Sunday, 19 June 2016

The Diary of Caymaru - We Will Protect You

Menginjak usia 7 minggu, aku balik ke Jakarta ditemani si mami naik Argo Anggrek.
Sepanjang perjalanan, perut mual bangeeettttt....makan apapun gak nafsu, malah takutnya muntah kalo dipaksa. Akhirnya aku merasa lemes banget setelah 2x muntah di pagi harinya.
Sampai di Jakarta, aku minta nginep aja di Harapan Kita supaya dapet infus dan gak kekurangan cairan.
Setelah masuk IGD dan tes ini itu, akhirnya aku pun nginep karena hari itu hari Sabtu dan hanya ada dokter residen.

Saat mereka tau riwayatku yang menderita ASD + PH + eisenmenger syndrome, para dokter juga memintaku untuk melakukan terminasi kehamilan. Mereka memberiku waktu untuk berunding dengan keluarga.
Hahahaaa....apa yang mau dirundingkan ??? Sejak awal aku menginginkan kehamilan ini, dan aku sama sekali tidak ada rencana untuk menggugurkannya. Jadi tidak ada musyawarah mufakat, mami dan suami semuanya menyerahkan keputusan di tanganku.
Keputusanku sudah bulat....

AKU AKAN MEMPERTAHANKAN BAYI INI SAMPAI AKHIR

Mereka memberikan selembar surat pernyataan penolakan tindakan terminasi. Aku membubuhkan tanda tangan.
Betapa ironisnya ya... sebuah keajaiban bernama kehidupan, bisa dilenyapkan hanya dengan coretan hitam di atas putih.

Seandainya bayi ini bukan rejekiku, seandainya bayi ini belum saatnya hidup di dunia, aku percaya Tuhan akan mengambilnya dengan cara-Nya sendiri.
Tapi bukan dengan coretan tanda tanganku.

Beberapa minggu kemudian, aku kontrol ke dokter jantung yang biasa di Harapan Kita, di mana aku kembali sebulan sekali buat ambil obat BPJS.
Saat aku bilang bahwa aku sedang hamil, dokternya langsung ngomel-ngomel, yang katanya susah proses lahirannya harus diawasi dokter lintas spesialis, harus pake ICU, risiko kematian, bla bla blaaaa.....
Aku sih cuma diem aja, udah tau kok reaksinya bakal gitu, tapi giliran si mami yang kaget kok ini dokter galak bangettt... bukannya ngasi solusi gimana kek, atau at least cara ngomongnya halusan dikit gak usah emosional gitu.
Yah...aku ngerti kok gimana perasaan dokter kalo menghadapi pasien bandel hahahahaaaa....
Akhirnya dia nulis sesuatu di buku status pasien bahwa dia sudah menjelaskan risiko kehamilan dan lagi-lagi aku membubuhkan tanda tangan.

Oke, selanjutnya aku sempat mengecek kondisi janin di beberapa RS seperti di RS Siloam MRCCC, di sana dokter kandungannya gak seberapa pintar tapi dari hasil USG dia bisa tau bahwa kondisi fisik janin masih normal. Aku juga mampir ke RS MMC Kuningan untuk nyobain USG 4D...

Untuk pertama kalinya, aku dan suami bisa melihat cikal bakal wajah CAYMARU aka BABY G.
Dia sangat aktif bergerak, dan dokter bilang dia cowok.

Caymaru 17 weeks

Saat keluar dari klinik, suamiku bilang kalo dia jadi pengen nangis...
Aku tanya kenapa.
Dia bilang,

"Sebelum ini mungkin aku masih punya perasaan untuk membuangnya kalo suatu hari kamu sudah gak kuat lagi. Tapi hari ini sewaktu melihat wajahnya dan bagaimana aktifnya dia bergerak dengan tangan dan kaki yang normal, aku jadi gak tega kalo suatu hari dia harus digugurkan,"

Mendengar perkataannya, entah kenapa aku jadi terharu.
Ternyata naluri kebapakan seseorang bisa muncul ketika melihat calon bayinya :'(

CAYMARU,
you don't need to worry, we will protect you till the end.
Even if someday we lose the battle, I swear I will never give up...




0 comments: