en pulang hari Minggu. So far...pengalaman ke sana cukup menyenangkan, sayangnya kami berdua buta arah dan gak bisa ke tempat yang jauh karena ga ada mobil. someday kalo ada mobil, mungkin saya akan menjelajah daerah-daerah lain seperti Dago Pakar, Ciwidey kawah putih, Lembang Boscha, Pasteur, dll.
Jadi, perjalanan setengah backpacker ini dimulai dari keberangkatan dengan travel DayTrans tujuan Grogol-Cihampelas. Sampai di Cihampelas, kami jalan kaki tanpa tahu arah menyusuri tepi jalan sampai ke Cihampelas Point. Suatu FO yang menurut saya bangunannya klasik. Di situ ada food court, dan karena lapar, kami pun berhenti untuk makan siang. Saya pesan batagor, si eric pesan mie kocok. Ternyata rasanya ga enakkkk....habisnya asal beli sih !
Perjalanan kaki pun berlanjut dan sampailah kami ke Cihampelas Walk. Suatu mall unik dengan konsep outdoor. Di sana kami nyobain beberapa menu tahu di Kedai Talaga.
Ini di lokasi mall, bukan di pedagang kaki lima...lucu ya ?
The Menus.....
Eh, gataunya di depan kedai talaga ada yang jual topi rajut ungu, yang pernah saya tulis di blog "Yui dan Sepatu Boot"
Tanpa banyak pikir en nawar, karena emang ga bisa nawar, maka saya langsung beli tuh topi.
yeyy...my purple hat *joget-joget
Sorenya setelah boci di Hyatt dan merasakan ofuro di bathtub (*katro banget nih), kami melanjutkan kuliner ke Hyper Square Food Market yang katanya menyediakan 1100 macam menu. Di sana suasananya romantis. Ada Wish Fountain juga, buat make a wish terus nyemplungin koin.
yuhuuuii....take a bath, not a shower !!! *katro' dipelihara
It's not that hard to throw a coin ^^ jadi inget game FF IX
*Bamboo rice - kayak di Harvest Moon
*cakue
*Martabak manis, helloooo ?!!
Kenyang. Balik hotel. Meskipun sebenarnya saya masih pingin ke daerah Pasteur, tapi karena habis ujan, takutnya macet menurut info sopir taxi.
Besok paginya, saya bela-belain berenang dan menarik si eric keluar dari selimut gulungnya. Soalnya, kalo nginep di hotel berkolam renang, tapi gak renang, rasanya kurang afdol. Habis berenang, kami menuju cafe untuk breakfast, dan saya sedikit kecewa karena menu-nya gak sevariatif di G.H.Universal huhuuu...
Swimming timee.....baru 1/2 putaran udah ngos-ngosan >_<
Oke, perjalanan di Bandung yang menyenangkan namun singkat dan kurang memuaskan ini pun berakhir sudah. Semoga ke depannya kalo udah punya mobil sendiri bisa menjelajahi tempat yang lain.
Wednesday, 7 November 2012
Continuing My Study In Design Field
Sepertinya wish list saya harus nambah lagi, padahal belum satu pun terwujud.
Yap, saya ingin melanjutkan kuliah S2 di bidang desain.
Sebenarnya keinginan ini sudah muncul sejak saya berencana mengambil S2 Manajemen, tapi waktu itu saya sepertinya lebih tertarik dengan bidang lain yang masih asing bagi saya. Saya pengen belajar manajemen, dan jadilah saya kuliah di Binus Business School.
Setelah resmi lulus dari Magister Manajemen, saya untuk sementara puas. Keinginan untuk S2 desain sirna. Namun beberapa hari ini, ketika saya membaca literatur-literatur tentang sejarah sosial Indonesia pada masa kolonial, sebagai referensi untuk karya tulis fiksi saya yang entah kapan bisa selesai, saya jadi kepikiran untuk melanjutkan studi desain.
Saya ingin melakukan penelitian atau pengkajian desain yang berhubungan dengan sejarah. Bahkan topik intinya langsung muncul di kepala saya ketika membaca salah satu literatur itu. Saya pengen melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung, fakultas seni rupa dan desain. Tapi tentu saja, itu bukan prioritas saat ini. Saya percaya, semua ada waktunya. Untuk saat ini, saya pikir lebih baik jika saya fokus pada karir dan bikin anak dulu hehehee....
Mungkin nanti, ketika anak saya sudah jadi toddler dan bisa diajak pergi-pergi, saya bisa mengajaknya keliling Jakarta-Bandung. Maminya kuliah, anaknya diajak juga hahahaaa...
Ehhh...tapi berarti saya harus resign donk ?!
Yahh, kenapa karir dan impian tidak berjalan seirama T__T
Friday, 2 November 2012
Candy-Candy itu Jodohnya Albert. TITIK.
Hayooo....angkat tangan, siapa angkatan anak SD tahun 1995 yang gak tau atau gak pernah denger Candy-Candy sama sekali ???
Candy-Candy adalah salah satu komik favorit saya, dan setiap kali baca komiknya, saya PASTI nangis! Saya benar-benar menyesal ketika komik Candy-Candy dijual sepaket dari seri 1-9 kenapa tidak saya beli ketika saya kelas 5 SD, saya malah beli serial Mari-Chan.
Huaaaa....stupidddd....
Sedangkan animenya sempat diputar di RCTI sekitar tahun 1994-1995 yang membuat Candy-Candy booming di kalangan anak cewek Indonesia. Bahkan tidak sedikit juga anak cowok yang tertarik.
Namun sayang sekali, karena masalah sengketa hak cipta antara pengarang ceritanya, dan ilustrator alias mangaka-nya, maka komik Candy-Candy ini tidak dipublish ulang.
Namun, karena kongkalikong antara mangaka-nya dan salah satu perusahaan TV Taiwan, anime Candy-Candy sempat dirilis dalam versi CD/DVD. Sayangnya saya cuma punya sampai season 2 ketika Candy-Candy bekerja sebagai perawat. Sampai saat postingan ini ditulis, saya belum dapet yang season 3.
Yang bikin saya geregetan adalah.....
Perhelatan di dunia maya mengenai ending Candy-Candy yang menggantung.
YA ! Pada bagian ending-nya, diceritakan Candy-Candy akhirnya bertemu dengan Paman William yang selama ini membantu dia mengatasi kesulitan, dan dia ternyata adalah cinta pertama Candy yang ditemui di bukit poni, yang disebut Candy sebagai "Pangeran Bukit Poni" dan juga adalah sahabat Candy yang suka berkelana, Albert.
Pangeran Bukit Poni = Albert = Paman William
Kalau dipikir secara logika, biasanya, cowok yang pertama ditemui di awal cerita dan meninggalkan kesan lalu muncul lagi di bagian ending secara mengejutkan, berarti cowok tersebut dimaksudkan si pengarang cerita sebagai JODOH dari si pemeran utama cewek.
Meski demikian, karena endingnya hanya diceritakan sampai terungkapnya jati diri Paman William, tanpa memberikan hint kepada siapa Candy akan melabuhkan cintanya, para penggemar Terrence Grandchester bersikeras bahwa Candy akan tetap jadian dengan mantannya itu.
Urrghh.......
sebenarnya saya cuma pengen menumpahkan uneg-uneg dan kengototan ini kepada penggemar Terry Grandchester, karena malas bergabung ke forum-forum ga jelas, lebih baik saya tumpahkan di blog saya sendiri.
Pokoknyaaaaaa..
CANDY WHITE + WILLIAM ALBERT ARDLEY
tidak boleh ada interupter lain, apalagi si nyebelin Terry. Biarin Terry ama si Suzanna, biar Candy berbahagia dengan cinta pertamanya yang selalu ada kapan pun dan di mana pun dia membutuhkan dukungan.
Namanya juga jodoh. Gak akan ke mana.
Masih belum percaya juga kalau Candy & Albert adalah SOULMATE ????
Mari kita telusuri perjalanan Candy :
1. Saat Candy sedih karena tak seorang pun menginginkan dia sebagai anak angkat, dia bertemu dengan Pangeran Bukit Poni (aka William Albert Ardley) yang memberi dia keberanian untuk berharap dan terus bermimpi. Saat itu Candy kecil menganggap sang pangeran adalah cinta pertamanya.
2. Enam tahun kemudian, saat Candy berumur 12 tahun dan pertama kali bertemu dengan Anthony Brown, yang dia ingat pertama kali adalah Pangeran Bukit Poni, cinta pertamanya. Tidak heran, karena Anthony adalah keponakan Albert yang memang sangat mirip dengannya. Anthony bahkan sempat cemburu dengan Pangeran Bukit Poni yang selalu diceritakan Candy.
3. Saat Candy hendak dijual sebagai budak ke Mexico oleh keluarga Regan, ia secara tak sengaja bertemu dengan Albert (aka William Albert Ardley) yang saat itu sedang menyamar sehingga tak seorang pun mengenali dia. Dia mengenakan wig coklat, padahal rambut aslinya pirang. Dan mengenakan jenggot palsu, sehingga tampak tua. Padahal aslinya masih muda dan gantenggggg......
4. Saat Candy hidup terlunta-lunta karena perlakuan keluarga Regan, Paman William (aka William Albert Ardley) dengan bantuan 3 bersaudara sepupu Anthonny, Archie, dan Stea mengangkat Candy sebagai putri keluarga Ardley. Konglomerat di Chicago. Di sini, Paman William digambarkan sebagai "Paman Kaki Panjang" yang dengan misterius selalu membantu Candy.
Karena tak seorang pun tahu jati diri William, kecuali si nenek Elroy, semua orang termasuk Candy mengira William adalah seorang lelaki tua kaya yang baik hati dan tidak tertarik bersosialisasi. Padahal William sebenarnya adalah seorang pemuda yang baru beranjak dewasa dan kaya karena dapat warisan, namun lebih suka berkelana dekat dengan alam sehingga dia menyerahkan urusan tetek bengek kepada nenek Elroy dan cuma memberikan instruksi jika keadaan urgent.
5. Paman William menyekolahkan Candy ke St. Paul, di mana ia bertemu dengan Terry Grandchester dan saling jatuh cinta. Sayang (walaupun sebenarnya tidak), kisah mereka tidak bisa berlanjut karena adanya pihak ketiga, Suzanna Marlow. Yahhhh....namanya juga gak jodoh, relain aja deh wahai penggemar Terry. Say bye-bye to Terry.
6. Candy memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah perawat. Di mana pada suatu ketika, ia bertemu dengan Albert yang lupa ingatan. Mereka bahkan sempat tinggal dalam sebuah rumah yang sama alias KUMPUL KEBO, dan menjadi bahan gosip orang. Candy saat itu mungkin hanya menganggap Albert sebagai "kakak" karena ia masih menyimpan rasa sayang pada Terry. Namun berbeda dengan Albert, justru rasa sayangnya pada Candy mulai tumbuh saat ia menjadi orang lain yang lupa ingatan. Rasa sayang Albert kepada Candy saat itu murni dan tulus, ketika ia bahkan tidak mengenali dirinya sendiri. Saat Albert mendapatkan ingatannya kembali, ia pergi dengan diam-diam sambil meninggalkan surat terima kasih pada Candy karena telah merawatnya.
6. Candy dan Terry akhirnya menyadari satu sama lain bahwa mereka tidak mungkin bisa bersama lagi, bagaimana pun rasa sayang itu masih ada. Kisah mereka adalah kenangan manis masa muda. Namun kenyataan yang berbicara lain memaksa mereka untuk bersikap dewasa atas pilihan mereka masing-masing. Sekalipun pilihan itu diambil secara terpaksa. Terry yang hancur-hancuran karena putus asa memutuskan untuk kembali melangkah dan berusaha meyayangi Suzanna, Candy juga memutuskan untuk tidak lagi menemui Terry dan berniat melupakannya.
7. Kisah Candy dan Terry yang menggambarkan kisah masa muda Candy berakhir. Lalu babak baru pun dimulai, babak di mana Candy menuju kedewasaan. Di mana ia kembali ke bukit poni, ke tempatnya berasal. Dan di saat inilah, di awal babak baru, jati diri Pangeran Bukit Poni, cinta pertama candy, yang sejak awal sengaja disembunyikan oleh pengarang, DIUNGKAPKAN. Dan dia adalah....jeng...jeng..jeng....
ALBERT !!!!!
Jadi, sekali lagi saya tegaskan dengan NGOTOT bahwa,
CANDY adalah jodohnya PANGERAN BUKIT PONI
CANDY adalah jodohnya ALBERT
CANDY adalah jodohnya PAMAN WILLIAM
Candy-Candy adalah salah satu komik favorit saya, dan setiap kali baca komiknya, saya PASTI nangis! Saya benar-benar menyesal ketika komik Candy-Candy dijual sepaket dari seri 1-9 kenapa tidak saya beli ketika saya kelas 5 SD, saya malah beli serial Mari-Chan.
Huaaaa....stupidddd....
Sedangkan animenya sempat diputar di RCTI sekitar tahun 1994-1995 yang membuat Candy-Candy booming di kalangan anak cewek Indonesia. Bahkan tidak sedikit juga anak cowok yang tertarik.
Namun sayang sekali, karena masalah sengketa hak cipta antara pengarang ceritanya, dan ilustrator alias mangaka-nya, maka komik Candy-Candy ini tidak dipublish ulang.
Namun, karena kongkalikong antara mangaka-nya dan salah satu perusahaan TV Taiwan, anime Candy-Candy sempat dirilis dalam versi CD/DVD. Sayangnya saya cuma punya sampai season 2 ketika Candy-Candy bekerja sebagai perawat. Sampai saat postingan ini ditulis, saya belum dapet yang season 3.
Yang bikin saya geregetan adalah.....
Perhelatan di dunia maya mengenai ending Candy-Candy yang menggantung.
YA ! Pada bagian ending-nya, diceritakan Candy-Candy akhirnya bertemu dengan Paman William yang selama ini membantu dia mengatasi kesulitan, dan dia ternyata adalah cinta pertama Candy yang ditemui di bukit poni, yang disebut Candy sebagai "Pangeran Bukit Poni" dan juga adalah sahabat Candy yang suka berkelana, Albert.
Pangeran Bukit Poni = Albert = Paman William
Kalau dipikir secara logika, biasanya, cowok yang pertama ditemui di awal cerita dan meninggalkan kesan lalu muncul lagi di bagian ending secara mengejutkan, berarti cowok tersebut dimaksudkan si pengarang cerita sebagai JODOH dari si pemeran utama cewek.
Meski demikian, karena endingnya hanya diceritakan sampai terungkapnya jati diri Paman William, tanpa memberikan hint kepada siapa Candy akan melabuhkan cintanya, para penggemar Terrence Grandchester bersikeras bahwa Candy akan tetap jadian dengan mantannya itu.
Urrghh.......
sebenarnya saya cuma pengen menumpahkan uneg-uneg dan kengototan ini kepada penggemar Terry Grandchester, karena malas bergabung ke forum-forum ga jelas, lebih baik saya tumpahkan di blog saya sendiri.
Pokoknyaaaaaa..
CANDY WHITE + WILLIAM ALBERT ARDLEY
tidak boleh ada interupter lain, apalagi si nyebelin Terry. Biarin Terry ama si Suzanna, biar Candy berbahagia dengan cinta pertamanya yang selalu ada kapan pun dan di mana pun dia membutuhkan dukungan.
Namanya juga jodoh. Gak akan ke mana.
Masih belum percaya juga kalau Candy & Albert adalah SOULMATE ????
Mari kita telusuri perjalanan Candy :
1. Saat Candy sedih karena tak seorang pun menginginkan dia sebagai anak angkat, dia bertemu dengan Pangeran Bukit Poni (aka William Albert Ardley) yang memberi dia keberanian untuk berharap dan terus bermimpi. Saat itu Candy kecil menganggap sang pangeran adalah cinta pertamanya.
2. Enam tahun kemudian, saat Candy berumur 12 tahun dan pertama kali bertemu dengan Anthony Brown, yang dia ingat pertama kali adalah Pangeran Bukit Poni, cinta pertamanya. Tidak heran, karena Anthony adalah keponakan Albert yang memang sangat mirip dengannya. Anthony bahkan sempat cemburu dengan Pangeran Bukit Poni yang selalu diceritakan Candy.
3. Saat Candy hendak dijual sebagai budak ke Mexico oleh keluarga Regan, ia secara tak sengaja bertemu dengan Albert (aka William Albert Ardley) yang saat itu sedang menyamar sehingga tak seorang pun mengenali dia. Dia mengenakan wig coklat, padahal rambut aslinya pirang. Dan mengenakan jenggot palsu, sehingga tampak tua. Padahal aslinya masih muda dan gantenggggg......
4. Saat Candy hidup terlunta-lunta karena perlakuan keluarga Regan, Paman William (aka William Albert Ardley) dengan bantuan 3 bersaudara sepupu Anthonny, Archie, dan Stea mengangkat Candy sebagai putri keluarga Ardley. Konglomerat di Chicago. Di sini, Paman William digambarkan sebagai "Paman Kaki Panjang" yang dengan misterius selalu membantu Candy.
Karena tak seorang pun tahu jati diri William, kecuali si nenek Elroy, semua orang termasuk Candy mengira William adalah seorang lelaki tua kaya yang baik hati dan tidak tertarik bersosialisasi. Padahal William sebenarnya adalah seorang pemuda yang baru beranjak dewasa dan kaya karena dapat warisan, namun lebih suka berkelana dekat dengan alam sehingga dia menyerahkan urusan tetek bengek kepada nenek Elroy dan cuma memberikan instruksi jika keadaan urgent.
5. Paman William menyekolahkan Candy ke St. Paul, di mana ia bertemu dengan Terry Grandchester dan saling jatuh cinta. Sayang (walaupun sebenarnya tidak), kisah mereka tidak bisa berlanjut karena adanya pihak ketiga, Suzanna Marlow. Yahhhh....namanya juga gak jodoh, relain aja deh wahai penggemar Terry. Say bye-bye to Terry.
6. Candy memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah perawat. Di mana pada suatu ketika, ia bertemu dengan Albert yang lupa ingatan. Mereka bahkan sempat tinggal dalam sebuah rumah yang sama alias KUMPUL KEBO, dan menjadi bahan gosip orang. Candy saat itu mungkin hanya menganggap Albert sebagai "kakak" karena ia masih menyimpan rasa sayang pada Terry. Namun berbeda dengan Albert, justru rasa sayangnya pada Candy mulai tumbuh saat ia menjadi orang lain yang lupa ingatan. Rasa sayang Albert kepada Candy saat itu murni dan tulus, ketika ia bahkan tidak mengenali dirinya sendiri. Saat Albert mendapatkan ingatannya kembali, ia pergi dengan diam-diam sambil meninggalkan surat terima kasih pada Candy karena telah merawatnya.
6. Candy dan Terry akhirnya menyadari satu sama lain bahwa mereka tidak mungkin bisa bersama lagi, bagaimana pun rasa sayang itu masih ada. Kisah mereka adalah kenangan manis masa muda. Namun kenyataan yang berbicara lain memaksa mereka untuk bersikap dewasa atas pilihan mereka masing-masing. Sekalipun pilihan itu diambil secara terpaksa. Terry yang hancur-hancuran karena putus asa memutuskan untuk kembali melangkah dan berusaha meyayangi Suzanna, Candy juga memutuskan untuk tidak lagi menemui Terry dan berniat melupakannya.
7. Kisah Candy dan Terry yang menggambarkan kisah masa muda Candy berakhir. Lalu babak baru pun dimulai, babak di mana Candy menuju kedewasaan. Di mana ia kembali ke bukit poni, ke tempatnya berasal. Dan di saat inilah, di awal babak baru, jati diri Pangeran Bukit Poni, cinta pertama candy, yang sejak awal sengaja disembunyikan oleh pengarang, DIUNGKAPKAN. Dan dia adalah....jeng...jeng..jeng....
ALBERT !!!!!
Jadi, sekali lagi saya tegaskan dengan NGOTOT bahwa,
CANDY adalah jodohnya PANGERAN BUKIT PONI
CANDY adalah jodohnya ALBERT
CANDY adalah jodohnya PAMAN WILLIAM
Tuuuhh kannnn....adegan endingnya menyentuh banget, tiap kali baca langsung berkaca-kaca |
Candy & Albert FOREVER |
Gerakan Sejuta Jokowi
Jakarta Baru memiliki seorang Jokowi dan Ahok. Media tidak bosan-bosannya meliput sepak terjang kedua orang ini sejak mereka berdua menjabat.
Mungkin orang belum muak.
Mungkin sulit untuk muak kalau kinerja kedua orang ini membuat warga provinsi lain iri dan ingin memiliki pemimpin seperti sosok Jokowi.
Ora kakean cangkem, seng penting kerjo ono hasile !
Seandainya ada sejuta Jokowi di bumi pertiwi ini dan tersebar di seluruh pelosok negeri, kira-kira bakal jadi apa ya Indonesia 5 atau 10 tahun lagi ?
Terus kenapa kita butuh sejuta Jokowi ???
Kemarin saya mudik ke Kudus untuk mengurus kepindahan domisili. Semua administrasi di Kelurahan sudah beres, tinggal mengurus Surat yang membutuhkan sidik jari di kepolisian.
Om saya yang membantu mengurus ini itu bilang, kalau kami sekeluarga harus ke POLSEK dahulu, baru kemudian ke POLRES KUDUS.
Sekeluarga; saya, mami, papi, dan adek saya menuju POLSEK Kaliwungu. Di sana kami disuruh mengisi formulir lalu masing-masing mendapatkan sebuah dokumen yang judulnya Rekomendasi Kelakuan Baik or whatever.
Dari Polsek, kami beranjak menuju Polres Kudus.
Di Polres, tempat pertama yang harus kami datangi adalah loket pembuatan Kartu Sidik Jari, untuk diambil foto dan sidik jarinya.
Waktu itu, mami saya menanyai Pak Polisi Judes yang duduk di sebelah Pak Polisi Antasari (karena mukanya mirip banget sama Antasari), perihal kenapa adek saya tidak dimintai sidik jari padahal dia sudah punya KTP. Si polisi judes dengan tegas menjawab, TIDAK PERLU, karena adek saya masih 1 Kartu Keluarga dengan orang tua.
Setelah itu kami menunggu beberapa saat. Sambil menunggu di luar loket, papi saya dengan kepo-nya melihat-lihat penangkapan 5 tersangka curanmor yang sedang dijepret-jepret oleh reporter media. Katanya, dia melihat 2 pistol sebagai barang bukti. 1 dari tersangka tersebut tangannya diborgol dan digiring terpisah dari 4 tersangka lainnya yang cuma disuruh berbaris dengan tangan di pundak.
Oke, selesai melihat-lihat, kartu sidik jari kami pun jadi. Segera kami berikan ke ruangan sebelahnya untuk meminta Surat Kelakuan Baik or whatever.
Ketika kami menyerahkan surat rekomendasi dari POLSEK, pengurusnya menolak dan mengatakan bahwa dokumen tersebut tidak diperlukan dan menyuruh kami mengisi formulir sekali lagi yang pertanyaannya SAMA PERSIS dengan formulir di POLSEK. What the fuck !!!
Akhirnya kami mengisi formulir tersebut dengan terburu-buru karena pengurusnya mengatakan bahwa jam pelayanan cuma sampai jam 2 siang saja, padahal antriannya banyak banget. ENAK BANGET YAH KERJANYA SETENGAH HARI DOANK, What the fuck #2 !!!
Sambil mengisi, mami saya mewawancarai orang yang dari tadi juga ikutan menunggu. Ternyata dia juga berasal dari wilayah Polsek yang sama dengan saya, dia juga meminta dokumen dari polsek tapi tidak dipergunakan oleh petugas polres, bahkan DILIHAT PUN TIDAK. What the fuck #3.
Setelah kami selesai mengisi formulir-formulir tersebut sambil ngedumel merasa dikerjain, kami pun menyerahkan ke pengurus tadi. Tapi ternyata sudah terlambat dan kami pun disuruh kembali besok pagi karena waktu sudah menunjukkan pukul 2 lebih dikit.
Ketika mengumpulkan berkas-berkas milik kami, petugas tadi menanyakan kartu sidik jari adek saya. Dengan tidak percaya, orang tua saya pun protes karena tadi dibilang TIDAK PERLU. Bagaimana bisa, staff yang ruangannya BERSEBELAHAN memberikan INFORMASI YANG BERLAWANAN ??!! Yang 1 bilang tidak perlu, yang 1 bilang perlu ??!!
Akhirnya terjadi adu mulut antara orang tua saya dan petugas tersebut.
Merasa tidak mungkin menang, akhirnya orang tua saya mengalah dan ingin meminta kembali berkas adek saya. TAPI TERNYATA TIDAK DIPERBOLEHKAN oleh petugas KAMPRET tersebut. What the fuck #4.
Adegan selanjutnya, saya udah bete tingkat dewa dan tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Yang jelas saya ingin segera meninggalkan tempat birokrasi bangsat tersebut cepat-cepat.
Dalam perjalanan pulang menuju tempat makan siang soto & pindang kudus, sambil berusaha melupakan tampang petugas kampret tadi dan membayangkan lezatnya calon makan siang saya, saya pun berpikir...
"I want this country have 1 million Jokowis."
Mungkin orang belum muak.
Mungkin sulit untuk muak kalau kinerja kedua orang ini membuat warga provinsi lain iri dan ingin memiliki pemimpin seperti sosok Jokowi.
Ora kakean cangkem, seng penting kerjo ono hasile !
Seandainya ada sejuta Jokowi di bumi pertiwi ini dan tersebar di seluruh pelosok negeri, kira-kira bakal jadi apa ya Indonesia 5 atau 10 tahun lagi ?
Terus kenapa kita butuh sejuta Jokowi ???
Kemarin saya mudik ke Kudus untuk mengurus kepindahan domisili. Semua administrasi di Kelurahan sudah beres, tinggal mengurus Surat yang membutuhkan sidik jari di kepolisian.
Om saya yang membantu mengurus ini itu bilang, kalau kami sekeluarga harus ke POLSEK dahulu, baru kemudian ke POLRES KUDUS.
Sekeluarga; saya, mami, papi, dan adek saya menuju POLSEK Kaliwungu. Di sana kami disuruh mengisi formulir lalu masing-masing mendapatkan sebuah dokumen yang judulnya Rekomendasi Kelakuan Baik or whatever.
Dari Polsek, kami beranjak menuju Polres Kudus.
Di Polres, tempat pertama yang harus kami datangi adalah loket pembuatan Kartu Sidik Jari, untuk diambil foto dan sidik jarinya.
Waktu itu, mami saya menanyai Pak Polisi Judes yang duduk di sebelah Pak Polisi Antasari (karena mukanya mirip banget sama Antasari), perihal kenapa adek saya tidak dimintai sidik jari padahal dia sudah punya KTP. Si polisi judes dengan tegas menjawab, TIDAK PERLU, karena adek saya masih 1 Kartu Keluarga dengan orang tua.
Setelah itu kami menunggu beberapa saat. Sambil menunggu di luar loket, papi saya dengan kepo-nya melihat-lihat penangkapan 5 tersangka curanmor yang sedang dijepret-jepret oleh reporter media. Katanya, dia melihat 2 pistol sebagai barang bukti. 1 dari tersangka tersebut tangannya diborgol dan digiring terpisah dari 4 tersangka lainnya yang cuma disuruh berbaris dengan tangan di pundak.
Oke, selesai melihat-lihat, kartu sidik jari kami pun jadi. Segera kami berikan ke ruangan sebelahnya untuk meminta Surat Kelakuan Baik or whatever.
Ketika kami menyerahkan surat rekomendasi dari POLSEK, pengurusnya menolak dan mengatakan bahwa dokumen tersebut tidak diperlukan dan menyuruh kami mengisi formulir sekali lagi yang pertanyaannya SAMA PERSIS dengan formulir di POLSEK. What the fuck !!!
Akhirnya kami mengisi formulir tersebut dengan terburu-buru karena pengurusnya mengatakan bahwa jam pelayanan cuma sampai jam 2 siang saja, padahal antriannya banyak banget. ENAK BANGET YAH KERJANYA SETENGAH HARI DOANK, What the fuck #2 !!!
Sambil mengisi, mami saya mewawancarai orang yang dari tadi juga ikutan menunggu. Ternyata dia juga berasal dari wilayah Polsek yang sama dengan saya, dia juga meminta dokumen dari polsek tapi tidak dipergunakan oleh petugas polres, bahkan DILIHAT PUN TIDAK. What the fuck #3.
Setelah kami selesai mengisi formulir-formulir tersebut sambil ngedumel merasa dikerjain, kami pun menyerahkan ke pengurus tadi. Tapi ternyata sudah terlambat dan kami pun disuruh kembali besok pagi karena waktu sudah menunjukkan pukul 2 lebih dikit.
Ketika mengumpulkan berkas-berkas milik kami, petugas tadi menanyakan kartu sidik jari adek saya. Dengan tidak percaya, orang tua saya pun protes karena tadi dibilang TIDAK PERLU. Bagaimana bisa, staff yang ruangannya BERSEBELAHAN memberikan INFORMASI YANG BERLAWANAN ??!! Yang 1 bilang tidak perlu, yang 1 bilang perlu ??!!
Akhirnya terjadi adu mulut antara orang tua saya dan petugas tersebut.
Merasa tidak mungkin menang, akhirnya orang tua saya mengalah dan ingin meminta kembali berkas adek saya. TAPI TERNYATA TIDAK DIPERBOLEHKAN oleh petugas KAMPRET tersebut. What the fuck #4.
Adegan selanjutnya, saya udah bete tingkat dewa dan tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Yang jelas saya ingin segera meninggalkan tempat birokrasi bangsat tersebut cepat-cepat.
Dalam perjalanan pulang menuju tempat makan siang soto & pindang kudus, sambil berusaha melupakan tampang petugas kampret tadi dan membayangkan lezatnya calon makan siang saya, saya pun berpikir...
"I want this country have 1 million Jokowis."
Culinary Journey to Kudus
Bulan Oktober nan ceria yang telah saya nobatkan sebagai "Bulan Bokek of The Year" akhirnya berlalu sudah.
Di penghujung bulan, seperti yang pernah saya singgung pada post Oktober Ceria, saya harus mudik ke kudus untuk mengurus beberapa hal terkait dengan administrasi perubahan domisili. Akhirnya, saya resmi didepak dari Kudus, tapi belum resmi menjadi warga kota Malang, anggap saya Gipsy yang rumahnya gak jelas - di kolong langit, di atas ibu pertiwi.
Selama di kudus, hampir semua rencana kuliner terwujud, kecuali soto kerbau karso-karsi. Hix...tapi kegagalan makan soto kerbau ini malah digantikan oleh kombo pindang ayam & soto kudus, saya makan semuanya !!!
LENTOG
Dont judge the book by its cover ! Mungkin penampilan lentog kurang menimbulkan selera layaknya menu hotel bintang 5, tapi jangan tertipu dengan tampangnya yang terkesan amburadul. Lentog merupakan kombinasi dari lontong, lodeh tahu, dan sayur gori (nangka muda). Menurut saya, yang paling mempengaruhi enak tidaknya seporsi lentog adalah kombinasi rasa lodeh tahu dan lontongnya. Lebih mantap lagi jika di tiap suapnya, kita juga menyertakan cabe rawit rebus biar pedassss......
MIE AYAM BANDUNG & ES TELER
Wahhh...kalo ini sebenarnya menu favorit keluarga saya. Tapi ternyata setelah saya pesan semangkok, entah kenapa rasanya gak seenak dulu lagi. Mungkin karena selama berkelana, saya banyak merasakan berbagai cita rasa mie dari yang lebih tidak enak sampai yang lebih enak sehingga saya merasa rasa mie ini, walopun ngangenin, ternyata so-so saja.
Tapi yang tetap enak adalahhh.....Es Teler-nya. Entah karena cuaca lagi super panas dan saya kehausan, pokoknya rasa enak, jauh lebih enak dari Es Teler 77.
NASI & LONTONG TAHU TELOR GIMBAL
Ini diaaaa....primadona Kudus, yang setau saya belum ada restoran di Jakarta yang bikin menu tahu telor kayak gini. Bu Kris ? NO ! Depot Surabaya ? NO ! Soto Jatmi ? NO !
Entah kalo restoran PENDOPO 21 yang rumornya beli resep langsung dari kota Kudus, apakah rasanya bisa sama seperti yang ada di Kudus atau nggak.
Tahu telor dengan bumbu kecap dan kacang tumbuk, dimakan dengan lontong atau nasi, ditambah gimbal. Gimbal dikenal juga sebagai peyek udang. Tapi karena saya ga terlalu suka peyek, jadi saya ga makan sama itu.
PINDANG AYAM & SOTO KUDUS
Jangan kaget kalo kuah dari 2 masakan ini manisssss....khas lidah orang Jawa Tengah. Jadi buat orang yang sukanya asin, biasanya dari Jawa Timur, kurang suka sama menu ini. Secara visual, pindang ayam memiliki kuah yang lebih keruh kecoklatan dan rasanya lebih manis. Biasa dihidangkan di atas piring berlapis daun pisang.
Sedangkan soto kudus, kuahnya lebih bening kekuningan, dan disajikan dalam mangkuk kecil ala China. Keduanya pas bila dimakan bersama krupuk paru alias kulit sapi.
Waktu adik saya makan pindang ayam, saya yang semula berencana makan soto kudus jadi ganti haluan pesan pindang ayam. Lalu setelah saya menghabiskan sepiring pindang ayam, saya melihat papi saya makan soto kudus yang membuat saya pengen. Akhirnya saya pesan setengah porsi soto ayam juga karena lapar mata. Namun setelah beberapa sendok makan, saya gak kuat perut udah buncit dan menyerah gak habis...huaaaaa.....dasar kemaruk !!!
Demikian wisata kuliner di kota Kudus ini berakhir. Lain waktu akan disambung lagi dengan wisata kuliner ke Bandung di bulan November, dan kuliner ke Surabaya-Malang di bulan Desember. Yippiiieee......
Btw, apakah Oktober cocok dinobatkan sebagai bulan bokek of the year kalo di bulan November dan Desember ada kemungkinan lebih bokek lagi ?????!!
Hanya Tuhan yang tau.
Di penghujung bulan, seperti yang pernah saya singgung pada post Oktober Ceria, saya harus mudik ke kudus untuk mengurus beberapa hal terkait dengan administrasi perubahan domisili. Akhirnya, saya resmi didepak dari Kudus, tapi belum resmi menjadi warga kota Malang, anggap saya Gipsy yang rumahnya gak jelas - di kolong langit, di atas ibu pertiwi.
Selama di kudus, hampir semua rencana kuliner terwujud, kecuali soto kerbau karso-karsi. Hix...tapi kegagalan makan soto kerbau ini malah digantikan oleh kombo pindang ayam & soto kudus, saya makan semuanya !!!
LENTOG
Lentog |
MIE AYAM BANDUNG & ES TELER
Mie Bandung & Es Teler |
Tapi yang tetap enak adalahhh.....Es Teler-nya. Entah karena cuaca lagi super panas dan saya kehausan, pokoknya rasa enak, jauh lebih enak dari Es Teler 77.
NASI & LONTONG TAHU TELOR GIMBAL
Tahu Telor |
Entah kalo restoran PENDOPO 21 yang rumornya beli resep langsung dari kota Kudus, apakah rasanya bisa sama seperti yang ada di Kudus atau nggak.
Tahu telor dengan bumbu kecap dan kacang tumbuk, dimakan dengan lontong atau nasi, ditambah gimbal. Gimbal dikenal juga sebagai peyek udang. Tapi karena saya ga terlalu suka peyek, jadi saya ga makan sama itu.
PINDANG AYAM & SOTO KUDUS
Pindang Ayam |
Aneka Lauk Yang disajikan, murahhhhh..... |
The Famous Soto Kudus |
Demikian wisata kuliner di kota Kudus ini berakhir. Lain waktu akan disambung lagi dengan wisata kuliner ke Bandung di bulan November, dan kuliner ke Surabaya-Malang di bulan Desember. Yippiiieee......
Btw, apakah Oktober cocok dinobatkan sebagai bulan bokek of the year kalo di bulan November dan Desember ada kemungkinan lebih bokek lagi ?????!!
Hanya Tuhan yang tau.
Tuesday, 30 October 2012
How I Met Your Father - Part 1
Hello Kid(s),
I am your mother, and this is the first story from me to you.
First of all, I am sorry for these horrible grammars. I just want to practice my english so that someday we can have a little chit-chat in english. In God's permission, I will take you to the international elementary school. About where the money come from ? I do not know yet :)
I am not a rich people, you know, nor your father, your grandmas and granpas. But just like I mentioned before, in God's permission, I have faith that everything is possible.
You know kids, everyone told me that money is not the most important thing. But, we still do believe that everything need money, yes ?
Sometimes i really hate this condition that I have to choose to postpone to have you in the first year of I and your father marriage.
Life is about to choose. I hate it, but I have to.
It is not that I prefer to have another thing instead of you. HELL NO.
I just want to prepare a better living condition for you.
If a car become the first priority before you, it is mean that I don't want you to consume air polution in Jakarta directly while you still breathe through me. I don't want you to feel the hard-shaking motorcycle while you still sleep in my belly.
How can I handle this very fragile sweet creature inside of me ?
But Kid(s),
I think I can't wait anymore.
Although we do not have a car yet, we welcome you anytime.
I really hope that you won't let me and your father wait too long for your presence.
Will God let you come to us ? When is God let you come to us ?
In the end, I can only said what Mother Mary said to Angel Gabriel,
"I am the Lord's servant, May it be to me as you have said."
I am your mother, and this is the first story from me to you.
First of all, I am sorry for these horrible grammars. I just want to practice my english so that someday we can have a little chit-chat in english. In God's permission, I will take you to the international elementary school. About where the money come from ? I do not know yet :)
I am not a rich people, you know, nor your father, your grandmas and granpas. But just like I mentioned before, in God's permission, I have faith that everything is possible.
You know kids, everyone told me that money is not the most important thing. But, we still do believe that everything need money, yes ?
Sometimes i really hate this condition that I have to choose to postpone to have you in the first year of I and your father marriage.
Life is about to choose. I hate it, but I have to.
It is not that I prefer to have another thing instead of you. HELL NO.
I just want to prepare a better living condition for you.
If a car become the first priority before you, it is mean that I don't want you to consume air polution in Jakarta directly while you still breathe through me. I don't want you to feel the hard-shaking motorcycle while you still sleep in my belly.
How can I handle this very fragile sweet creature inside of me ?
But Kid(s),
I think I can't wait anymore.
Although we do not have a car yet, we welcome you anytime.
I really hope that you won't let me and your father wait too long for your presence.
Pic Source : designandprgirl.com.au
In the end, I can only said what Mother Mary said to Angel Gabriel,
"I am the Lord's servant, May it be to me as you have said."
Monday, 22 October 2012
Tidak Bisa Hidup Tanpa Sambel
Sakit maag, rasanya frasa ini sudah mendarah daging dalam hidup saya dan kedengaran sepele remeh temeh. Gimana nggak ? Sejak kecil, saya sudah doyan dan cinta mati sama yang namanya SAMBAL aka sambel (panggilan cayangnya). Kalo makan gak pake sambel, kayaknya something wrong dan ada yang kurang, pepatah bilang bagai makan sayur tanpa garam.
Padahal, kalau lidah udah dibiasakan makan pedas apalagi sejak kecil, pasti lama-lama akan kebal dan tingkat kemampuan menyantap makanan pedas akan meningkat.
Namun tidak begitu halnya dengan perut dan lambung saya.
Karena makan makanan pedas inilah, perut saya sering sakit. Alhasil, saya selalu punya persediaan berbagai macam obat maag dan ulu hati, seperti; polycrol forte, promag, ulsikur, radin 150 gr, ranitidin 150 gr, acitral, spasminal buat kalo lagi keram, buskopan juga mirip-mirip spasminal walo kurang nampol, dan primperan buat kalo muntah-muntah non stop.
Lalu, suatu hari saya ngidam banget sama yang namanya bubur ayam pasundan di daerah binus kemanggisan. Dulu waktu saya kos di daerah situ, saya sering banget makan. Tapi karena sekarang tempat tinggal saya jauh dari situ, jadi saya kangennn...dan pengen makan di situ. Sayangnya karena dia menu sarapan, sehingga jam 12an biasanya sudah habis, dan saya harus berangkat lebih pagi untuk beli menu sarapan. Padahal saya kan males banget bangun pagi apalagi kalo hari libur.
Singkat kata, demi bubur ayam, badai pun saya terjang untuk dapat menyantapnya. Saya bangun pagi, siap-siap dan langsung cabut. Sampai di sana, saya makan semangkuk bubur plusssss....4 sendok sambel. Sampe buburnya jadi warna orange. Yahh...emang kemaruk sih, dalam hati saya dengar ada yang berbisik, "jangan banyak-banyak" tapi saya cuekin aja kata hati itu berhubung saya gak mau ketinggalan momen menyantap bubur pedas yang sudah diidamkan sejak lama. Kalo gak pedas mana nampol ??!!
Menjelang beberapa suapan terakhir, perut saya mulai sakit, tapi saya anggap itu karena kekenyangan dan eneg. Karena lagi kemaruk, saya paksakan untuk menghabiskan meski saya sudah eneg.
Setelah itu, saya cabut ke carrefour Central Park untuk membeli beberapa keperluan. Selama muter-muter di carrefour, entah kenapa saya merasa sakit kepala, sementara sakit perut saya berangsur-angsur menghilang digantikan oleh feeling ingin pup. Tapi karena saya udah terbiasa dengan gejala ini, akhirnya saya cuekin saja dan tetep keliling.
Ketika saat membayar di kasir, gejala sakit kepala ini semakin menjadi-jadi. Saya suruh suami saya cepetan bayar, terus kami mendorong trolley ke arah bangku pengunjung tepat di depan carrefour. Saya langsung duduk dan berusaha menahan rasa pusing mendadak itu.
Beberapa menit berlalu, dan bukannya perasaan sakit itu hilang, makin lama malah makin menjadi-jadi. Masih belum puas juga, perasaan mual datang mendadak, dan saya mulai berkeringat dingin. Lalu saya mengalami gejala familier yang saya kenali sebagai "perasaan ingin pingsan" ditandai dengan pandangan kabur, semua obyek menghitam, pendengaran kabur, dan hanya terdengar suara ngiiiiinggggg......
Lalu dalam keadaan hampir kehilangan kesadaran, sayup-sayup saya merasa beberapa orang mendekat menanyakan kondisi saya. Saat orang itu mendekat, tiba-tiba saya muntah dan langsung kembali ke alam nyata karena perut saya sakiitttt bangetttt....
Sambil menahan muntahan dalam mulut (yaikssss!!), saya menunjuk-nunjuk minta plastik buat tempat muntah, lalu sepertinya orang asing tadi dan suami saya sibuk mengambilkan ini itu. Kemudian tak lama, ada satpam yang datang dan berusaha mengantar kami ke klinik mall.
Sempoyongan dan masih muntah-muntah dikit sambil jalan, saya diantar ke klinik mall, yang namanya KLINIK ROYAL TARUMA, dengan dokter jaga yang kayaknya masih cupu dan logatnya cadel sehingga apa yang diomongkan susah dimengerti sampai terkadang susternya harus mengulang kembali maksud si dokter heheheee...
Lalu saya diberi beberapa obat, yang setelah saya minum 2x ternyata kurang manjur, sehingga saya ganti pakai obat andalan saya sendiri, yaitu spasminal buat perut kram, plus radin 150 gr.
Ternyata obat saya jauh lebih manjur.....
Yahhhh...but life goes on.
Saya akan tetap makan sambel apapun yang terjadi, karena saya tidak bisa hidup tanpa sambel. Tapi saya akan menjadi lebih waspada saat menyantap sambel terutama ketika perut kosong. Karena hal ini pernah terjadi sebelumnya, ketika saya melahap kripik singkong pedas "MAICIH" dengan tingkat kepedasan level 10 alias MAX di saat perut kosong, karena enak saya jadi keterusan. Lalu setelah itu saya merasa perut panas dan sakit luar biasa, sampai rasanya mau mati. Bahkan saat itu, ketika di kamar mandi kantor saya berpikir, "Apakah saya akan mati sia-sia seperti ini di kamar mandi kantor ?"
Sebenarnya jika saya menyantap makanan pedas dengan perut yang sudah diisi akan baik-baik saja, seperti ketika saya menjadikan maicih level 10 cemilan setelah makan, saya tidak kenapa-kenapa dan berhasil menghabiskan sekantong seorang diri. Tapi ketika saya menyantap barang yang sama dengan kondisi perut kosong, gejalanya sama sekali berbeda.
Seharusnya dengan 2x kejadian seperti ini, saya menjadi lebih waspada.
Seharusnyaaa.......
I loveeeeee it !!!!!!!!!
Eittssss...tunggu dulu, postingan ini belum berakhir.....
Ketika mertua datang dan mendengar kasus ini, dia langsung berasumsi bahwa sakit perut ini adalah gejala awal kehamilan....
Karena menurut mimpinya, ada 2 anak ayam kecil-kecil yang katanya itu pertanda akan mendapat keturunan. Sedangkan adik ipar saya sudah hamil dan anaknya bukan kembar, sehingga mertua saya menganggap bahwa anak ayam kedua adalah anak saya dan suami saya hahahahahahahaaaa....
Anak ayam rainbow, saya mau yang warna UNGU....
Wednesday, 17 October 2012
Oktober Ceriaaaaa
Bulan Oktober ini adalah bulan yang bisa dikatakan bulan tersibuk of the year.
Pada minggu pertama, saya udah kelimpungan menyiapkan berbagai sample yang akan dipamerkan pada mini expo di event yang diselenggarakan pada minggu 2. Pada minggu ini saya setiap hari pulang malam dan pegal-pegal.
Pada minggu kedua, mulai dari hari Senin sampai Jumat, ada event yang namanya Asia Pasific Marketing Meeting, yang mana pada rangkaian acara ini saya harus meeting ini itu, konsentrasi dengerin orang ngomong bahasa Inggris maupun mengajak foreigner ngomong bahasa Inggris. Saya kasihan sama mereka karena harus menerjemahkan grammar saya yang kacau heheheeee....
Hal menariknya karena bisa makan enak di hotel bintang 5 secara gratis :)
Pada minggu ketiga, saudara saya dan teman kantor saya akan mengadakan pernikahan. Pada pernikahan saudara saya ini, ortu saya berencana datang...masih ditambah kedatangan mertua yang akan menjemput adik ipar. Meskipun kedatangan mereka membuat saya happy dan excited, tapi tetap saja saya jadi sibuk, sibuk yang menyenangkan tentunya.
Pada minggu keempat, saya harus pulang ke kampung halaman saya di Kudus untuk mengurus surat kepindahan kependudukan. Jadi nantinya saya akan jadi warga kota Malang, sama kayak suami saya. Untuk mengurus administrasi ini, saya harus cuti 2 hari kerja, beli tiket bus pulang pergi, plus booking hotel 1 malam karena saya udah ga punya rumah lagi di kota itu. Hal yang menyenangkan adalah....Saya bisa wisata kuliner !! Yippie....
Saya bahkan sudah membuat daftar menu dalam kepala untuk direalisasikan kelak.
- Tanggal 28 pagi hari : Sesampainya di Kudus, makan lentog di daerah wergu, lentog adalah makanan mirip ketupat sayur yang jauh lebih enak dan cuma ada di Kudus
- Tanggal 28 siang hari : setelah cek-in di hotel lalu beranjak menuju Mie Bandung & Es Teler di daerah pandjunan. Ini mie ayam favorit semua keluarga Kudus.
- Tanggal 28 malam hari : menuju pedagang Nasi Tahu Telor yang berjajar di sepinggir jalan Sunan Kudus atau pasar Kliwon, datengin langganan dan langsung pesan Tahu Telor Kudus yang rasanya susah ditemukan di tempat lain. Ini adalah makanan favorit suami saya sewaktu dia kerja praktek di Kudus dan juga teman kantor yang ternyata pacarnya kerja di Kudus, setelah mencicipi makanan ini langsung jatuh cinta.
- Tanggal 29 pagi hari : breakfast di hotel, semoga menunya lumayan
- Tanggal 29 siang hari : soto kerbau karso-karsi
- Tanggal 29 malam : udah balik ke Jakarta lagi....hixx...
Semoga saya tidak lupa memotret setiap kuliner yang berhasil saya santap, karena saya tidak tahu kapan akan ke kudus lagi.
Pada minggu pertama, saya udah kelimpungan menyiapkan berbagai sample yang akan dipamerkan pada mini expo di event yang diselenggarakan pada minggu 2. Pada minggu ini saya setiap hari pulang malam dan pegal-pegal.
Pada minggu kedua, mulai dari hari Senin sampai Jumat, ada event yang namanya Asia Pasific Marketing Meeting, yang mana pada rangkaian acara ini saya harus meeting ini itu, konsentrasi dengerin orang ngomong bahasa Inggris maupun mengajak foreigner ngomong bahasa Inggris. Saya kasihan sama mereka karena harus menerjemahkan grammar saya yang kacau heheheeee....
Hal menariknya karena bisa makan enak di hotel bintang 5 secara gratis :)
Pada minggu ketiga, saudara saya dan teman kantor saya akan mengadakan pernikahan. Pada pernikahan saudara saya ini, ortu saya berencana datang...masih ditambah kedatangan mertua yang akan menjemput adik ipar. Meskipun kedatangan mereka membuat saya happy dan excited, tapi tetap saja saya jadi sibuk, sibuk yang menyenangkan tentunya.
Pada minggu keempat, saya harus pulang ke kampung halaman saya di Kudus untuk mengurus surat kepindahan kependudukan. Jadi nantinya saya akan jadi warga kota Malang, sama kayak suami saya. Untuk mengurus administrasi ini, saya harus cuti 2 hari kerja, beli tiket bus pulang pergi, plus booking hotel 1 malam karena saya udah ga punya rumah lagi di kota itu. Hal yang menyenangkan adalah....Saya bisa wisata kuliner !! Yippie....
Saya bahkan sudah membuat daftar menu dalam kepala untuk direalisasikan kelak.
- Tanggal 28 pagi hari : Sesampainya di Kudus, makan lentog di daerah wergu, lentog adalah makanan mirip ketupat sayur yang jauh lebih enak dan cuma ada di Kudus
- Tanggal 28 siang hari : setelah cek-in di hotel lalu beranjak menuju Mie Bandung & Es Teler di daerah pandjunan. Ini mie ayam favorit semua keluarga Kudus.
- Tanggal 28 malam hari : menuju pedagang Nasi Tahu Telor yang berjajar di sepinggir jalan Sunan Kudus atau pasar Kliwon, datengin langganan dan langsung pesan Tahu Telor Kudus yang rasanya susah ditemukan di tempat lain. Ini adalah makanan favorit suami saya sewaktu dia kerja praktek di Kudus dan juga teman kantor yang ternyata pacarnya kerja di Kudus, setelah mencicipi makanan ini langsung jatuh cinta.
- Tanggal 29 pagi hari : breakfast di hotel, semoga menunya lumayan
- Tanggal 29 siang hari : soto kerbau karso-karsi
- Tanggal 29 malam : udah balik ke Jakarta lagi....hixx...
Semoga saya tidak lupa memotret setiap kuliner yang berhasil saya santap, karena saya tidak tahu kapan akan ke kudus lagi.
If You Can Turn Back Time
Suatu kali, teman saya pernah menanyakan apakah saya ingin kembali ke masa lalu ?
Secara spontan, waktu itu saya berpikir bahwa saya puas dengan kondisi sekarang, dan mensyukuri apa yang ada.
Di lain waktu, ketika saya lagi merenung-renung sok melow, pikiran itu pop-out lagi dalam ingatan saya....dan YA ! Saya memiliki satu atau mungkin lebih jika waktu merenungnya lebih lama, untuk kembali ke masa lalu.
Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya ingin...
Membatalkan pesta pernikahan di Malang, which is my 2nd wedding party.
Jika saya bisa kembali ke masa itu, saya akan menolak rencana pesta yang disiapkan oleh mertua, dan saya akan memilih untuk HONEYMOON.
Jika saya bisa kembali ke masa itu, saya tidak perlu repot-repot meminjam 2 gaun pengantin, which is bisa menghemat biaya, dan biayanya bisa digunakan untuk tambahan honeymoon hehee...
Jika diingat lagi, rasanya menyesakkan karena saya tidak merasakan honeymoon even a single day. Meskipun setelah pernikahan, kami masih ingin berdua saja dan belum berencana memiliki anak sampai setidaknya 1 tahun, mungkin orang bilang situasi ini seperti honeymoon setiap hari.
But no.
Honeymoon adalah momen yang sangat penting, saya tidak bisa menjelaskan secara rasional karena mungkin alasannya memang emosional. Tapi untuk para calon pengantin, saya punya satu saran...
Jangan pernah menukar kesempatan untuk honeymoon dengan apapun.
Secara spontan, waktu itu saya berpikir bahwa saya puas dengan kondisi sekarang, dan mensyukuri apa yang ada.
Di lain waktu, ketika saya lagi merenung-renung sok melow, pikiran itu pop-out lagi dalam ingatan saya....dan YA ! Saya memiliki satu atau mungkin lebih jika waktu merenungnya lebih lama, untuk kembali ke masa lalu.
Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya ingin...
Membatalkan pesta pernikahan di Malang, which is my 2nd wedding party.
Jika saya bisa kembali ke masa itu, saya akan menolak rencana pesta yang disiapkan oleh mertua, dan saya akan memilih untuk HONEYMOON.
Jika saya bisa kembali ke masa itu, saya tidak perlu repot-repot meminjam 2 gaun pengantin, which is bisa menghemat biaya, dan biayanya bisa digunakan untuk tambahan honeymoon hehee...
Jika diingat lagi, rasanya menyesakkan karena saya tidak merasakan honeymoon even a single day. Meskipun setelah pernikahan, kami masih ingin berdua saja dan belum berencana memiliki anak sampai setidaknya 1 tahun, mungkin orang bilang situasi ini seperti honeymoon setiap hari.
But no.
Honeymoon adalah momen yang sangat penting, saya tidak bisa menjelaskan secara rasional karena mungkin alasannya memang emosional. Tapi untuk para calon pengantin, saya punya satu saran...
Jangan pernah menukar kesempatan untuk honeymoon dengan apapun.
Pengen honeymoon nginep di Marina Bay Sands hihihihiiii....
Thursday, 20 September 2012
September Books Review
Sebenarnya buku-buku ini sudah saya beli pada awal Juli lalu, tapi karena saya bacanya cuma sebentar-sebentar, atau kalo pas lagi pup di WC aja jadi selesainya lama. Bahkan buku yang judulnya "Rumah Arwah" aka The House of Spirit belum sempat saya baca karena baru-baru ini saya beli buku Memoar Kwee Thiam Tjing dan buku ke-4 tetralogi Inheritance yang pastinya lebih menarik untuk dibaca. Heheee....
The Spiderwick Chronicle
Ini nih buku jadul yang bioskopnya mau diputar di Surabaya beberapa tahun silam sebelum saya hijrah ke Jakarta, udah lama banget ya ? Waktu itu saya ingat banget pengen nonton Freddie Highmore yang nampak cute di diorama-nya. Alhasil setelah saya kelar baca novelnya, saya langsung minta suami donlotin film ini karena penasaran. Ternyataaaaa......filmnya jelek, aktingnya si Freddie juga pas-pasan kalo gamau dibilang jelek, cuma modal tampang doank imut. Kuciwaaa deh saia.....
Jadi, novel fantasy ini modelnya mirip kayak Narnia, mungkin juga pengarangnya dapet ide dari sana. Tokoh utama cerita yang hidup di dunia nyata berhubungan langsung dengan dunia gaib peri-peri dan makhluk ajaib di sekitar mereka. Plot cerita dibangun dengan sangat cerdas dan unik oleh Holly Black disertai ilustrasi menarik oleh Tony Diterlizzi sehingga membuat pembaca (saya) gak sabar untuk segera menyelesaikan ke-5 serinya.
The Story Girl
Pemeran utama dalam novel ini adalah anak-anak berusia belasan tahun dengan segala problema khas anak. Topik yang diangkat pada tiap bab pun rasanya ringan dan ceria, sesuai dengan emosi yang ingin dibangun oleh L.M.Montgomenry tentang romantisme dan keindahan pulau Prince Edward di musim panas dan musim gugur. Pengarang cewek itu tidak pernah membiarkan dirinya lupa menggambarkan betapa indah padang rumput, kebun buah, hutan mapple, gunung, lembah, bukit, tempat bermain, hutan, dan kebaikan hati orang-orang di Carlisle.
Saya ingin sekali bisa menceritakan keceriaan masa kanak-kanak yang begitu antusias dan penuh impian serta semangat dalam karya fiksi saya seperti yang sukses dilakukan L.M.Montgomery.
Nobody's Boy
"Slamat pagi pohonku...slamat pagi gunungku...slamat pagi teman-teman semuaaa....Aku kan pergi jauh demi cita-citaku, Remi mohon doa restu darimuuu...Jangan bersedih teman-temanku, hidup ini adalah perjuangan...marilah kita mulai melangkah, menuju cita-cita bahagiaa...."
Ya ampunnn, saya gak nyangka masih inget bagian lagu pembuka anime "REMI" yang ditayangkan RCTI setiap hari minggu pada tahun 1995, film animasi 3D pertama yang katanya kalo nonton kudu pake kacamata 3D, tapi meski udah saya pake, kayaknya itu efek 3D ga terlalu nampol hahahahaa....jaman dulu :D
Seperti yang sudah saya duga, membaca novel ini juga bisa membuat saya mencucurkan air mata, sama seperti ketika nonton anime-nya. Memang novel ini saya lahap dalam waktu sekejap dibanding ketika membaca The Story Girl, itu karena Hector Malot bisa menceritakan kisah dengan realistis dan mengalir apa adanya. Tapi ada poin minus dalam plot cerita ini, yang membuat aura jadulnya sangat terasa, yaitu kebahagiaan yang ditemukan dalam gelimangan harta. Yeahh..cinderella boy. Sang tokoh utama si Remi ternyata anak orang kaya, dan setelah penderitaan yang begitu panjang, ia bertemu dengan ibu kandungnya yang ternyata janda kaya, dan Remi adalah salah satu pewaris kekayaannya. Klise banget kan ?? Emangnya kalo udah kaya terus ga ada masalah yah ?? Untungnya Remi adalah anak yang baik, jadi meskipun kaya, dia tetap ingat sama orang-orang yang membantunya semasa masih miskin, dan dia nyumbangin duitnya buat mendonasi anak-anak pemusik jalanan.
Kalo alternate ending di animenya yang saya browsing di youtube, setelah Remi menemukan ibu kandungnya, ia tetap memutuskan untuk berkelana bersama sahabat sejatinya Mattia menjadi pemusik jalanan dan belajar mengenai kehidupan. Nahh...yang ini lebih mending. Para penulis script anime yang notabene adalah orang-orang modern mungkin berpikir, "so what kalo lu udah kaya ? it is not a fairy tale yang mesti berakhir di dalam istana jadi pewaris tahta dan gak ngapa-ngapain."
Menjadi Tjamboek Berdoeri
Ini adalah memoar tentang Kwee Thiam Tjing, seorang jurnalis yang aktif di tahun 1920-1930an dan pernah menulis buku Indonesia Dalam Bara & Api yang cukup fenomenal karena menuturkan pembantaian puluhan warga etnis Tionghoa di Malang.
Saya mengetahui buku ini dari suatu blog ketika browsing tentang Malang Tempo Doeloe dan cukup tergelitik untuk membacanya.
Gaya bahasa Thiam Tjing menurut saya cukup unik, karena meskipun ia mengangkat topik yang cukup serius, dia bisa menuturkannya dengan sesuatu yang lucu dan menggelitik. Entah bagaimana saya harus menyebutnya...Yang jelas saya cukup sering tertawa sendiri ketika membaca ulasan beliau mengenai perbedaan perlakuan yang diterima Inlander dan Nederlander, atau ketika cowok-cowok ABG MULO menggoda cewek-cewek ABG Cor Jesu lalu disiram air oleh suster, atau sindiran si pemilik toko kebangsaan Jepang yang barangnya dianggap murahan, atau ketika rakyat Indonesia sama-sama meneriakkan "BANSAIIII" meski mereka tidak tahu artinya.
Saya membaca buku ini secara random, tidak urut dari depan ke belakang, sehingga masih banyak bagian yang belum sempat saya baca. Tapi saya jadi punya sedikit gambaran bahwa kondisi yang ingin saya tampilkan dalam literatur bebas saya ternyata tak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di masa lalu, di mana kebebasan sangat mahal harganya.
Inheritance
Ini buku ke-4 Inheritance karya Christopher Paolini dan merupakan buku terakhir dari petualangan penunggang naga Eragon dan naganya Saphira. Ketika membaca beberapa bab di depan, saya sudah merasa bahwa buku ini jauh lebih menarik daripada buku ke-3 nya BRISINGR yang cukup membosankan dan bertele-tele.
Menurut teman saya, di seri terakhir ini cukup banyak adegan pertarungan ala abad pertengahan yang menegangkan, tentu saja karena di seri ini tokoh-tokoh utama harus menghadapi The Final Boss Galbatorix.
Lupakan tentang filmnya yang busuk, cukup nikmati saja petualangan Eragon dan Saphira di setiap lembarnya.
Next Book To Read....
The House Of Spirit, Peranakan Tionghoa di Nusantara, Candu Tempo Doeloe
Aduhhh, kapan yah bacanya ?! kebiasaan buruk saya adalah tidak dapat menahan diri dari godaan iman kalo lagi di toko buku, apalagi kalo kartu kreditnya masih ada saldo T__T
Buku lama belum kebaca, udah beli buku baru lagi >_<
"Jangan biarkan saya berkeliaran sendiri di toko buku atau saya akan kembali tanpa tangan hampa...."
The Spiderwick Chronicle
Ini nih buku jadul yang bioskopnya mau diputar di Surabaya beberapa tahun silam sebelum saya hijrah ke Jakarta, udah lama banget ya ? Waktu itu saya ingat banget pengen nonton Freddie Highmore yang nampak cute di diorama-nya. Alhasil setelah saya kelar baca novelnya, saya langsung minta suami donlotin film ini karena penasaran. Ternyataaaaa......filmnya jelek, aktingnya si Freddie juga pas-pasan kalo gamau dibilang jelek, cuma modal tampang doank imut. Kuciwaaa deh saia.....
Jadi, novel fantasy ini modelnya mirip kayak Narnia, mungkin juga pengarangnya dapet ide dari sana. Tokoh utama cerita yang hidup di dunia nyata berhubungan langsung dengan dunia gaib peri-peri dan makhluk ajaib di sekitar mereka. Plot cerita dibangun dengan sangat cerdas dan unik oleh Holly Black disertai ilustrasi menarik oleh Tony Diterlizzi sehingga membuat pembaca (saya) gak sabar untuk segera menyelesaikan ke-5 serinya.
The Story Girl
Pemeran utama dalam novel ini adalah anak-anak berusia belasan tahun dengan segala problema khas anak. Topik yang diangkat pada tiap bab pun rasanya ringan dan ceria, sesuai dengan emosi yang ingin dibangun oleh L.M.Montgomenry tentang romantisme dan keindahan pulau Prince Edward di musim panas dan musim gugur. Pengarang cewek itu tidak pernah membiarkan dirinya lupa menggambarkan betapa indah padang rumput, kebun buah, hutan mapple, gunung, lembah, bukit, tempat bermain, hutan, dan kebaikan hati orang-orang di Carlisle.
Saya ingin sekali bisa menceritakan keceriaan masa kanak-kanak yang begitu antusias dan penuh impian serta semangat dalam karya fiksi saya seperti yang sukses dilakukan L.M.Montgomery.
Nobody's Boy
"Slamat pagi pohonku...slamat pagi gunungku...slamat pagi teman-teman semuaaa....Aku kan pergi jauh demi cita-citaku, Remi mohon doa restu darimuuu...Jangan bersedih teman-temanku, hidup ini adalah perjuangan...marilah kita mulai melangkah, menuju cita-cita bahagiaa...."
Ya ampunnn, saya gak nyangka masih inget bagian lagu pembuka anime "REMI" yang ditayangkan RCTI setiap hari minggu pada tahun 1995, film animasi 3D pertama yang katanya kalo nonton kudu pake kacamata 3D, tapi meski udah saya pake, kayaknya itu efek 3D ga terlalu nampol hahahahaa....jaman dulu :D
Seperti yang sudah saya duga, membaca novel ini juga bisa membuat saya mencucurkan air mata, sama seperti ketika nonton anime-nya. Memang novel ini saya lahap dalam waktu sekejap dibanding ketika membaca The Story Girl, itu karena Hector Malot bisa menceritakan kisah dengan realistis dan mengalir apa adanya. Tapi ada poin minus dalam plot cerita ini, yang membuat aura jadulnya sangat terasa, yaitu kebahagiaan yang ditemukan dalam gelimangan harta. Yeahh..cinderella boy. Sang tokoh utama si Remi ternyata anak orang kaya, dan setelah penderitaan yang begitu panjang, ia bertemu dengan ibu kandungnya yang ternyata janda kaya, dan Remi adalah salah satu pewaris kekayaannya. Klise banget kan ?? Emangnya kalo udah kaya terus ga ada masalah yah ?? Untungnya Remi adalah anak yang baik, jadi meskipun kaya, dia tetap ingat sama orang-orang yang membantunya semasa masih miskin, dan dia nyumbangin duitnya buat mendonasi anak-anak pemusik jalanan.
Kalo alternate ending di animenya yang saya browsing di youtube, setelah Remi menemukan ibu kandungnya, ia tetap memutuskan untuk berkelana bersama sahabat sejatinya Mattia menjadi pemusik jalanan dan belajar mengenai kehidupan. Nahh...yang ini lebih mending. Para penulis script anime yang notabene adalah orang-orang modern mungkin berpikir, "so what kalo lu udah kaya ? it is not a fairy tale yang mesti berakhir di dalam istana jadi pewaris tahta dan gak ngapa-ngapain."
Menjadi Tjamboek Berdoeri
Ini adalah memoar tentang Kwee Thiam Tjing, seorang jurnalis yang aktif di tahun 1920-1930an dan pernah menulis buku Indonesia Dalam Bara & Api yang cukup fenomenal karena menuturkan pembantaian puluhan warga etnis Tionghoa di Malang.
Saya mengetahui buku ini dari suatu blog ketika browsing tentang Malang Tempo Doeloe dan cukup tergelitik untuk membacanya.
Gaya bahasa Thiam Tjing menurut saya cukup unik, karena meskipun ia mengangkat topik yang cukup serius, dia bisa menuturkannya dengan sesuatu yang lucu dan menggelitik. Entah bagaimana saya harus menyebutnya...Yang jelas saya cukup sering tertawa sendiri ketika membaca ulasan beliau mengenai perbedaan perlakuan yang diterima Inlander dan Nederlander, atau ketika cowok-cowok ABG MULO menggoda cewek-cewek ABG Cor Jesu lalu disiram air oleh suster, atau sindiran si pemilik toko kebangsaan Jepang yang barangnya dianggap murahan, atau ketika rakyat Indonesia sama-sama meneriakkan "BANSAIIII" meski mereka tidak tahu artinya.
Saya membaca buku ini secara random, tidak urut dari depan ke belakang, sehingga masih banyak bagian yang belum sempat saya baca. Tapi saya jadi punya sedikit gambaran bahwa kondisi yang ingin saya tampilkan dalam literatur bebas saya ternyata tak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di masa lalu, di mana kebebasan sangat mahal harganya.
Inheritance
Ini buku ke-4 Inheritance karya Christopher Paolini dan merupakan buku terakhir dari petualangan penunggang naga Eragon dan naganya Saphira. Ketika membaca beberapa bab di depan, saya sudah merasa bahwa buku ini jauh lebih menarik daripada buku ke-3 nya BRISINGR yang cukup membosankan dan bertele-tele.
Menurut teman saya, di seri terakhir ini cukup banyak adegan pertarungan ala abad pertengahan yang menegangkan, tentu saja karena di seri ini tokoh-tokoh utama harus menghadapi The Final Boss Galbatorix.
Lupakan tentang filmnya yang busuk, cukup nikmati saja petualangan Eragon dan Saphira di setiap lembarnya.
Next Book To Read....
The House Of Spirit, Peranakan Tionghoa di Nusantara, Candu Tempo Doeloe
Aduhhh, kapan yah bacanya ?! kebiasaan buruk saya adalah tidak dapat menahan diri dari godaan iman kalo lagi di toko buku, apalagi kalo kartu kreditnya masih ada saldo T__T
Buku lama belum kebaca, udah beli buku baru lagi >_<
"Jangan biarkan saya berkeliaran sendiri di toko buku atau saya akan kembali tanpa tangan hampa...."
Friday, 24 August 2012
Yui dan Sepatu Boot
Entah kenapa saya jadi teringat sama pakaian yang pernah dipake neng Yui Yoshioka. Tapi sewaktu saya browsing, saya gak berhasil menemukan si eneng memakai kostum yang ada di pikiran saya.
Apakah saya bermimpi ?
Atau saya sebenarnya hanya menggabungkan fashion si A dan si B ?
Jadi detailnya, kostum yang saya maksud adalah seperti ini :
Sepatu Boot tanggung, ga tinggi-tinggi amat
Celana jeans body fit
kaos sabrina
topi koboy
Saya pengen banget pake kostum kaya gituuuu.....
tapi di mana ya saya pantas memakainya ??
Kalo di Jakarta ini sih udah pasti kliatan lebay, apalagi kalo boot nya dipake ke mall.
Pengennya sih bergaya aneh-aneh kalo lagi liburan ke mana gitu, Bali kek, Bandung kek, Singapore kek, China kek.....hueheheheheeee
Atau paling banter buat bergaya difoto doank deh, kalo ga kesampaian :p
Alternatif lain topi koboi mending saya ganti ama topi rajut aja yang memberi kesan imut. Soalnya temen saya uda pernah foto ke mana-mana pakai topi koboy, ntar dikira saya copy cat dia lagi.
Ini nih gaya-gaya eneng Yui, meski ga persis sama seperti saya bayangkan. Sugoiii neee....dengan sepatu boot-nya.
Apakah saya bermimpi ?
Atau saya sebenarnya hanya menggabungkan fashion si A dan si B ?
Jadi detailnya, kostum yang saya maksud adalah seperti ini :
Sepatu Boot tanggung, ga tinggi-tinggi amat
Celana jeans body fit
kaos sabrina
topi koboy
Saya pengen banget pake kostum kaya gituuuu.....
tapi di mana ya saya pantas memakainya ??
Kalo di Jakarta ini sih udah pasti kliatan lebay, apalagi kalo boot nya dipake ke mall.
Pengennya sih bergaya aneh-aneh kalo lagi liburan ke mana gitu, Bali kek, Bandung kek, Singapore kek, China kek.....hueheheheheeee
Atau paling banter buat bergaya difoto doank deh, kalo ga kesampaian :p
Alternatif lain topi koboi mending saya ganti ama topi rajut aja yang memberi kesan imut. Soalnya temen saya uda pernah foto ke mana-mana pakai topi koboy, ntar dikira saya copy cat dia lagi.
Ini nih gaya-gaya eneng Yui, meski ga persis sama seperti saya bayangkan. Sugoiii neee....dengan sepatu boot-nya.
Resep Sebuah Masterpiece
Belakangan ini, salah satu kesibukan saya adalah menulis.
Akhirnya saya memberanikan diri juga menulis sebuah karya panjang, meski ketidakpedean pastilah datang merayap.
Di antara beberapa ide yang sudah bermunculan, ada dua yang paling menonjol.
Yang satu berbentuk saga atau chronicle, seperti narnia, berjumlah 7 seri. Entah kapan saya bisa mewujudkannya menjadi sesuatu yang berarti daripada sekadar ide antah berantah.
Yang satunya lagi, adalah gabungan tema-tema dan ide yang sebelumnya pernah saya tulis. Dari tulisan pendek itu, hanya tinggal dikembangkan melalui penambahan karakter dan jalan cerita supaya lebih kompleks. Saya berencana menjadikan yang satu ini sebagai debut (Cieilee....gayanya bo' belum tentu juga ada yang mau nerbitin heheheheeee....)
Oke, ide sudah ada.
Plot dan kerangka sudah dibuat, meski harus disesuaikan lagi sambil jalan.
Lalu saatnya merangkai kata demi kata, menjadi bab demi bab.
Astagaaa....ternyata gak gampang.
Menurut plot yang saya buat, buku ini nantinya akan berjumlah 18-19 bab dengan total halaman 150. Jika 150/19 maka seharusnya per bab sepanjang 8 halaman A4 dengan font Times New Roman spasi 1,5.
Kesulitan yang paling nyata saya temui adalah merangkai percakapan. Saya selalu merasa percakapan yang terjadi kurang natural.
Seandainya dialog itu diucapkan anak berusia 10 tahun, saya selalu merasa tidak seharusnya anak sepuluh tahun mengeluarkan statement seperti itu.
Atau ketika percakapan terjadi di antara orang dewasa yang hidup pada awal abad ke 20, saya tidak punya bayangan bagaimana mereka saling bertukar pikiran.
Pokoknya, saya selalu merasa, dialog antar karakter kurang pas.
Mungkin ini bisa dikesampingkan dulu, dan menunggu suatu hari nanti apa pendapat editor.
Kesulitan lain adalah informasi mengenai latar belakang. Yep !!
Saya harus mengumpulkan banyak informasi untuk menggambarkan suasana dan kondisi pada saat cerita saya sedang berlangsung.
Saya tidak yakin ketika menuliskan jarak antara rumah karaker satu dengan karakter lainnya di kota Malang pada tahun 1920. Ke mana kendaraan mereka harus belok, atau di mana letak bangunan ini dan itu.
Memang ada sedikit informasi dari sebuah blog, tapi kurang detail. Seandainya saya punya bukunya Dukut Imam, "Malang Tempo Doeloe" mungkin sedikit membantu.
Untuk mempelajari sedikit gaya bahasa tempo dulu, saya beli juga buku Memoar Kwee Thiam Tjing. Tapi sepertinya tidak mungkin menulis percakapan dengan gaya jadul seperti itu, pembaca pasti akan pusing dan malas baca. Maka saya putuskan untuk menulis dengan gaya bahasa yang modern, sebenarnya untuk memudahkan saya juga heheheheeee......
Jadi dari pengalaman di atas, kesimpulan yang bisa saya tarik adalah :
IDE + SKILL = MASTERPIECE
Ide yang brilian harus bisa diwujudkan dengan skill yang mumpuni untuk menghasilkan suatu maha karya.
Dan meski ide saya yang gak brilian-brilian amat cukup membuat saya puas, tapi skill saya benar-benar melempem.
Oke, saatnya sneak peak membaca salah satu dialog yang terjadi dalam karya saya. Kalimat ini saya persiapkan untuk membangun emosi romantis pembaca akan harapan dan cita-cita masa kecil. Tapi asal tahu saja, bahwa dialog ini terjadi di antara anak berusia 9 tahun dan 12 tahun. Karena masih off the record, nama karakternya akan saya ganti dengan AAA dan BBB. Mungkinkah anak yang hidup di tahun 1921 dengan pendidikan ala kadarnya bisa berujar seperti ini ??
“Aku bercita-cita menjadi jurnalis suatu hari nanti. Kau tahu jurnalis ? Kurasa tidak. Jurnalis adalah orang yang bekerja di surat kabar dan membuat berbagai berita agar orang lain tahu.”
“Apa cita-cita itu sama dengan impian ?” tanya AAA penasaran.
BBB mengangguk, “Bisa dibilang begitu. Kau berharap dewa mau membantumu bisa membaca dan menulis. Apa yang akan kau lakukan jika semua itu sudah terwujud ? Pasti kau juga punya cita-cita. Jika kau mau terus menjadi buruh pencuci botol, kurasa kau tidak akan punya tekad sekuat itu untuk bisa membaca dan menulis.”
SKIP. SKIP. SKIP.
“Saya menebak usia pohon ini lebih tua daripada makam ini. Dan ia selalu berdiri tegak di puncak bukit tanpa bergerak sedikit pun memandang ke segala penjuru di bawah sana. Kalau ia bisa bercerita, pasti ia punya kisah-kisah hebat yang jumlahnya lebih banyak daripada jumlah hari dalam kehidupan saya. Saya ingin sekali bisa mendengar kisah-kisah hebat. Kelak jika saya sudah lancar membaca dan menulis, saya akan menuliskan semua kisah-kisah itu agar tidak hilang ditelan masa,” AAA menoleh pada BBB, “Apakah seorang jurnalis akan seperti itu BBB ? Menuliskan kisah-kisah hebat agar dunia tahu ?”
Mungkinkah anak kecil bisa membuat metafora seperti itu ??
Anak kecil dalam novel bisa saja :D
Akhirnya saya memberanikan diri juga menulis sebuah karya panjang, meski ketidakpedean pastilah datang merayap.
Di antara beberapa ide yang sudah bermunculan, ada dua yang paling menonjol.
Yang satu berbentuk saga atau chronicle, seperti narnia, berjumlah 7 seri. Entah kapan saya bisa mewujudkannya menjadi sesuatu yang berarti daripada sekadar ide antah berantah.
Yang satunya lagi, adalah gabungan tema-tema dan ide yang sebelumnya pernah saya tulis. Dari tulisan pendek itu, hanya tinggal dikembangkan melalui penambahan karakter dan jalan cerita supaya lebih kompleks. Saya berencana menjadikan yang satu ini sebagai debut (Cieilee....gayanya bo' belum tentu juga ada yang mau nerbitin heheheheeee....)
Oke, ide sudah ada.
Plot dan kerangka sudah dibuat, meski harus disesuaikan lagi sambil jalan.
Lalu saatnya merangkai kata demi kata, menjadi bab demi bab.
Astagaaa....ternyata gak gampang.
Menurut plot yang saya buat, buku ini nantinya akan berjumlah 18-19 bab dengan total halaman 150. Jika 150/19 maka seharusnya per bab sepanjang 8 halaman A4 dengan font Times New Roman spasi 1,5.
Kesulitan yang paling nyata saya temui adalah merangkai percakapan. Saya selalu merasa percakapan yang terjadi kurang natural.
Seandainya dialog itu diucapkan anak berusia 10 tahun, saya selalu merasa tidak seharusnya anak sepuluh tahun mengeluarkan statement seperti itu.
Atau ketika percakapan terjadi di antara orang dewasa yang hidup pada awal abad ke 20, saya tidak punya bayangan bagaimana mereka saling bertukar pikiran.
Pokoknya, saya selalu merasa, dialog antar karakter kurang pas.
Mungkin ini bisa dikesampingkan dulu, dan menunggu suatu hari nanti apa pendapat editor.
Kesulitan lain adalah informasi mengenai latar belakang. Yep !!
Saya harus mengumpulkan banyak informasi untuk menggambarkan suasana dan kondisi pada saat cerita saya sedang berlangsung.
Saya tidak yakin ketika menuliskan jarak antara rumah karaker satu dengan karakter lainnya di kota Malang pada tahun 1920. Ke mana kendaraan mereka harus belok, atau di mana letak bangunan ini dan itu.
Memang ada sedikit informasi dari sebuah blog, tapi kurang detail. Seandainya saya punya bukunya Dukut Imam, "Malang Tempo Doeloe" mungkin sedikit membantu.
Untuk mempelajari sedikit gaya bahasa tempo dulu, saya beli juga buku Memoar Kwee Thiam Tjing. Tapi sepertinya tidak mungkin menulis percakapan dengan gaya jadul seperti itu, pembaca pasti akan pusing dan malas baca. Maka saya putuskan untuk menulis dengan gaya bahasa yang modern, sebenarnya untuk memudahkan saya juga heheheheeee......
Jadi dari pengalaman di atas, kesimpulan yang bisa saya tarik adalah :
IDE + SKILL = MASTERPIECE
Ide yang brilian harus bisa diwujudkan dengan skill yang mumpuni untuk menghasilkan suatu maha karya.
Dan meski ide saya yang gak brilian-brilian amat cukup membuat saya puas, tapi skill saya benar-benar melempem.
Oke, saatnya sneak peak membaca salah satu dialog yang terjadi dalam karya saya. Kalimat ini saya persiapkan untuk membangun emosi romantis pembaca akan harapan dan cita-cita masa kecil. Tapi asal tahu saja, bahwa dialog ini terjadi di antara anak berusia 9 tahun dan 12 tahun. Karena masih off the record, nama karakternya akan saya ganti dengan AAA dan BBB. Mungkinkah anak yang hidup di tahun 1921 dengan pendidikan ala kadarnya bisa berujar seperti ini ??
“Aku bercita-cita menjadi jurnalis suatu hari nanti. Kau tahu jurnalis ? Kurasa tidak. Jurnalis adalah orang yang bekerja di surat kabar dan membuat berbagai berita agar orang lain tahu.”
“Apa cita-cita itu sama dengan impian ?” tanya AAA penasaran.
BBB mengangguk, “Bisa dibilang begitu. Kau berharap dewa mau membantumu bisa membaca dan menulis. Apa yang akan kau lakukan jika semua itu sudah terwujud ? Pasti kau juga punya cita-cita. Jika kau mau terus menjadi buruh pencuci botol, kurasa kau tidak akan punya tekad sekuat itu untuk bisa membaca dan menulis.”
SKIP. SKIP. SKIP.
“Saya menebak usia pohon ini lebih tua daripada makam ini. Dan ia selalu berdiri tegak di puncak bukit tanpa bergerak sedikit pun memandang ke segala penjuru di bawah sana. Kalau ia bisa bercerita, pasti ia punya kisah-kisah hebat yang jumlahnya lebih banyak daripada jumlah hari dalam kehidupan saya. Saya ingin sekali bisa mendengar kisah-kisah hebat. Kelak jika saya sudah lancar membaca dan menulis, saya akan menuliskan semua kisah-kisah itu agar tidak hilang ditelan masa,” AAA menoleh pada BBB, “Apakah seorang jurnalis akan seperti itu BBB ? Menuliskan kisah-kisah hebat agar dunia tahu ?”
Mungkinkah anak kecil bisa membuat metafora seperti itu ??
Anak kecil dalam novel bisa saja :D
Labels:
masterpiece,
menulis,
my dream,
my life,
novel
Monday, 16 July 2012
Tante and The Brondong
Fenomena tante dan brondongnya sudah bukan hal yang aneh bin ajaib lagi. mungkin kasus ini sudah terjadi sejak jaman purba. Kalau di jaman modern, fenomena ini mungkin mencuat berkat jasa infotainment. Sebut saja Malinda Dee dan brondongnya, Ashton Kutcher dan tantenya, Yuni Shara & Rafi, J.Lo and hers, dan masih banyak lagi sayangnya saya gak seberapa ngikutin gosip selebritis. Topik ini juga pernah diangkat dalam film The Reader yang memenangkan banyak penghargaan dengan bintang Kate Winslet, David Kross & Ralph Fiennes.
Kisah ini dimulai ketika perusahaan tempat saya bekerja punya gawe menyambut event tahunan yang membuat semua karyawan bagian marketing, promosi, & sales harus banting tulang peras keringat turun ke medan pertempuran. Prajurit kami tersebar di mall-mall seantero Jakarta, Bekasi, dan Tangerang.
Adalah si Neo, seorang prajurit training yang merantau ke Jakarta dari luar pulau. Berhubung masih dalam rangka training, si Neo ini penuh semangat dan tekad untuk membuktikan diri. Ia ditempatkan di suatu mall kawasan P**i Jakarta Barat. Neo datang lebih pagi dari jam yang dijadwalkan, dan pulang lebih malam dari yang seharusnya. Dia sangat gencar mempromosikan produk kami kepada para calon customer dan konsumen, apalagi kalau traffic-nya ramai.
Lalu, datanglah sang Tante. Pada awalnya dia tampak seperti ibu-ibu biasa yang tertarik dengan promosi kami. Karena dia tampak royal, si Neo semakin gencar menawarkan berbagai produk dengan harapan sang Tante membeli sebanyak mungkin.
Sampai kepada klimaks ketika sang Tante berkata,
"Ya sudah deh Mas, saya ambil semua ini, ga perlu hadiahnya....asalkan saya bisa pegang Mas."
TET TOT.
Ada bel berdering di otak Neo. Ada sirine. Ada setan. Ada malaikat. Semuanya ribut memperdebatkan apa yang harus dilakukan Neo selanjutnya.
Kalau jawab "TIDAK", sang Tante akan meninggalkannya tanpa beli apapun, karena pada dasarnya dia tidak butuh apa-apa.
Kalau jawab "IYA" nuraninya memberontak, teringat istri di luar pulau, tapi dia bisa kejar omset.
Mungkin di dalam otak si Neo, dia sedang mencabuti mahkota bunga satu persatu sambil bilang, "Yes. No. Yes. No. Yes. No.....YES"
Dan terlontarlah jawaban, "Oke deh Bu"
Saya sedang berpikir apakah sebaiknya saya menyensor bagian ini untuk diceritakan atau tidak. Tapi saya harap, siapa pun yang membaca tidak berpikir terlalu jauh. Singkatnya si Neo mengalami apa yang disebut pelecehan sexual by TANTE.
Tidak kurang. Tidak lebih.
Saya turut prihatin pada kejadian yang menimpa Neo. Tapi saya kagum atas loyalitasnya terhadap perusahaan. Semoga saja dia kelak mendapatkan sesuatu yang setimpal dengan pengorbanannya. Kejadian ini saya kutib persis seperti yang diungkapkan Neo kepada saya, jadi saya jamin keabsahannya, kecuali si Neo berbohong pada saya.
Mengenai sang Tante, beberapa tahun lagi saya juga akan menjadi tante. Tapi saya berharap sih saya gak jadi tante yang mengejar brondong, melainkan tante yang dikejar brondong**.
Heuheheheueheheuehhh......
**Apaan sihhh ???!!
Kisah ini dimulai ketika perusahaan tempat saya bekerja punya gawe menyambut event tahunan yang membuat semua karyawan bagian marketing, promosi, & sales harus banting tulang peras keringat turun ke medan pertempuran. Prajurit kami tersebar di mall-mall seantero Jakarta, Bekasi, dan Tangerang.
Adalah si Neo, seorang prajurit training yang merantau ke Jakarta dari luar pulau. Berhubung masih dalam rangka training, si Neo ini penuh semangat dan tekad untuk membuktikan diri. Ia ditempatkan di suatu mall kawasan P**i Jakarta Barat. Neo datang lebih pagi dari jam yang dijadwalkan, dan pulang lebih malam dari yang seharusnya. Dia sangat gencar mempromosikan produk kami kepada para calon customer dan konsumen, apalagi kalau traffic-nya ramai.
Lalu, datanglah sang Tante. Pada awalnya dia tampak seperti ibu-ibu biasa yang tertarik dengan promosi kami. Karena dia tampak royal, si Neo semakin gencar menawarkan berbagai produk dengan harapan sang Tante membeli sebanyak mungkin.
Sampai kepada klimaks ketika sang Tante berkata,
"Ya sudah deh Mas, saya ambil semua ini, ga perlu hadiahnya....asalkan saya bisa pegang Mas."
TET TOT.
Ada bel berdering di otak Neo. Ada sirine. Ada setan. Ada malaikat. Semuanya ribut memperdebatkan apa yang harus dilakukan Neo selanjutnya.
Kalau jawab "TIDAK", sang Tante akan meninggalkannya tanpa beli apapun, karena pada dasarnya dia tidak butuh apa-apa.
Kalau jawab "IYA" nuraninya memberontak, teringat istri di luar pulau, tapi dia bisa kejar omset.
Mungkin di dalam otak si Neo, dia sedang mencabuti mahkota bunga satu persatu sambil bilang, "Yes. No. Yes. No. Yes. No.....YES"
Dan terlontarlah jawaban, "Oke deh Bu"
Saya sedang berpikir apakah sebaiknya saya menyensor bagian ini untuk diceritakan atau tidak. Tapi saya harap, siapa pun yang membaca tidak berpikir terlalu jauh. Singkatnya si Neo mengalami apa yang disebut pelecehan sexual by TANTE.
Tidak kurang. Tidak lebih.
Saya turut prihatin pada kejadian yang menimpa Neo. Tapi saya kagum atas loyalitasnya terhadap perusahaan. Semoga saja dia kelak mendapatkan sesuatu yang setimpal dengan pengorbanannya. Kejadian ini saya kutib persis seperti yang diungkapkan Neo kepada saya, jadi saya jamin keabsahannya, kecuali si Neo berbohong pada saya.
Mengenai sang Tante, beberapa tahun lagi saya juga akan menjadi tante. Tapi saya berharap sih saya gak jadi tante yang mengejar brondong, melainkan tante yang dikejar brondong**.
Heuheheheueheheuehhh......
**Apaan sihhh ???!!
Saturday, 7 July 2012
There He Goes
Sejak kecil, saya udah sering melihat beberapa orang di sekitar saya mengalami pem-bully-an. Bahkan mungkin ketika saya kelas 2 SMP juga pernah mengalami pem-bully-an meskipun tidak parah. Pembullyan yang saya alami memang tidak parah, bukan secara fisik, tapi lebih secara emosional. Perasaan itu juga pernah saya alami ketika bekerja di suatu perusahaan saham yang notabene dunia baru buat saya.
Tapi untunglah, di samping setiap kelompok pembully, selalu ada kelompok yang bisa menerima kita apa adanya.
Lalu kejadian ini pun terjadi lagi di dunia kerja. Di tempat yang mana saya merasa nyaman bekerja bersama orang-orang yang menyenangkan dengan suasana yang menyenangkan, ternyata tidak selalu begitu adanya, terutama untuk anak baru.
Sebut saja namanya Bryan. Si Bryan masuk dalam 1 divisi yang sama dengan saya, tapi kalau saya lebih menangani pengembangan produk, dia lebih menangani administrasi dan marketing. Bryan, saya akui bukan anak yang good looking. Juga bukan anak yang pintar. Selain itu, 1 atau 2 hari terkadang ia menguarkan aroma tidak sedap alias bau badan. Dia benar-benar adalah tipikal orang yang mudah dibully, mungkin hampir sepanjang hidupnya. Bukannya saya tanpa alasan memberikan pernyataan seperti itu, tapi menurut sumber histori dari orang yang pernah sejurusan dan seangkatan dengannya ketika kuliah, dia adalah tipe orang yang dianggap menyebalkan dan tidak memiliki banyak teman. Kelebihan Bryan adalah, dia orang yang suka bercanda sehingga kalangan orang yang menerimanya menganggap dia lucu dan ramah.
Terus terang saya benci mengakui ini, tapi...dibandingkan kelebihannya, saya merasa dia lebih banyak memiliki hal-hal yang membuat orang tidak menyukainya. Mari kita telusuri melalui interview dari beberapa orang yang pernah berkomunikasi dengan si Bryan.
Interview 1
Q : Kenapa sih lo udah antipati sama Bryan padahal baru ngomong sekali dua kali ? Kan pepatah bilang jika tak kenal, maka tak sayang ?
A : Itu kan karena faktor "M"
Q : Apa itu faktor M ?
A : Faktor MUKA !!!!
Interview 2
Q : Kenapa sih dia ga boleh ikutan naik mobil kalian ?
A : Ntar mobil gw pait !!! Baunya ga nahan.....
Interview 3
Q : Adakah hal yang tidak terlupakan yang pernah terjadi antara Anda dan Bryan ?
A : Banyak banget. Waktu dia baru 2 hari masuk, sebagai anak baru biasanya orang jaga image donk ya ? Lha yang ini....udah berani ambil hape gw tanpa ijin dan mengutak-atik, waktu gw tanya "ngapain lo ?" dia dengan polosnya jawab "Minta lagu-lagu donk...."
Well, sejak saat itu saya merasa, ada yang kurang beres sama ni orang.
Interview 4
Q : Ada rumor yang mengatakan dia itu kepo, seperti apa contohnya ?
A : Yahh....misalnya kita lagi ngobrolin topik ABC berdua aja bisik-bisik, tau-tau dia nyamber aja dan nanya tentang DEF, yang mengindikasikan bahwa dia nguping. Udah gitu topik DEF-nya itu lho yang ngeselin, ga nyambung sama sekali sama topik ABC.
Interview 5
Q : Anda ditunjuk sebagai mentornya, apa pendapat Anda selama memberi pengarahan padanya ?
A : Pertama, dia bukan orang yang pintar, udah kelihatan dari gelagatnya. Well, tapi itu bukan masalah besar selama dia menunjukkan keseriusan dan sikap seseorang yang mau diajarin. Tapi, yang ini kalau gak ngerti bukannya nanya, malah bersikap sok ngerti, lalu ketika ditanya kembali tidak bisa menjawab. Setelah itu cengar-cengir. Pernah juga waktu saya presentasi mengenai perusahaan ini, dia gak fokus dan malah mainan ama produk. Bikin orang kesel !! Dia itu sikapnya kayak anak SMA yang takut dimarahin guru kalau ga bisa jawab soal. Come on....ini bukan dunia seperti itu lagi, dia harus ditabok kali ya biar bangun dan sadar akan sekelilingnya !!!
Q : Upps....tenang...tenangg....sabarrrrr bukkkkk......ini minum air dulu biar ga emosi
Interview 6
Q : Si Bryan dikabarkan genit dan centil, benarkah demikian ?
A : Selama saya duduk di sebelahnya, dia termasuk pendiam dan sadar diri kalau dia ditolak oleh beberapa orang di lingkungan ini. Tapi terkadang dia mengeluarkan statement yang aneh seperti misalnya, sungkan mengajak bicara si A dan si B karena mereka cantik dan imut. Lalu setelah berjabat tangan dengan anak baru yang bening bling bling, tiba-tiba dia mengusap tangannya dan cengar-cengir sendiri. Ketika saya nanya kenapa, dia jawab "akhirnya impian gw terkabul...." itu plus tampang mesum.
Interview 7
Q : Hmm...Bapak Manager, Anda adalah orang yang menginterview dia dan memutuskan untuk menerimanya. Anda sering ditanya mengapa Anda menerima orang seperti Bryan oleh rekan kerja yang lain, apa komentar Anda ?
A : Sebenernya saya buru-buru soalnya udah didesak sama direktur untuk cepat-cepat cari orang. Karena kandidat yang lain kelihatan sombong, jadi saya putuskan memilih yang ini. Selain itu karena di CV-nya dia bilang pernah membantu perusahaan keluarga, jadi saya rasa dia berpengalaman di bidang marketing. Saya baru sadar kalau dia....Rrr...aneh ? Saya mengistilahkan dia "setengah ON"
Interview 8
Q : Saudara Bryan, Anda dikabarkan pernah membantu bisnis keluarga, berapa kira-kira omset perusahaan tersebut ?
Bryan : Ngg....nggak tau ya, itu admin yang ngurusin
Q : Mengapa Anda tidak meneruskan bisnis tersebut dan malah bekerja di perusahaan lain sebagai karyawan ?
Bryan : Saya gak mau dimanja...
Q : Maksudnya ??
Demikian beberapa penggal interview yang berhasil dihimpun dari para rekan kerja di sekeliling Bryan.
Lalu hari nahas itu pun tiba.
Dia dan managernya pergi ke pabrik untuk menghadiri meeting. Si Bryan ke sana tanpa membekali dirinya dengan laptop, padahal beberapa hari sebelumnya dia sempat nanya bagaimana cara meminjam laptop. Saya udah kasi penjelasan, tapi entah kenapa pada hari H, dia tetap tidak membawanya.
Siangnya, saya di bbm salah seorang rekan yang bekerja di pabrik bahwa si Bryan diomelin habis-habisan di depan rekan-rekan yang lain karena ketahuan menggunakan laptop Pak Manager ketika beliau sedang meeting di ruangan lain.
Keesokan harinya, gosip menyebar ke seantero kantor. Ada yang bilang dia curhat ke si manager mengenai pembullyan terhadap dirinya, bagaimana orang-orang di kantor tidak mengajaknya bicara secara sengaja, tidak mengacuhkan dirinya, tidak menawari ikut makan siang, selalu disindir, dsb. Ada yang bilang saat itu dia menyatakan mau resign karena gak kuat lagi. Ada juga yang bilang dia sampai menangis karena diomelin Pak Manager.
Dan dia pun pergi tanpa sepatah kata pun.
Tanpa salam perpisahan. Apalagi surat resign.
Bye Bryan....saya berharap kamu menemukan tempat kerja yang lebih baik daripada di sini, tempat yang bisa menerima kamu apa adanya.
Tapi kalau tetap gak bisa menemukan tempat kerja yang seperti itu, sorry to say this...but the problem is yourself and you have to change.
Tapi untunglah, di samping setiap kelompok pembully, selalu ada kelompok yang bisa menerima kita apa adanya.
Lalu kejadian ini pun terjadi lagi di dunia kerja. Di tempat yang mana saya merasa nyaman bekerja bersama orang-orang yang menyenangkan dengan suasana yang menyenangkan, ternyata tidak selalu begitu adanya, terutama untuk anak baru.
Sebut saja namanya Bryan. Si Bryan masuk dalam 1 divisi yang sama dengan saya, tapi kalau saya lebih menangani pengembangan produk, dia lebih menangani administrasi dan marketing. Bryan, saya akui bukan anak yang good looking. Juga bukan anak yang pintar. Selain itu, 1 atau 2 hari terkadang ia menguarkan aroma tidak sedap alias bau badan. Dia benar-benar adalah tipikal orang yang mudah dibully, mungkin hampir sepanjang hidupnya. Bukannya saya tanpa alasan memberikan pernyataan seperti itu, tapi menurut sumber histori dari orang yang pernah sejurusan dan seangkatan dengannya ketika kuliah, dia adalah tipe orang yang dianggap menyebalkan dan tidak memiliki banyak teman. Kelebihan Bryan adalah, dia orang yang suka bercanda sehingga kalangan orang yang menerimanya menganggap dia lucu dan ramah.
Terus terang saya benci mengakui ini, tapi...dibandingkan kelebihannya, saya merasa dia lebih banyak memiliki hal-hal yang membuat orang tidak menyukainya. Mari kita telusuri melalui interview dari beberapa orang yang pernah berkomunikasi dengan si Bryan.
Interview 1
Q : Kenapa sih lo udah antipati sama Bryan padahal baru ngomong sekali dua kali ? Kan pepatah bilang jika tak kenal, maka tak sayang ?
A : Itu kan karena faktor "M"
Q : Apa itu faktor M ?
A : Faktor MUKA !!!!
Interview 2
Q : Kenapa sih dia ga boleh ikutan naik mobil kalian ?
A : Ntar mobil gw pait !!! Baunya ga nahan.....
Interview 3
Q : Adakah hal yang tidak terlupakan yang pernah terjadi antara Anda dan Bryan ?
A : Banyak banget. Waktu dia baru 2 hari masuk, sebagai anak baru biasanya orang jaga image donk ya ? Lha yang ini....udah berani ambil hape gw tanpa ijin dan mengutak-atik, waktu gw tanya "ngapain lo ?" dia dengan polosnya jawab "Minta lagu-lagu donk...."
Well, sejak saat itu saya merasa, ada yang kurang beres sama ni orang.
Interview 4
Q : Ada rumor yang mengatakan dia itu kepo, seperti apa contohnya ?
A : Yahh....misalnya kita lagi ngobrolin topik ABC berdua aja bisik-bisik, tau-tau dia nyamber aja dan nanya tentang DEF, yang mengindikasikan bahwa dia nguping. Udah gitu topik DEF-nya itu lho yang ngeselin, ga nyambung sama sekali sama topik ABC.
Interview 5
Q : Anda ditunjuk sebagai mentornya, apa pendapat Anda selama memberi pengarahan padanya ?
A : Pertama, dia bukan orang yang pintar, udah kelihatan dari gelagatnya. Well, tapi itu bukan masalah besar selama dia menunjukkan keseriusan dan sikap seseorang yang mau diajarin. Tapi, yang ini kalau gak ngerti bukannya nanya, malah bersikap sok ngerti, lalu ketika ditanya kembali tidak bisa menjawab. Setelah itu cengar-cengir. Pernah juga waktu saya presentasi mengenai perusahaan ini, dia gak fokus dan malah mainan ama produk. Bikin orang kesel !! Dia itu sikapnya kayak anak SMA yang takut dimarahin guru kalau ga bisa jawab soal. Come on....ini bukan dunia seperti itu lagi, dia harus ditabok kali ya biar bangun dan sadar akan sekelilingnya !!!
Q : Upps....tenang...tenangg....sabarrrrr bukkkkk......ini minum air dulu biar ga emosi
Interview 6
Q : Si Bryan dikabarkan genit dan centil, benarkah demikian ?
A : Selama saya duduk di sebelahnya, dia termasuk pendiam dan sadar diri kalau dia ditolak oleh beberapa orang di lingkungan ini. Tapi terkadang dia mengeluarkan statement yang aneh seperti misalnya, sungkan mengajak bicara si A dan si B karena mereka cantik dan imut. Lalu setelah berjabat tangan dengan anak baru yang bening bling bling, tiba-tiba dia mengusap tangannya dan cengar-cengir sendiri. Ketika saya nanya kenapa, dia jawab "akhirnya impian gw terkabul...." itu plus tampang mesum.
Interview 7
Q : Hmm...Bapak Manager, Anda adalah orang yang menginterview dia dan memutuskan untuk menerimanya. Anda sering ditanya mengapa Anda menerima orang seperti Bryan oleh rekan kerja yang lain, apa komentar Anda ?
A : Sebenernya saya buru-buru soalnya udah didesak sama direktur untuk cepat-cepat cari orang. Karena kandidat yang lain kelihatan sombong, jadi saya putuskan memilih yang ini. Selain itu karena di CV-nya dia bilang pernah membantu perusahaan keluarga, jadi saya rasa dia berpengalaman di bidang marketing. Saya baru sadar kalau dia....Rrr...aneh ? Saya mengistilahkan dia "setengah ON"
Interview 8
Q : Saudara Bryan, Anda dikabarkan pernah membantu bisnis keluarga, berapa kira-kira omset perusahaan tersebut ?
Bryan : Ngg....nggak tau ya, itu admin yang ngurusin
Q : Mengapa Anda tidak meneruskan bisnis tersebut dan malah bekerja di perusahaan lain sebagai karyawan ?
Bryan : Saya gak mau dimanja...
Q : Maksudnya ??
Demikian beberapa penggal interview yang berhasil dihimpun dari para rekan kerja di sekeliling Bryan.
Lalu hari nahas itu pun tiba.
Dia dan managernya pergi ke pabrik untuk menghadiri meeting. Si Bryan ke sana tanpa membekali dirinya dengan laptop, padahal beberapa hari sebelumnya dia sempat nanya bagaimana cara meminjam laptop. Saya udah kasi penjelasan, tapi entah kenapa pada hari H, dia tetap tidak membawanya.
Siangnya, saya di bbm salah seorang rekan yang bekerja di pabrik bahwa si Bryan diomelin habis-habisan di depan rekan-rekan yang lain karena ketahuan menggunakan laptop Pak Manager ketika beliau sedang meeting di ruangan lain.
Keesokan harinya, gosip menyebar ke seantero kantor. Ada yang bilang dia curhat ke si manager mengenai pembullyan terhadap dirinya, bagaimana orang-orang di kantor tidak mengajaknya bicara secara sengaja, tidak mengacuhkan dirinya, tidak menawari ikut makan siang, selalu disindir, dsb. Ada yang bilang saat itu dia menyatakan mau resign karena gak kuat lagi. Ada juga yang bilang dia sampai menangis karena diomelin Pak Manager.
Dan dia pun pergi tanpa sepatah kata pun.
Tanpa salam perpisahan. Apalagi surat resign.
Bye Bryan....saya berharap kamu menemukan tempat kerja yang lebih baik daripada di sini, tempat yang bisa menerima kamu apa adanya.
Tapi kalau tetap gak bisa menemukan tempat kerja yang seperti itu, sorry to say this...but the problem is yourself and you have to change.
Subscribe to:
Posts (Atom)